Management Trends zkumparan

DBS Benamkan Kekuatan Digital Pada Pengelolaan Talent

DBS Benamkan Kekuatan Digital Pada Pengelolaan Talent

Kehadiran yang berbeda ingin diwujudkan oleh Bank DBS Indonesia dengan mencoba menawarkan konsep banking joyful-nya. DBS Indonesia berusaha membuat customer bahagia saat melakukan kegiatan perbankannya dengan memberikan customer journey yang berbeda. Rasa joyfull yang ingin dibangun tak lepas dari karyawannya yang juga harus bahagia. Kuncinya, menjadikan perusahaan dengan karyawan yang bahagia menjadi salah satu cara menciptakan banking joyfull.

DBS Indonesia berpegang pada performance culture yang disebut dengan PRIDE. PRIDE, kepanjangan dari Purpose driven, Relationship-Ied, Innovative, Decisive dan E! (we are everything fun), menjadi upaya untuk mencapai karyawan bahagia, sekaligus merupakan target bank terbesar di 2020. Cara ini terbukti mengantarkan DBS Indonesia untuk mendapat 34 penghargaan tahun lalu dan juga berhasil mempertahankan 5 tahun pertumbuhan terbaiknya.

Dengan komposisi karyawan dengan rata-rata berumur 34 tahun. Nilai engagement mencapai 89% untuk sisi leadership. Menurut Executive Director Human Resources & Development PT Bank DBS Indonesia, Setia Indrarini, DBS Indonesia sangat komitmen pada development staff dengan training. Attraction rate di tahun 2016 mencapai 9,27%, turun dibanding tahun 2015 yaitu 12,08%. “Komposisi karyawan perempuan DBS Indonesia sebesar 49,7% dan sisanya pria. Mayoritas pendidikannya S1 dan komposisi milenial mencapai mayoritas, yaitu 77%,” jelasnya.

Dari total karyawan, sekitar 38,67% merupakan pemimpin yang berusia rata-rata 38 tahun. Perbandingan gendernya cukup seimbang di level ini, 44% perempuan dan sisanya laki-laki. Tercatat 60,66% dari pemimpin yang ada di Bank DBS tumbuh dari dalam internal bank. “Mereka rata-rata berada di organisasi 6,5 tahun. Sekitar 36% bertumbuh dari talent menjadi senior manager, sedangkan 55% di middle management,” ujarnya.

Bagi VP Learning & Development Human Resources Management PT Bank DBS Indonesia, J. Esther Listyawan, perusahaan mengidentifikasi talent melalui performance dan potensinya. Potensi dilihat dari tiga hal yaitu aspirasi, abillity, dan engagement. Melalu kriteria tersebut, mereka dilihat bagaimana engage dengan perusahaan juga dengan tim, serta bagaimana mereka menjalankan PRIDE. “Pola yang digunakan dalam mengembangkan talent adalah 70:20:10. Perusahaan tidak akan terpaku hanya based on education dan training saja, tapi shifting to experience juga sangat ditekankan,” ungkap Esther.

Untuk talent-talent DBS Indonesia sangat diprioritaskan. Dari mulai staf, mereka sangat internally mobility untuk lowongan posisi di DBS sendiri. Mereka menjadi prioritas karena merupakan internal dan baru jika tidak ada yang berminat DBS Indonesia akan mencari dari luar. “Kami ingin grow from with in dan hack for hire untuk mengambil young talent DBS Indonesia.

Dalam proses rekrutmen, DBS menggunakan sistem gamification. Para pelamar akan masuk dalam sistem PRIDE recruitment gamification. Dari situ akan terlihat apakah mereka sesuai dengan values perusahaan. DBS juga membuat program baru yaitu Leadership Digi Revolution dengan pendekatan mobile learning dan engancge with social learning platform. “Ini diterapkan karena 77% karyawan DBS adalah milenial. Menurut kami mereka ini sulit training dengan model konvensional. Melalui pendekatan baru dengan aplikasi yang bisa diunduh ke ponsel pintar, mereka dapat training dimana saja dan kapan saja,” jelasnya.

DBS Indonesia juga memberikan executive coach untuk senior leaders. Dengan mengundang eksternal dan internal leader untuk memberikan sharing pengetahuan. Ada juga social entrepereneurship training yang merupakan bagian dari CSR. Lewat program ini mereka dapat mengembangkan bisnisnya dan jika bagus dan menang akan berkesempatan dikirim ke Silicon Valley atau belajar ke perusahaan start-up seperti Go-jek.

Di DBS Indonesia, karyawan dapat pindah dari posisinya setelah 2 tahun dari posisi lama. Ada task force project competition yang cross fuctional. “Engagement DBS Bank Indonesia secara keseluruhan 87%, padahal untuk Asia Pasifik hanya 81%. Business result-nya juga paling tinggi, DBS Indonesia juga dianggap paling bagus di Asia Pasifik untuk The Best Franchise,” bangganya.

Reportase: Herning Banirestu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved