Marketing Trends

Dampak Go Digital Bagi Bisnis UMKM Kuliner Lokal

Febry Setiawan pemilk usaha Ayam Bakar Berkah Rachmat. (Dok. Gojek)

Kementerian Perekonomian menyebut bahwa sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah memberikan kontribusi sebesar 61% terhadap Produk Domestik Bruto atau setara Rp8.573 triliun dan menyerap tenaga kerja sebesar 97% dari total penyerapan tenaga kerja nasional. Namun mayoritas bisnis UMKM masih konvensional.

Untuk mengakselerasi perkembangan UMKM agar naik kelas, pemerintah mendorong agar UMKM go digital dan menargetkan pada 2024 sebanyak 30 juta UMKM sudah go digital. Laporan Google, Temasek dan Bain, Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi digital senilai US$124 miliar tahun 2025.

Dampak bisnis UMKM yang go digital dapat memperluas pasar dan meningkatkan pendapatan. Seperti contoh UMKM kuliner khas daerah Ayam Goreng Berkah Rachmat di Jakarta. Berdiri sejak 1960-an, Ayam Goreng Berkah Rachmat dapat terus bertahan berkat menjaga cita rasa yang khas dari kualitas ayam goreng yang sama sekali tidak berubah sejak awal beroperasi.

Pemilik Usaha Ayam Goreng Berkah Rachmat Febry Setiawan menuturkan kunci eksistensi Ayam Goreng Berkah Rachmat selama lebih dari 60 tahun adalah pemilihan bahan baku yang baik, rasa yang khas, dan harga yang kompetitif. Di era digital, usahanya terus adaptif agar bisa bersaing. Ayam Goreng Berkah Rachmat akhirnya bergabung ke platform penjualan makanan daring pada 2017.

“Terbukti usaha kami makin berkembang, terlihat dari kenaikan omzet sebesar 5% – 10% setiap tahunnya. Bahkan, ketika pandemi melanda, 60% dari total penjualan kami berasal dari daring. Selama bergabung dengan ekosistem daring, kami selalu mendapatkan solusi bisnis yang tepat sesuai kebutuhan serta bisa mendapatkan eksposur yang lebih banyak ke pelanggan,” katanya.

Selain Ayam Bakar Berkah Rachmat, pelopor soto khas betawi yang menyajikan kuah soto berbahan dasar gabungan antara susu dan santan tanpa MSG, Soto Betawi H. Ma’ruf juga masuk ke dalam sistem digital. Pemilik Usaha Soto Betawi H. Ma’ruf Mufti Maulana menjelaskan sejak 1943, dirinya konsisten mempertahankan cita rasa otentik betawi dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Kami turut bersyukur dan senang karena berkat bergabung bersama platform penjualan daring, usaha soto betawi kami terus berkembang, bahkan omzet kami meningkat sebesar 30%. Kini, (karena sudah ada di daring) usaha kami semakin mudah ditemukan oleh pelanggan,” katanya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved