Management Trends zkumparan

Compassionate Leadership Jadi Kekuatan Grab Hadapi Ketidakpastian

Kemampuan berempati dalam memimpin akan menumbuhkan hubungan kerja sama yang bermakna, inspiratif dan produktif di semua level. Hal ini disampaikan oleh Neneng Goenadi, Country Managing Director Grab Indonesia dalam Webinar yang bertajuk “Indonesia Most Powerful Women & Indonesia Young Women Business Leader 2021: Compassionate Leadership di Era Pandemi”. Webinar ini diselenggarakan oleh SWA Media yang menghadirkan pembicara dari enam pemimpin bisnis wanita, salah satunya adalah Neneng Goenadi.

Lebih lanjut dalam pemaparannya Neneng menjelaskan bahwa compassionate leadership atau kepemimpinan welas asih seringkali diidentikan dengan kepemimpinan perempuan, padahal terlepas dari gender, siapa pun bisa memiliki ekspresi welas asih yang berbeda-beda.

“Compassionate leadership itu lebih dari sekedar empati, tetapi lebih kepada mengambil peran aktif dalam merumuskan sebuah solusi, kepedulian, karena ketika karywan tahu bahwa pemimpinnya peduli kepada mereka, maka mereka akan membayar dengan loyalitas, rasa hormat dan pada akhirnya hal ini akan mendorong produktivitas serta kualitas kerja mereka,” jelasnya.

Diakui Neneng, memang pemimpin perempuan kerap mengedepankan sikap welas asih dalam memimpin lebih tinggi dibanding pria. Hal ini menjadikan pemimpin perempuan memiliki kelebihan kekuatan dari segi ikatan emosional dengan karyawannya. “Dan di masa yang penuh tantangan seperti pandemi saat ini, gaya kepeminpinan empati menjadi kekuatan yang memotivasi karyawan menjadi tetap produktif meski bekerja dari rumah dan serba terbatas,” lanjutnya.

Menurutnya para pemimpin harus mengubah gaya manajemen tradisional mereka, untuk bisa menjalankan compassionate leadership ini. Pemimpin harus mau menyediakan waktu untuk memahami yang terjadi, baik yang ada di dalam diri pemimpin sendiri maupun disekitarnya. Neneng sendiri mengaku, selama masa pandemi, dirinya menemukan kembali motivasi “the why factor” baik secara pribadi maupun organisasi yang dipimpinnya. Ada dua nilai di Grab yang menjadi motivasinya yakni, pertama, bagaimana kira bisa menciptakan dampak. Kedua, adalah one-Grab spirit. “Saya sangat bangga melihat tim saya mampu memegang dua value ini sejak pandemi melanda,” jelasnya.

Di Grab, mereka memiliki misi untuk bisa memberikan dampak positif dan meningkatkan kualitas hidup jutaan orang di Indonesia. Untuk bisa mewujudkan misi ini dibutuhkan tim yang solid dan berjalan on the trak, dan agar tim bisa seperti itu, Grab telah meurumuskan 4 nilai yang menjadi prinsip Grabers (sebutan untuk semua yang bekerja di Grab), empat prinsip itu disebut “4H”, yakni Hard, Honour, Humanity, Hunger. Empat prinsip ini, menurut Neneng menjadi panduan Grabers untuk bagaimana harus memimpin, berkolaborasi, memutuskan masalah dan saling dukung.Dan terbukti selama pandemi lalu, Grabers mampu untuk tetap bertahan dan solid.

“Sebagai pemimpin perempuan saya sangat yakin bahwa kepemimpinan welas asih membantu kami menghadapi era bisnis yang penuh ketidakpastian seperti saat ini,” ujarnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved