Economic Issues

BPS: Pariwisata Indonesia Sudah Terdampak Virus Corona Sejak Awal 2020

Ilustrasi, turis asing di bandara
Ilustrasi, turis asing di bandara

Awal tahun 2020, sektor pariwisata Indonesia mulai terkena dampak dari penyebaran virus Corona. Jumlah turis asing yang berkunjung ke Indonesia pada Januari 2020 hanya mencapai 1,27 juta orang, turun hingga 7,62 persen (month-to-month/mtm).

“Sebenarnya turis asing sempat naik saat Imlek 25 Januari, tapi kemudian turun karena ada virus Corona pada akhir bulan,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 2 Maret 2020.

Tak hanya itu, BPS juga mencatat jumlah 1,27 juta turis asing ini hanya tumbuh 5,85 persen (year-on-year/yoy). Padahal tahun lalu, turis asing yang ke Indonesia tumbuh sampai 9,5 persen.

Sebelumnya, penyebaran virus Corona terus meluas di sejumlah negara. Per 1 Maret 2020, sebanyak 85.503 kasus virus corona telah terjadi di 64 negara dan menyebabkan kematian 2.964 jiwa. Hari ini pun, Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga telah mengumumkan kasus corona pertama di Indonesia.

Dari catatan BPS, penurunan terbesar terjadi pada turis dari Singapura sebesar 33,12 persen mtm dan Malaysia 13,87 persen. Sementara turis dari Cina tetap naik menjadi 17,58 persen mtm karena masih ada momen Imlek pada 25 Januari 2020.

Penurunan jumlah turis asing ini juga terlihat dari anjloknya kedatangan di beberapa pintu masuk utama di Indonesia. Bandara Kualanamu di Sumatera Utara misalnya, kehilangan kunjungan turis hingga 13,84 persen mtm. Lalu Pelabuhan Laut di Batam, kehilangan kunjungan hingga 17,6 persen.

Komponen terakhir yang terkena dampak dari virus corona adalah Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel. Januari 2020, hanya 49,17 poin. Indeks TPK ini turun 10,22 poin mtm dan 2,3 poin yoy.

Pemerintah pun telah menyadari akan ada kerugian di sektor pariwisata akibat situasi ini. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyebut estimasi kerugian mencapai US$ 500 juta atau hampir Rp 7 triliun per bulan.

Untuk itu pada minggu lalu, 25 Februari 2020, sejumlah paket insentif pariwisata telah mengumumkan sejumlah paket pariwisata. Dikutip dari laman Kementerian Pariwisata, salah satunya tambahan alokasi Rp 298,5 miliar untuk insentif maskapai dan agen perjalanan, khusus untuk mendatangkan turis asing ke Indonesia.

Sementara untuk wisatawan domestik, pemerintah memberikan diskon 30 persen penerbangan ke 10 tujuan wisata. 30 persen itu untuk kuota 25 persen seats di setiap penerbangan ke 10 tujuan wisata. “Dan ini berlaku selama tiga bulan yaitu Maret, April, dan Mei 2020. Program ini apabila dirasakan manfaatnya dapat dilanjutkan,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved