Management Trends zkumparan

Di Balik Keberhasilan Pertamina Lubricants Memimpin Pasar Oli

Presiden Direktur PT Pertamina Lubricants, Afandi.

Sejak tahun 2013, PT Pertamina(Persero) telah melakukan spin off unit bisnis pelumas menjadi perusahaan sendiri dengan nama PT Pertamina Lubricants. Siapa sangka 5 tahun kemudian, perusahaan ini menempati posisi empat besar penyumbang keuntungan bagi induknya.

Saat ini, Pertamina Lubricants telah menjadi pemimpin pasar oli dengan pangsa pasar sekitar 59% dan ekspansi ke 17 negara. Menurut Presiden Direktur PT Pertamina Lubricants, Afandi, keberhasil yang diraih perseroan tidak lepas dari penerapana tata nilai yang diturunkan ke dalam prinsip 6C, yaitu Clean, Competitive, Confident, Customer focused, Commercial, dan Capable. “Jelas kami ingin menjadi perusahaan pelumas kelas dunia. Saat ini posisi Pertamina Lubricants masih di 25 besar dunia, kami ingin menjadi 15 besar dunia di tahun 2020,” tambahnya.

Menuju 2020, saat ini Pertamina Lubricants sedang dalam tahap accelerating profitable growth atau meningkatkan kecepatan pertumbuhan bisnis perusahaan. Pilar perusahaan telah diperkuat di tahun 2017 hingga mencapai pertumbuhan 12% dibandingkan tahun sebelumnya.

Untuk menjadi Top 15 World Lubricants Player, Pertamina Lubricants memiliki lima strategi, pertama, agressive marketing untuk mempertahankan pasar yang begitu besar di antara pesaing yang masuk ke Indonesia. Kedua, operations excellence dengan membangun pabrik di Jakarta dengan nilai investasi Rp1 triliun . Pembangunan pabrik baru ini untuk mengggantikan pabrik lama yang dibangun pada tahun 1940-an. “Intinya dalam hal operations excellence, kami harus bisa bersaing dari sisi cost leadership supaya tetap menjadi majority market leader di dalam negeri,” ungkapnya.

Strategi ketiga, overseas business acceleration untuk memperbesar bisnis di luar negeri karena di dalam negeri, pangsa pasar Pertamina Lubricants sudah cukup kuat yaitu 59%. Upaya ini merupakan benchmark angka market share tertinggi di dunia. Dan anak perusahaan Pertamina ini mampu mengalahkan satu perusahaan pelumas di Amerika yang menguasai pangsa pasar 35%.

Jurus keempat, in-organic growth, dilakukan dengan mulai mengakuisisi perusahaan oli luar negeri. “Kami telah mengakuisisi pabrik di Thailand tahun 2014, dengan merek Amaco Production Co. Ltd.,” ceritanya.

Kelima, new business execution. Pertamina Lubricants memiliki banyak kajian untuk tahun ini dan tahun mendatang untuk bisnis baru selain lubricants. Masih dalam kisaran lubricants, salah satu yang telah berhasil dieksekusi adalah komponen aditif (komponen dari lubricants) yang diekspor ke Australia, Singapura, dan Thailand. Kelimanya ini yang menjadi pegangan untuk dieksekusi di tahun ini dan masa mendatang.

Keberhasilan Pertamina Lubricants menjadi technical partnership Lamborghini pada tahun 2015, ikut mengembangkan salah satu jenis oli bernama Fastron Premium. Upaya ini menjadi salah satu strategi untuk menyaingi di level global. “Tahun 2016, kami meluncurkan pelumas FoodGrade bersertifikasi halal pertama di Indonesia dan peluncuran Meditran SX Bio. Tahun 2017 dilakukan pengiriman perdana VM Protecto ke Pertamina Lubricants Thailand Co.Ltd. sekaligus kontrak kerjasama PT Pertamina Lubricants dengan Ashrafco Mesir,” jelasnya.

Pertamina Lubricants Representative Office juga diresmikan di Sydney tahun 2018. Australia menjadi pasar yang dituju karena di negara tersebut tidak terdapat kilang pelumas atau kilang BBM. Unit produksi Pertamina Lubricants memiliki tiga pabrik dalam negeri dan satu pabrik di Thailand. Untuk bahan baku diproduksi pabrik di Cilacap dan Dumai. Salah satu kekuatan Pertamina Lubricants di domestik karena memiliki saluran distribusi merata dari Sabang hingga Merauke.

Riset dan pengembangan produk juga selalu menjadi kunci utama untuk selalu menang di persaingan. Investasi untuk riset setiap tahunnya sekitar Rp100 miliar. “Kami adalah satu-satunya perusahaan pelumas di Indonesia yang memiliki laboratorium uji oli tersendiri. Kami memiliki 24 depot supply & 160 distributor di dalama negeri dan 17 distributor di luar negeri,” ungkap Afandi.

Layanan purna jual juga menjadi kekuatan perusahaan, ditambah adanya ILMA (Integrated Lubrication Management Academy) sebagai akademi yang disiapkan untuk distributor dan konsumen. Perusahaan juga sudah masuk go digital di berbagai jenis dengan memasarkan produknya di berbagai e-commerce, tapi memang hanya 5% kontribusi dari keseluruhannya.

Reportase: Yosa Maulana

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved