Marketing Trends zkumparan

Digital Mendisrupsi Bisnis, Kolaborasi Jadi Solusi

Digital Mendisrupsi Bisnis, Kolaborasi Jadi Solusi

Mohamad Feriadi, Chairman Asperindo (kanan) dan Adam Paulus, Project Director e2eCommerce 2017

Pertumbuhan pengguna internet yang tinggi di Indonesia saat ini hingga 123 juta lebih menjadi keharusan pelaku bisnis untuk masuk ke dunia digital, termasuk para UKM.

Namun bagi UKM, go digital bukan perkara mudah, mengatasi solusi ini, kolaborasi menjadi solusi. Hal inilah yang digagas Asperindo (Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman, Express, Pos dan Logistik Indonesia) dengan menyediakan platform ecommerce logistik bersama untuk anggota-anggotanya. Hal ini disampaikan Mohamad Feriadi, Chairman Asperindo selepas pembukaan perhelatan e2eCommerce Indonesia ke-2 di Balai Kartini Jakarta (10/10/2017).

“Saat ini era kolaborasi, masing-masing membutuhkan satu dengan lainnya. Makanya kami mendorong satu platform ecommerce logistik ini dengan nama ALIS atau Asperindo Integrated Solution,” kata pria yang juga Presiden Direktur JNE ini. Ia menambahkan, ALIS ini tentu akan sangat menolong terutama anggota Asperindo yang belum memiliki dukungan IT dalam bisnisnya terutama yang masih UKM, agar bisa merasakan pertimbuhan ecommerce yang sedang tumbuh pesat ini.

“Investasi nol, run rate setelah berjalannya ALIS. Jadi per pick up barang nantinya akan dikenakan biaya Rp 100 buat anggota Asperindo. Platform bersama ini sedang dalam tahap implementasi, memang baru 15 yang menyatakan bersedia dari 200 perusahaan anggota Asperindo. Tapi ALIS ini mandatori, anggota yang sudah punya dukungan IT dalam bisnisnya pun wajib bergabung,” tegasnya.

Dijelaskan Feri, misalnya PT Pos, Tiki dan JNE walau sudah punya, tetap harus bergabung juga. Karena tujuan dibangunnya ALIS, diharapkan pelaku bisnis logistik yang besar bisa mendukung UKM di daerah yang belum terjamah ecommerce dan tentu saja diyakini langkah integrasi akan meningkatkan pendapatan perusahaan bersama-sama.

“Indonesia beda karakternya, sebagai negara kepulauan, tantangannya berbeda dengan China yang infrastruktur juga bagus, logistik provider tidak memberikan pilihan,” terangnya sambil menyebut dalam tiga tahun terakhir pertumbuhan JNE rata-rata 30 persen per tahun.

Di Indonesia memberikan beberapa pilihan layanan pengiriman seperti hari ini sampai, dua hari sampai dan sebagainya. Integrasi ini justru membantu pelaku logistik, karena sesungguhnya keputusan pengiriman di tangan konsumen.

Adam Paulus, Project Director Perhelatan e2eCommerce Indonesia 2017 PT Omni eComm Expo—anak usaha SingEx Exhibitions yang merupakan penyelenggara perhelatan ini, menuturkan, pelaku UKM terutama di bidang logistik, membutuhkan backbond yang kuat untuk mendukung perkembangan bisnis mereka di era digital ini.

“Era digital juga membutuhkan terbangunnya ekosistem dan keamanan yang kuat. Melalui perhelatan dua hari ini kami berharap bisa membuka kolaborasi pelaku bisnis di Indonesia,” ujarnya. Ini merupakan kali kedua perusahaan yang merupakan bagian dari Grup Temasek ini menyelenggarakan perhelatan ini.

“November tahun lalu kami mengadakan di Hotel Mulia, tahun ini lebih luas areanya. Karena yang ikut dua kali lipagt dan ada sekitar 10-12 delegasi Singapura juga turut ambil bagian,” terangnya.

Dalam acara yang diadakan hingga 11 Oktober ini juga diadakan business matching. Adam mengamini yang disampaikan Feri, kolaborasi menjadi kunci di era disrupsi digital ini. “Targetnya digital transformasi para UKM bisa tercapai karena produk Indonesia sebenarnya tidak kalah saing dengan produk luar, “dia menjelaskan.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved