Sejak didirikan pada 20 Januari 2015, Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Bekraf) secara agresif melakukan berbagai langkah strategis guna meningkatkan ekonomi kreatif Indonesia. Salah satu langkah lembaga pemerintahan non kementerian ini adalah membuka informasi seluas-luasnya tentang bagaimana membangun usaha di bidang ekonomi kreatif.

Bekraf meluncurkan buku panduan pendirian usaha bagi calon wirausaha yang ingin memulai dan mengembangkan usaha ekonomi kreatif. Ada 9 judul buku yang dikeluarkan oleh Bekraf. Menariknya, Bekraf tidak hanya menyediakan buku panduan ini dalam bentuk buku cetak, tetapi juga dalam format buku elektronik atau e-book. Diharapkan dengan format e-book, masyarakat dengan mudah mengakses buku panduan ini di manapun dan kapan pun.

Menurut Joseph Pesik, Wakil Kepala Bekraf, 9 buku panduan usaha bidang ekonomi kreatif tersebut disusun secara spesifik berdasarkan minat, contohnya panduan pendirian usaha kriya batik, panduan usaha fashion muslim, panduan usaha kuliner soto, panduan usaha game digital atau aplikasi digital dan sebagainya. “Semua itu berdasarkan survei sektor ekonomi kreatif yang paling menjanjikan dan disusun secara spesifik sesuai dengan minat pelaku usaha,” imbuhnya.

Buku yang merupakan hasil kerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ini diharapkan dapat mendorong pengembangan usaha ekonomi kreatif di Indonesia ke depan. Selain lengkap, buku ini mudah dipahami karena disusun dengan penulisan yang sesederhana mungkin. Mulai dari peluang usaha, permodalan, manajemen produksi dan SDM, keuangan dan pemasaran, hingga legalitas dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) lengkap dibahas di dalam buku ini. “Buku ini dikemas agar mudah dimengerti dan diterapkan oleh siapa pun yang ingin memulai dan mengembangkan usaha ekonomi kreatif,” katanya. Sebelumnya pada 31 Juli bersamaan dengan peluncuran buku panduan ini dibagikan 600 eksemplar buku ini pada peserta yang hadir dan calon pelaku usaha.

Buku ini disusun berdasarkan hasil studi, Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dengan melibatkan para akademisi, pakar dan pelaku yang selama ini sudah banyak bergelut dalam usaha ekonomi kreatif. Dan yang kerap terlupa dalam usaha di bidang ekonomi kreatif adalah HKI. Maka itu dalam buku ini dibahas serius agar pemahaman terhadap pentingnya perlindungan HKI para pelaku usaha kreatif meningkat.

Editor : Eva Martha Rahayu