Trends Economic Issues

Ada Ancaman Gejolak dan Resesi, Ini Prediksi Ekonomi RI Tahun 2023

Gejolak ekonomi global dan perang yang belum berakhir, ahli ekonomi memprediksi nasib ekonomi RI pada tahun 2023. (Ilustrasi AP 2)

Menjelang tahun baru 2023, dunia dikhawatirkan akan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Gejolak politik, perang, ancaman resesi, dan inflasi membayangi perekonomian negara di dunia termasuk Indonesia. Namun, ekonom memprediksi ekonomi RI tahun 2023 akan baik-baik, saja.

Hal tersebut disampaikan ekonom Perbanas Insitute Piter Abdullah, dalam wawancara bersama SWA, Senin (26/12/2022). Menurut Piter, suramnya kondisi ekonomi global sudah terjadi tahun ini, di mana negara-negara maju sudah mengalami inflasi yang tinggi, bahkan beberapa sudah resesi.

“Indonesia (tahun 2022) baik-baik saja. Karena struktur ekonomi Indonesia itu berbeda dengan negara-negara lain. Ekonomi Indonesia itu lebih bertumpu pada ekonomi domestik. Jadi kalau ekonomi indonesia itu domestiknya bagus walaupun terjadi gejolak global ekonomi indonesia tidak banyak terganggu,” kata Piter saat ditemui di bilangan Pasar Minggu.

Piter yang kini menjadi Executive Director Segara Research Institute menegaskan, berkaca dari kondisi tahun 2022, ekonomi Indonesia tahun 2023 akan mengalami hal yang sama. Di mana tahun 2022 ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas 5 persen walaupun global sudah gonjang-ganjing, akibat perang.

“Ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh dengan baik dan positif, walaupun kondisi global belum membaik masih mengalami gonjang ganjing. Tahun 2023 perkirakan Indonesia masih bisa tumbuh di kisaran 4,75% sampai 5,5%. Perekonomian tahun depan itu ditentukan oleh domestik, dan domestik kita sangat terbantu oleh meredanya pandemi,” ucap Piter optimistis.

Piter beralasan, meredanya pandemi Covid-19 membuat kepercayaan masyarakat untuk beraktivitas normal seperti jalan-jalan, wisata, nongkrong, dan pergi ke mall, meningkat. Kembalinya kepercayaan masyarakat untuk beraktivitas normal membuat konsumsi rumah tangga naik yang secara otomatis roda perekonomian bergerak.

“Karena kontribusi konsumsi rumah tangga (terhadap PDB) itu kisaran 60%. Kalau konsumsi sudah tumbuh baik, investasi pasti mengikuti. Di sisi lain, kalau bercermin pada tahun ini, maka ekspor kita akan tetap tumbuh positif. Kita akan masih mendapatkan surplus, harga komoditas diperkirakan masih tinggi,” katanya.

Sebelumnya, optimisme menghadapi perekonomian global tahun 2023 yang tidak pasti juga disampaikan Presiden Jokowi pada awal Desember 2022 lalu. Meski optimis, Presiden Jokowi memerintahkan jajarannya untuk tetap siap dan waspada menghadapi segala kemungkinan yang terjadi.

“Kita semuanya harus memiliki sense of crisis, betul-betul siap atas segala berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi, yang tanpa kita prediksi, yang tanpa kita hitung, semuanya kita harus siap. Bukan hanya untuk mampu bertahan, tetapi juga bisa memanfaatkan setiap peluang yang ada,” ujarnya.

Diketahui kinerja perekonomian Indonesia di tahun 2022 cukup menggembirakan. Di Kuartal II-2022 ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,44% dan di Kuartal III-2022 bahkan mampu tumbuh lebih baik, yaitu di angka 5,72%. Sementara inflasi Indonesia berada di angka 5,8%.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved