Technology Trends zkumparan

Digibank Operasikan Verifikasi Biometric E-KYC Store

Leonard Koesmanto, Head of Digital Banking PT Bank DBS Indonesia dan Mikael Jasin , Coffee Director St. Ali Coffee. (Photo: Anastasia/SWA)

Setelah melakukan transformasi menjadi digital banking, Bank DBS Indonesia kembali membuat terobosan dengan mengoperasikan verifikasi biometrik e-KYC Store untuk pembukaan rekening bank di kedai kopi di wilayah Jakarta, Tanggerang, Bandung, dan Surabaya.

Tercatat ada 21 kedai kopi di 4 kota kawasan urban yang sudah bekerjasama dengan bank asal Singapura ini. “Kami mengenalkan cara unik dalam membuka rekening baru, yaitu dengan sistem verifikasi biometric di e-KYC store ini. Layanan ini adalah bukti nyata kami di ranah digital innovation dalam dunia perbankan,” kata Leonard Koesmanto, Head of Digital Banking PT Bank DBS Indonesia di acara peluncuran di Jakarta (24/1/2018).

Terobosan ini merupakan upaya Bank DBS dalam memenuhi kebutuhan masyarakat urban yang serba cepat dan instan. Pihaknya melihat telah terjadi perubahan gaya hidup masyarakat urban dalam bekerja dan menikmati kopi. “Millenial lebih suka bekerja di kedai kopi, baik itu karyawan ataupun entrepreneur. Nah, kami mencoba untuk memudahkan para anak muda ini untuk membuka rekening selagi mereka minum kopi,” ujarnya.

Ke depan, tidak menutup kemungkinan Bank DBS akan membuka e-KYC Store di toko kopi lain dan area bioskop. “Kita lihat hasilnya nanti seperti apa, jika memang berhasil, ada kemungkinan untuk buka di kedai lain, atau mungkin juga di biskop. Kedepan juga rencananya kami akan bekerjasama dengan startup logistik di Indonesia untuk memudahkan mobilitas agen dalam menjemput nasabah,” kata Leonardo.

Lebih jauh, digibank by DBS juga menawarkan fitur yang inovatif yang dapat memudahkan nasabah seperti chat transfer yang dilayani oleh virtual asisten yang digunakan untuk melakukan transfer dana hanya dengan cara mengetik, spending tracker atau fitur perencanaan dan pengawasan finansial untuk membantu nasabah dalam mengelola uang dan soft token, yakni fitur keamanan dengan sistem pengaman in-built.

“Perbankan pada umumnya menggunakan one-time password (OTPs) untuk setiap kali transaksi sebagai otoritasi. Namun di digibank, OTPs hanya dilakukan sekali di awal ketika setelah selesai melakukan verifikasi,” kata dia.

Dengan investasi sebesar Sin$ 200 juta yang digelontorkan induk perusahaan untuk pengembangan digital banking, pihaknya optimistis dapat menghimpun 3,5 juta nasabah dalam 5 tahun ke depan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved