Management Corporate Transformation Trends zkumparan

Corporate Secretary Juga Butuh Lakukan Transformasi Digital

Corporate Secretary Juga Butuh Lakukan Transformasi Digital
Saat ini, banyak fungsi corsec yang dihadapkan pada kebingungan, salah satunya akselerasi digital (Foto: Hana/Swa)

Saat ini transformasi digital dipandang sebagai suatu keharusan. Berubahnya pola komunikasi dan manajemen perusahaan turut menyumbang alasan mengapa transformasi digital perlu dilakukan di seluruh rangkaian proses bisnis, termasuk corporate secretary (corsec).

Chief of Corporate Secretary, Legal, Communications, and CSR at PT Astra Graphia Tbk Melinda Pudjo dalam webinar SWA bertajuk “The Rising Power of Corporate Secretary: Building Corporate Reputation and Stakeholders Trust,(28/10/2021), menjelaskan, tantangan utama yang muncul di masa pandemi adalah ketidakpastian. Sedangkan corsec selama ini identik dengan compliance, governance, dan terbaisa dengan sesuatu yang tertata rapi dan baik. Oleh karena itu, banyak fungsi corsec yang dihadapkan pada kebingungan.

Salah satu yang terjadi adalah akselerasi digital untuk beradaptasi pada cara kerja dan cara hidup yang baru. Digital ini, sebut Melinda, termasuk dalam menjalankan event-event di bawah tanggungjawab corsec seperti RUPS dan public expose.

“Oleh karenanya, kami melakukan investasi pada peralatan digital. Investasi tak kalah penting dalam mendorong transformasi. Salah satunya adalah kami saat ini sedang membangun in-house studio untuk mengakomodir perubahan format event perusahaan menjadi hybrid. Tahun ini kami sudah melaksanakan full in-house untuk acara-acara perusahaan,” jelas Melinda.

Tantangan selanjutnya adalah business disruption. Menurut Melinda, menjadi tantangan besar bagi Astragraphia untuk mengomunikasikan dengan tepat kondisi perusahaan, tantangan, inovasi yang dilakukan, serta menciptakan optimisme kepada karyawan internal maupun audiens eksternal.

Transformasi digital bukan hanya menerapkan inovasi teknologi terkini dalam sendi-sendi bisnis, tetapi juga mengokohkan pilar lainnya agar transformasi tidak hanya menjadi respon pada kondisi terkini, namun juga untuk membangun resiliensi jangka panjang.

Untuk itu, transformasi juga dilakukan pada people, process, dan product. Menurut Melinda, people atau karyawan Astragraphia harus memiliki mindset embrace agility dan uncertainty. Mindset ini dituangkan dalam peningkatan kapabilitas dan kemampuan tim dalam menyerap perubahan-perubahan terkait transformasi digital, tak terkecuali bagi pemimpin.

“Pada saat ini, kami meyakini peran pemimpin berlipat ganda. Pemimpin dituntut bisa berkomunikasi terutama mengomunikasikan transformasi,” tutur Melinda.

Pada pilar process, operational excellence harus dilakukan. Digitalisasi dan improvisasi harus dilakukan untuk menciptakan pondasi yang baik untuk proses selanjutnya.

“Kami harus mendengar suara customer, berkomunikasi, menjalin relasi, menggunakan cara-cara yang baru, dan lain-lain. Salah satunya adalah kami memperbaiki struktur website perusahaan karena kami tahu digital touch point sangat penting untuk menjadi salah satu channel komunikasi yang reliable,” tutur Melinda menutup penjelasannya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved