Marketing Trends zkumparan

Dentsu Indonesia Bukan Sekadar Tingkatkan Skala Baru Bisnis

Dentsu Indonesia Bukan Sekadar Tingkatkan Skala Baru Bisnis
Prakash Kamdar, CEO Dentsu Indonesia dan Singapura

Dentsu Indonesia memantapkan posisinya sebagai jaringan advertising setelah penunjukan CEO barunya dengan meningkatkan skala baru bisnisnya. Namun bukan itu saja, perusahaan ini juga melakukan restrukturisasi organisasi dengan makin memperkuat dan mengintegrasikan layanan-layanan bisnisnya. Perusahaan juga makin fokus pada pencapaian pertumbuhan bisnis dan dampak positif pada masyarakat di setiap karya-karya yang dihasilkan bersama klien atau pengelola merek.

Dentsu Indonesia adalah jaringan advertising agency yang berbasis di Jakarta dan terdiri dari 11 merek global dan lokal – Carat, Dentsu X, iProspect, Isobar, Dentsumcgarrybowen, Merkle, Vizeum, Dwi Sapta, Dwi Sapta Media, dentsu MainAd dan BeeLive.

Perusahaan ini didukung oleh lebih dari 1.000 talenta yang memiliki kekuatan dalam berinovasi dan membantu klien untuk meningkatkan skala bisnis mereka melalui kemajuan yang berarti di bidang kreatif, media, dan customer experience management (CXM).

“Saat ini 87% talenta Dentsu Indonesia adalah Gwn Z dan milenial. Mereka melayani 3 line service yaitu kreatif, CXM, dan media. Kolaborasi service management akan menjaga momentum yang sudah tercapai diwaktu sebelumnya bisa diteruskan. Dan kini, kami dipimpin oleh Prakash Kamdar yang memiliki pengalaman panjang di industri advertising serta beliau merupakan CEO Dentsu Singapura,” terang Theresia Marenna, Head of HR Dentsu Indoneaia.

Dia menambahkan bahwa kepemimpinan Prakash akan diperkuat dengan hadirnya para pemimpin muda di unit-unit bisnis strategis Dentsu Indonesia yaitu Wisnu Satya Putra yang menjabat sebagai CEO Creative Dentsu Indoneaia dan Arsyad Rahman CEO CXM, Dentsu Indonesia.

Prakash mengungkapkan komitmennya untuk meningkatkan skala bisnis ke depan dan di saat yang sama memberikan dampak positif pada masyarakat Indonesia. Pria yang memiliki 25 tahun pengalaman di integrated marketing, memandang Indonesia memiliki potensi besar bukan saja dilihat dari skala bisnis.

“Kepemimpinan Indonesia tidak diragukan lagi setelah ditunjuk sebagai menjadi President G20, makin menunjukan Indoneaia memiliki kekuatan ekonomi besar, ini daya maghnet pasar yanh besar juga,” katanya. Ia menegaskan bahwa Dentsu Indonesia sebagai integrated media and creative company akan mendukung program-program yang dicanangkan Presiden RI.

Pihaknya ke depan akan mendorong multimarket dan engagement dengan Singapura, mendorong lebih banyak kapabilitas dan integrasi, serta lebih banyak dampak positif yang bisa diberikan untuk Indonesia. Dentsu mendorong kekuatannya lebih terintegrasi dengan komitmennya untuk Scaling New Heights (meningkatkan skala baru) pada tahun 2022 dan seterusnya untuk mendukung prioritas bangsa.

Lebih lanjut dikatakan Wisnu bahwa ke depan yang dilakukan mereka adalah menghubungkan merek dan pengalaman melalui lkekuatan ide dan mengorganksasikannya. “Dentsu memiliki kekuatan yang lengkap dengan layanan-layanannya. Kami memahami merek dengan terus bertransformasi dan inovasi dengan mewujudkan menjadi pengalaman yang mengesankan bagi konsumen,” katanya.

Ia menyebut ada lima tren di 2022: NFT, Metaverse, personalisasi, pemahaman terhadap perubahan iklim, dan personal bubble. “Kami sebagai agensi harus bisa menjawab tren tersebut, harus bisa memberikan pesan yang lebih baik ke masyarakat, pesan yang bermanfaat. Pesan itu akan dirasa oleh masyarakat bahwa itu sangat terelasi dengan dirinya,” katanya.

Menjawab tren metaverse, diungkap Wisnu, Dentsu akan meluncurkan marketplace Metaverse miliknya sendiri – ‘Bitaverse’. Mixed Reality Marketplace yang pertama di Indonesia, di mana sebuah merek dapat memiliki, membangun, dan menjual barang dagangan virtual bersama dengan produk nyata mereka.

Para pemilik merek akan diajak mencoba tahun ini sebelum layanan ini diluncurkan pada semester pertama tahun depan. “Layanan ini merupakan mix reality experience with metaverse. Konsumen akan bisa mengeksplor store melalui metaverse, ada semacam virtual mal, diintegrasikan dengan pengalaman berbelanja. Kami akan membantu para pelaku bisnis untuk buy, own and setup virtual space dan NFT,” terangnya.

Menurut Arsyad, CXM akan memberikan konsumen multiple touch point lewat interaksi konsumen dengan merek. Ia kemudian mengutip riset bahwa saat ini 66% konsumen memilih pengalaman belanja bersama merek menentukan pembelian dan 56% konsumen memutuskan berhenti membeli produk karena pengalaman yang buruk. Di sisi lain komsumen saat ini agak fragile, 64% konsern pada keamanan data, di lain pihak 62% konsumen juga ingin merek benar-benar memahami mereka secara personal,” papar Arsyad.

Selain itu, konsumen digital saat ini semakin tidak toleran dalam hal menerima pesan dan konten yang tidak relevan. Mereka berhadap merek bisa jadi lebih personal. “Dengan peluncuran layanan-layanan CXM yang berkolaborasi dengan unit media dan unit kreatif di Dentsu, kami hadir untuk memberdayakan klien kami dalam memberikan pengalaman yang dipersonalisasi dalam skala besar, melalui inisiatif transformasi data dan digital,” jelasnya.

Menurut Prakash dalam dua tahun terakhir kita menghadapi tantangan dalam menavigasi pandemi. “Kami mendorong gotong royong spirit dalam menghadapi tantangan tersebut dengan membawa orang-orang bersama menghadapi dan mencapai prestasi yang bisa dibanggakan,” katanya.

Dalam mendorong kinerja bisnisnya tahun ini, Prakash menegaskan, pihaknya juga akan memainkan perannya dalam mencapai tujuan bangsa terutama ekonomi digital dan Environment, Sustainability, and Governance (ESG) dengan cara menjadi A Force for Growth and Good. “Kami memiliki fondasi dan kesadaran digital yang kuat di dentsu Indonesia yang akan terus kami perkuat sehingga kami dapat meningkatkan dan membantu Indonesia mencapai ketinggian baru,” tandas CEO dentsu Indonesia dan Singapura.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved