Trends Economic Issues zkumparan

Bangkitkan Sektor Industri Keramik, Kemenperin Jalankan Substitusi Impor

Untuk membangkitkan kejayaan industri keramik, Kemenperin melakukan sejumlah kebijakan strategis di antaranya melalui program substitusi impor 35% pada 2022.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan implementasinya didukung dengan kebijakan pengendalian tata niaga impor keramik dan pembatasan pelabuhan masuk (bongkar) di wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. “Selain itu, kebijakan minimum import price (MIP) untuk ubin keramik serta pemberlakuan SNI wajib diperketat,” katanya.

Menperin menegaskan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (ASAKI) guna mencari solusi agar industri keramik nasional bisa lebih berdaya saing di kancah global. Agus juga menyampaikan, adanya penurunan harga gas tertentu bagi sektor manufaktur dinilai membawa peluang untuk rebound di industri keramik selaku sektor yang menerima manfaat insentif tersebut. “Utilisasi industri keramik pada tahun 2020 secara akumulatif mencapai 56%,” ungkapnya.

Tahun lalu, wabah pandemi Covid-19 menyebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi dan industri, termasuk sektor keramik. Utilisasi industri keramik sempat menurun menjadi 30% pada kuartal II-2020, namun mulai beranjak naik hingga 60% di kuartal III. Peningkatan ini tidak terlepas peran dari implementasi kebijakan harga gas industri sebesar US$6 per MMBTU.

“Utilisasi kembali kepada kondisi normal dengan mencapai 70 persen saat kuartal IV-2020. Selain itu, dampak penurunan harga gas untuk industri keramik, berhasil membuat volume ekspor meningkat 29% di kuartal III-2020 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019,” paparnya.

Ketua Umum ASAKI Edy Suyanto mengemukakan, untuk mempertahankan momentum pemulihan dan kebangkitan industri keramik pasca-penurunan harga gas, pihaknya mendesak langkah-langkah konkret dalam upaya penguatan daya saing. Misalnya pembatasan pelabuhan impor tertentu dan penetapan minimum import price.

“Industri keramik nasional harus mendapatkan atensi khusus, terlebih sebagai industri strategis yang menyerap jumlah tenaga kerja cukup besar dan TKDN yang tinggi dengan rata-rata di atas 75%,” ujarnya.

Saat ini, jumlah anggota ASAKI mencapai 71 perusahaan yang terdiri dari industri ubin keramik, keramik tableware, saniter, genteng (roof tile), dan industri pendukung lainnya. Edy memproyeksi tahun 2021 utilisasi kapasitas produksi berkisar di level 74-75 persen, meningkat dibanding tahun 2020 yang sebesar 56 persen dan tahun 2019 sebesar 65 persen.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved