Trends Economic Issues zkumparan

Ditjen PEN Targetkan Eskpor Non Migas Capai US$ 138,74 Miliar

Ditjen PEN Targetkan Eskpor Non Migas Capai US$ 138,74 Miliar

Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan RI, tahun ini menargetkan peningkatkan eskpor non migas sebesar 5,6 persen atau menjadi sebesar US$ 138,74 miliar. Komitmen Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan ekspor dimanifestasikan dalam beberapa hal, salah satunya dengan mempertemukan para eksportir untuk berdialog dan menjalin jejaring dalam ajang Gathering Penerima Primaniyarta di Auditorium Kemendag, Selasa (6/6/2017).

Primaniyarta merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Pemerintah Indonesia melalui Kemendag kepada eksportir yang dinilai paling berprestasi di bidang ekspor dan dapat menjadi teladan bagi eksportir lain.

“Selain untuk menyinergikan semua potensi dan jaringan, gathering ini diharapkan menjadi wadah dialog eksportir nasional dalam mencari solusi bersama terkait kendala, hambatan, dan permasalahan yang dihadapi,” ungkap Dirjen PEN, Arlinda, saat membuka gathering.

Kebijakan Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor bagi Industri Kecil dan Menengah (KITE-IKM) yang diluncurkan Presiden RI Joko Widodo pada 30 Januari 2017 juga dibahas dalam gathering. KITE-IKM merupakan upaya menggenjot ekspor IKM melalui insentif fiskal dan kemudahan ekspor.

“Fasilitas KITE-IKM diharapkan lebih menggairahkan sehingga ekspor lebih meningkat, kontribusi terhadap produk domestik bruto lebih besar, dan penyerapan tenaga kerja lebih tinggi,” dia menegaskan.

Dalam acara ini, dipaparkan juga ragam pembiayaan ekspor oleh Indonesia Eximbank dan Standard Chartered Bank. Skema pembiayaan ekspor khusus berupa diskonto wesel ekspor yang dapat membantu kelancaran cash flow eksportir.

Penerima Primaniyarta diberikan skema pembiayaan ekspor khusus dari Indonesia Eximbank dan Standard Chartered Bank. “Indonesia Eximbank memfasilitasi pembiayaan ekspor dengan skema komersial yang dapat menjadi alternatif pembiayaan. Fasilitas tersebut berupa pembiayaan modal kerja ekspor, pembiayaan investasi, penjaminan, asuransi, dan fasilitas pembiayaan perdagangan,” jelasnya.

Gathering dihadiri perusahaan penerima Primaniyarta tahun 2013-2016, tim juri, tim evaluasi Primaniyarta 2016, serta para eksportir Indonesia yang tergabung dalam Customer Service Center (CSC) binaan Ditjen PEN. Narasumber sesi dialog yang dihadirkan berasal dari Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan, Standard Chartered Bank, Indonesia Eximbank, dan Majalah SWA.

Penghargaan Primaniyarta 2017 dikelompokkan dalam 4 kategori, yakni Eksportir Berkinerja, Pembangun Merek Global, Eksportir Potensi Unggulan Ekspor, dan Eksportir Pelopor Pasar Baru. Persyaratan utama Primaniyarta adalah tidak bermasalah dengan perbankan, perpajakan, lingkungan industri, ketenagakerjaan, dan merek.

Untuk diketahui, sejak penyelenggaraannya pada 1992 hingga 2016, telah terpilih 334 perusahaan penerima Primaniyarta. Dalam periode tersebut, beberapa perusahaan berhasil menyabet Primaniyarta beberapa kali, antara lain PT Musim Mas, PT Growth Asia, PT Megasurya Mas, PT Bumitangerang Mesindotama, PT Selamat Sempurna Tbk, PT Toyota Motor Mfg Indonesia, PT Bio Farma, PT Bitratex Industries, PT Gajah Tunggal Tbk, PT Indesso Aroma, dan PT Indorama Synthetic Tbk.

Editpr : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved