Management Technology Trends zkumparan

East Ventures Tutup Dana Investasi Keenam Rp1 Triliun

East Ventures Tutup Dana Investasi Keenam Rp1 Triliun
Managing Partner East Ventures (kiri-kanan) Willson Cuaca, Batara Eto,Taiga Matsuyama

Perusahaan modal ventura (VC) asal Indonesia, East Ventures (EV), mengumumkan penutupan dana investasi keenam sejumlah US$75 juta (sekitar Rp1 triliun), di Jakarta (21/8/2019). Angka ini 2,5 kali lipat lebih besar dari target awal mereka yakni US$30 juta (Rp427 miliar). Dana investasi yang oversubscribed ini didukung oleh beragam investor kuat yang terdiri atas para high net worth individuals (HNWI), family offices di Asia, fund of funds, dan beberapa sovereign wealth funds.

Para HNWI yang turut berpartisipasi pada dana investasi ini adalah Wang Xing (CEO dari Meituan-Dianping), Eduardo Saverin (Co-Founder Facebook), dan Kaling Lim (Co-Founder Razer). Institutional investor yang turut bergabung dengan dana investasi ini antara lain Pavilion Capital, Adams Street Partners, dan Temasek. Beberapa family offices seperti Sinarmas Group, Triputra Group, dan Emtek Group yang berasal dari Indonesia juga turut mendukung dana investasi ini.

Hal tersebut sejalan dengan visi EV untuk mendukung ekosistem startup di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Dengan memanfaatkan keahlian lokal mereka, EV akan terus aktif menyediakan pendanaan tahap awal (seed funding) hingga Seri A bagi para startup dari semua sektor dan industri.

Partisipasi para investor pada dana investasi keenam ini didorong oleh kesuksesan tiga dana investasi EV sebelumnya dengan 30 exit terkenal seperti Disdus yang diakuisisi oleh startup asal Amerika Serikat Groupon pada awal tahun 2011 dengan kurang dari satu tahun setelah EV memberikan investasi. Pada tahun 2017, startup yang didukung oleh EV juga diakuisisi oleh dua unicorn Asia Tenggara: Grab mengakuisisi Kudo dan Gojek mengakuisisi Loket. Pada tahun 2018, sebuah proses merger dan akuisisi yang sukses di sektor Software as a Service (SaaS) terjadi lewat akuisisi Sleekr terhadap Jurnal dan Talenta, keduanya merupakan portofolio dari EV. Pada tahun 2019, portofolio lain yang bernama Bridestory diakuisisi oleh startup unicorn tanah air, Tokopedia.

Didirikan satu dekade lalu, EV merupakan pionir dari perusahaan modal ventura di Indonesia yang dikelola oleh Willson Cuaca, Batara Eto, dan Taiga Matsuyama. East Ventures adalah satu-satunya perusahaan modal ventura asal Asia Tenggara yang performa ketiga dana investasinya masuk ke kuartil teratas Preqin bersama empat VC global lain. East Ventures juga dinobatkan sebagai salah satu investor tahap awal paling aktif di dunia menurut Crunchbase pada tahun lalu.

EV juga punya misi untuk mendukung pertumbuhan Indonesia dengan mendorong perkembangan usaha kecil dan menengah (UKM) dan membangun ekosistem lokal. Hingga saat ini, perusahaan telah berinvestasi pada lebih dari 160 startup, yang secara total telah menerima lebih dari US$4 miliar (sekitar Rp57 triliun) dana investasi lanjutan (di luar investasi yang diterima Grab), yang disalurkan ke Indonesia dan secara alami berkontribusi pada terbentuknya infrastruktur digital di Tanah Air. Tahun lalu, EV meluncurkan dana investasi gabungan untuk startup tahap lanjutan (joint growth fund) senilai US$200 juta (sekitar Rp2,8 triliun) yang bernama EV Growth.

Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures, mengatakan, sebenarnya pihaknya bisa menambah lebih banyak lagi, namun ingin mempertahankan disiplin tertentu di era euforia ini. Penting bagi ekosistem ini untuk mempertahankan kecepatan value creation agar dapat sesuai dengan valuation expectation. Hal ini akan berdampak pada performa dana investasi bagi para pemangku kepentingan, yaitu para pendiri startup, mitra bisnis, dan investor. “Yang terpenting, kami bisa dikenal sebagai dana investasi dengan performa terbaik, dibanding sebagai dana investasi terbesar di Asia Tenggara,” ujar dia.

Melalui dana investasi keenam ini, East Ventures telah berinvestasi pada berbagai vertikal baru: inklusi UKM, new retail, fintech, berita dan media, layanan kesehatan (healthcare), rantai pasokan (supply chain), dan transformasi digital. Hal ini mencakup investasi untuk Wahyoo, Stockbit, Allsome Fulfillment, Katadata, Cicil, Mekari, Kedai Sayur, Advotics, The FIT Company, dan Nalagenetics.

Sebagai pemegang saham di tiga startup unicorn Asia Tenggara, perusahaan telah membangun portofolio dengan pertumbuhan cepat seperti Traveloka, Tokopedia, Kudo (sekarang Grab), Loket (sekarang Gojek), ShopBack, Ruangguru, Sociolla, IDN Media, Waresix, dan MokaPOS. EV juga merupakan investor pertama bagi sebagian besar perusahaan-perusahaan tersebut. Selama tiga tahun terakhir, EV juga memperkenalkan beberapa proyek internal seperti CoHive, Warung Pintar, dan yang terbaru, Fore Coffee.

Co-Founder dan CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, mengatakan, “East Ventures adalah salah satu dari investor pertama Tokopedia.

Co-founder dan CEO Traveloka, Ferry Unardi, mengatakan, dukungan yang diterima dari East Ventures pada masa-masa awal Traveloka terbukti sangat berharga bagi kesuksesan perusahaan.

Co-Founder Ruangguru, Adamas Belva dan Iman Usman, berkomentar, “Sebagai investor pertama kami, East Ventures telah berperan penting dalam perjalanan Ruangguru. Mereka sangat aktif menghubungkan kami dengan investor, pemain industri, pemangku kepentingan, dan mitra potensial lainnya.”

Menurut riset dari Google dan Temasek, Indonesia memiliki basis pengguna internet terbesar di Asia Tenggara dengan 150 juta pengguna dan pasar ekonomi internet terbesar di kawasan ini yang bernilai US$27 miliar (sekitar Rp385 triliun) pada tahun 2018. Indonesia juga merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi internet tercepat dengan pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 49% dari tahun 2015 hingga 2018, dan siap untuk tumbuh hingga mencapai angka US$100 miliar (sekitar Rp1.425 triliun) pada tahun 2025.

Dana investasi baru ini akan mendorong misi East Ventures untuk membangun infrastruktur digital di Indonesia dan menciptakan peluang bagi para pengusaha digital muda untuk membangun perusahaan yang kuat dan berkelanjutan di Asia Tenggara.

Editor: Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved