Trends Economic Issues zkumparan

BUMN Setor Dividen ke Negara Rp 80,2 Triliun, Terbesar dalam Sejarah

Pada tahun 2022 lalu, banyak BUMN berkinerja baik. Kinerja baik BUMN tentu memberikan manfaat bagi para pemegang saham baik publik atau negara, dalam bentuk dividen. Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa dividen BUMN ke negara mencapai Rp 80,2 triliun.

“Alhamdulillah, kinerja BUMN dalam menghasilkan dividen bagi negara dalam jumlah yang belum pernah tercapai sepanjang sejarah. Nilainya sebesar Rp 80,2 triliun,” kata Erick dalam Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Saja 1945, dengan melaksanakan Dharma Santi BUMN 2023 di Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur (01/5/2023).

Menurut Erick, hal itu menunjukkan adanya kontribusi BUMN untuk penghasilan negara. Erick menjelaskan kontribusi BUMN terhadap negara tidak hanya ditunjukkan dengan pembayaran pajak dan bantuan, tetapi juga dividen.

“Tidak hanya memiliki penghasilan dari pajak, tetapi juga hasil usaha yang baik. Untuk digunakan program pemerintah seperti Bansos dan lain-lain. Nah ini keseimbangan yang terus kita jaga. BUMN yang sehat memberikan akan memberikan kontribusi kepada rakyat,” ujar Erick.

Untuk dapat bertahan dalam segala perubahan, tambah Erick, korporasi seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perlu terus bertransformasi. BUMN harus mematutkan diri untuk bertransformasi dengan berpedoman pada core value BUMN, yaitu AKHLAK.

Salah satu transformasi yang dilakukan adalah melakukan estafet kepemimpinan. Saat ini, kepemimpinan korporasi tidak bisa diserahkan kepada yang senior terus menerus. Sebab pemimpin yang sudah berumur memiliki keterbatasan. Di mana setiap orang sudah pasti dipanggil Yang Maha Kuasa.

“Artinya tidak akan ada keberlanjutan. Karena itu kita dorong kepemimpinan muda. Yaitu 10% di bawah 42 tahun. Yang Alhamdulillah tercapai,” ungkap Erick.

Selain itu ada keseimabngan kepemimpinan antara perempuan dan laki-laki. Untuk itu, Erick menargetkan kepemimpinan di BUMN adalah 25% dari total pemimpin. Target itu baru tercapai 18%.

“Ini kita dorong terus karena ini masalah keseimbangan. Apalagi pemimpin laki-laki biasanya punya leadership yang sangat kuat. Tapi kepemimpinan perempuan tidak kalah pentingnya. Lihat saja kita dirawat oleh Ibu, ada leadershipnya. Artinya kepemimpinan perempuan itu penting karena ada empati dibandingkan kepemimpinan laki – laki,” ujar Erick.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved