Management Trends zkumparan

Disrupsi dan Peran Non Tradisional CFO

Disrupsi dan Peran Non Tradisional CFO
Karina Saridewi, Konsultan Robert Walters Indonesia

“Para Chief Financial Officer (CFO) di era VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity) masa kini memiliki tugas baru yang non tradisional di antara tugas mereka sehari-hari yang strategis,” ujar Karina Saridewi, Konsultan Robert Walters Indonesia.

Mengapa CFO dan VUCA memiliki keterkaitan satu sama lain? Sejalan dengan disrupsi yang terjadi di beragam industri dan sektor bisnis, para CFO memiliki satu lagi tugas untuk dipenuhi. Para CFO, saat ini selain berperan sebagai mitra strategis dan memiliki peran minimum dalam mengelola operasional dan sistem, diharapkan untuk berperan maksimal dalam tugas-tugas non-traditional.

Apa saja tugas non tradisional terebut? Pertama, digitalisasi. Peran CFO “dibentuk” kembali oleh empat faktor pendorong disrupsi yaitu: digital, data, risiko atas ketidakpastian dan regulasi. Profil, latarbelakang dan prioritas para CFO menjadi lebih beragam sejalan dengan organisasi yang membutuhkan keahlilan non tradisional dan tinjauan akan masa mendatang untuk membantu para CFO dalam menghadapi beragam tantangan.

Tugas non tradisional kedua adalah strategy. Ketiga, pengembangan sumber daya manusia (SDM). CFO harus bekerja sama dengan mereka yang bertugas mengurus SDM dalam menentukan karyawan yang berpotensi dan mengembangkan kapasitas mereka. Soft skills, komunikasi dan jenjang karier masih tetap berperan sebagai kunci dalam strategi SDM.

Namun, bukan bisnis namanya jika tidak ada tantangan. Dalam digitalisasi, terdapat beberapa yang perlu dipertimbangkan dalam menerapkan teknologi baru, termasuk kurangnya pemahaman atas kesempatan yang ada dan perlu ada visi yang jelas akan penggunaan teknologi.

Sementara itu dalam strategi dan pengembangan SDM, sebanyak 31% CFO menemukan kesulitan dalam merekrut karyawan milenial yang efektif dan memiliki kemampuan sebagai profesional dalam bidang keuangan.Dengan dua tugas dan tantangan tersebut, apa yang menjadi tugas CFO ketika bisnis terkena disrupsi?

Menurut Karina, 70% dari perusahaan yang melakukan transformasi digital memiliki Return of Investment yang meningkat secara nyata dalam dua 12 bulan belakangan, meski ada beberapa tantangan yang disebutkan di atas.Dengan data tersebut, CFO memegang perting dan banyak mata menuju mereka yang memegang posisi ini karena tugas non tradisional mereka: mendorong transformasi.

Para pembuat keputusan dalam perusahaan mengamati CFO dalam mendorong, memimpin dan terus menerus melaksanakan transformasi dengan tiga cara. Pertama, mengukur tingkat keberhasilan dari perubahan yang dilakukan dalam perusahaan. Kedua, melihat perbaikan margin dan cash flow ketika transformasi terjadi. Ketiga, menetapkan Key Performance Indicator sebelum dan sesudah transformasi.

“Ada beragam tugas non tradisional CFO di era VUCA ini dengan transformasi sebagai hal yang strategis untuk dilakukan, sehingga banyak yang bertanya-tanya: apakah para CFO telah melakukan transformasi,” ujar Karina dalam rilisnya di Jakarta (17/5/2019).

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved