Trends Economic Issues zkumparan

Bank Mandiri Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Nasional Kuartal IV 5,04%

Bank Mandiri Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Nasional Kuartal IV 5,04%
Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Panji Irawan.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih tinggi pada Kuartal IV 2021 dibandingkan dengan Kuartal III 2021. Tercatat bahwa produk domestik bruto (PDB) domestik pada Kuartal III 2021 tumbuh 3,52%, menurun dibandingkan dengan pertumbuhan PDB pada Kuartal II 2021 yang sebesar 7,07% yoy.

Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Panji Irawan menjelaskan memasuki Kuartal IV 2021, berbagai indikator ekonomi di dalam negeri menunjukkan perbaikan. Mobilitas masyarakat pada bulan November 2021 telah meningkat melampaui level pra-pandemi. Indeks keyakinan konsumen (IKK) pada bulan Oktober 2021 mengalami kenaikan signifikan menjadi 113,4 setelah berada pada level pesimis selama tiga bulan berturut-turut dari bulan Juli sampai September 2021 karena memproteksi kesehatan dan keselamatan rakyat melalui penerapan PPKM.

Leading indicator Mandiri Spending Index terus mengalami kenaikan signifikan dan sampai dengan tanggal 14 November mencapai level 137,0, mendekati puncak belanja pada saat Lebaran tahun 2021 yang berada pada posisi 137,5. Indeks manufaktur PMI selama tiga bulan berturut-turut, pada bulan September – November 2021 juga telah menunjukkan kondisi yang ekspansif.

Ia melanjutkan, inflasi di dalam negeri juga masih relatif terkendali. Sampai dengan bulan November 2021 tercatat mengalami kenaikan menjadi 1,75% yoy, masih di bawah rentang target Bank Indonesia yang sebesar 3±1%. “Kami memperkirakan inflasi masih akan tetap terkendali dan berada di bawah target BI sampai dengan akhir tahun 2021 ini,” ujar Panji dalam Media Gathering Outlook Ekonomi Indonesia, (8/12/2021).

Dari sisi eksternal, neraca perdagangan Indonesia menunjukkan surplus yang terus meningkat. Pada bulan Oktober 2021, surplus neraca perdagangan mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah sebesar USD5,7 miliar. Akumulasi surplus neraca perdagangan dari Januari sampai dengan Oktober 2021 mencapai USD30,8 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan Januari – Oktober 2020 yang sebesar USD16,9 miliar. Neraca transaksi berjalan Indonesia pada triwulan III 2021 mengalami surplus US$ 4,47 miliar atau 1,49% terhadap PDB, didorong oleh peningkatan surplus neraca barang.

“Kondisi eksternal Indonesia yang sangat baik diperkirakan akan mampu menahan gejolak pasar yang timbul karena dampak dari normalisasi kebijakan moneter di negara- negara maju khususnya AS, atau yang juga biasa disebut dengan tapering off,” tambahnya.

Panji menyatakan kebijakan moneter dan fiskal masih tetap akomodatif di tengah masih tingginya risiko ketidakpastian pandemi COVID-19. Inflasi yang terkendali memberi ruang kepada BI untuk tetap menahan suku bunga kebijakan pada level terendah sepanjang sejarah pada 3.5% untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Di sisi fiskal, realisasi belanja pemerintah terus ditingkatkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Realisasi PEN sampai dengan tanggal 19 November 2021 telah mencapai IDR495,8 triliun atau 67% dari pagu yang sebesar Rp744,8 triliun. Sementara itu realisasi belanja modal, yang meliputi berbagai proyek infrastruktur, belanja barang, penyaluran berbagai program bantuan sosial, serta pembiayaan investasi juga terus mengalami akselerasi.

Dari sisi perbankan, intermediasi perbankan terus mengalami perbaikan memasuki kuartal IV 2021 ini. Pertumbuhan kredit industri pada bulan Oktober 2021 meningkat menjadi 3,24% yoy, yang merupakan pertumbuhan tertinggi dalam 18 bulan terakhir. Secara year-to-date, sepanjang periode Januari sampai dengan Oktober 2021, kredit perbankan nasional telah tumbuh sebesar 4,22%. Kualitas aset juga cukup stabil, terlihat dari rasio NPL industri yang terjaga pada level 3,22% per bulan Oktober 2021.

Di sisi lain, dana pihak ketiga perbankan juga terus mencatatkan pertumbuhan yang cukup solid. DPK industri perbankan pada bulan Oktober tercatat tumbuh 9,44% yoy dan sepanjang tahun 2021, dari bulan Januari sampai dengan Oktober 2021 DPK perbankan tumbuh 8,69% yoy. Tingginya pertumbuhan DPK mendorong terjaganya likuiditas perbankan, terlihat dari rasio loan to deposit (LDR) terus menurun hingga mencapai 78,85% per bulan terendah sejak bulan Januari 2012. Kami optimis bahwa intermediasi perbankan akan terus membaik, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional.

“Dengan berbagai perkembangan terakhir, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi berpotensi meningkat kuartal IV pada 5,04% yoy. Dengan demikian, untuk keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 3,69% yoy,” jelas Panji.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved