Trends Economic Issues zkumparan

BI Prediksi Inflasi di Bulan Mei 0,09%

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (dok. BI)

Bank Indonesia memprediksi inflasi pada bulan Mei 2020 berada di angka 0,09% secara month on month (MoM) atau berada di angka 2,21% secara tahunan.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan angka inflasi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan Ramadhan dan Idul Fitri di tahun sebelumnya. Di tahun sebelumnya, tingkat inflasi berada di angka 0,68%, sementara setelah Idul Fitri mencapai 0,55%. Sedangkan, di tahun 2018, inflasi berada di angka 0,59%.

“Pada bulan Mei ini inflasinya akan sangat rendah yakni sekitar 0,9%, jika dihitung secara tahunan mencapai 2,21%,” kata dia. Lebih jauh dia mengatakan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai inflasi di bulan Ramadhan. Pertama, penyebaran wabah Pandemi Covid-19. kondisi ini menyebabkan turunnya permintaan masyarakat dan menurunnya daya beli masyarakat.

Wabah yang berkecamuk sejak bulan Maret lalu juga turut merubah pola konsumsi masyarakat di bulan Ramadhan. Di tahun-tahun sebelumnya, masyarakat biasa melakukan buka puasa di restoran dan berbelanja. Namun, pada tahun ini, hal tersebut tidak dilakukan lagi akibat adanya anjuran untuk melakukan physical distancing dan pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Covid-19 menurunkan permintaan dari masyarakat akan barang dan jasa. Di tahun sebelumnya, di bulan Ramadhan, kita berbuka puasa di rumah dan restoran, juga berbelanja. Tahun ini karena adanya Covid-19 permintaan menjadi rendah,” kata dia. adanya pembatasan kegiatan ekonomi, menurutnya juga menurunkan pendapatan masyarakat. Sehingga, pemerintah memberikan bantuan sosial untuk menaikan daya beli masyarakat.

Faktor kedua yang mempengaruhi nilai inflasi adalah jebloknya harga komoditas global. Hal ini berpengaruh pada harga barang-barang impor. Faktor ketiga yang mempengaruhi inflasi di bulan Mei adalah stabilitas nilai tukar rupiah. “Di bulan Maret, terjadi tekanan, tapi nilai tukarnya stabil dan bahkan menguat,” kata dia menjelaskan.

Faktor keempat adalah ekspektasi inflasi yang rendah. Kondisi ini, menurutnya, dikarenakan oleh koordinasi yang baik diantara pemerintah dan bank sentral dalam menajga harga dan pasokan barang. Melihat kondisi tersebut, Perry optimis nilai inflasi akan rendah yakni tetap berada di kisaran sasaran 3% plus minus 1%.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved