Trends Economic Issues

Digitalisasi Jaga Ketahanan Bisnis UMKM

Digitalisasi Jaga Ketahanan Bisnis UMKM
Diskusi virtual ‘Digitalisasi UMKM: Daya Dorong Ekosistem Digital & Demokratisasi Ekonomi Indonesia’.

Digitalisasi UMKM merupakan faktor penting dalam rangka mendukung transformasi ekonomi berbasis digital sebagai salah satu agenda utama Presidensi G20 Indonesia.

Pada tahun 2022 ini, pemerintah telah menganggarkan Rp 455,62 triliun dalam Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) untuk tahun 2022. Anggaran tersebut terdiri dari klaster kesehatan sebesar Rp 122,5 triliun, perlindungan masyarakat sebesar Rp 154,8 triliun dan klaster penguatan pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp 178,3 triliun.

“Untuk penguatan digital, pemerintah mengalokasikan Rp 13 triliun dari PEN 2022 untuk mempercepat pembangunan infrastruktur digital, termasuk di sejumlah destinasi prioritas. Harapannya, semakin banyak UMKM di berbagai wilayah prioritas dapat masuk ke dalam ekosistem digital dan menjadi pondasi yang penting untuk pemulihan ekonomi nasional,” kata Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam Kuliah Umum dan Diskusi Panel ‘Digitalisasi UMKM: Daya Dorong Ekosistem Digital & Demokratisasi Ekonomi Indonesia’ yang diselenggarakan OVO dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Sementara itu, menurut Pendiri CORE Indonesia dan ekonom senior, Hendri Saparini, digitalisasi telah menyelamatkan Indonesia selama pandemi serta menciptakan peluang untuk tumbuh lebih inklusif. Di tengah terbatasnya mobilitas masyarakat selama pandemi COVID-19, konsumsi rumah tangga tetap menjadi salah satu penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2021 konsumsi rumah tangga hanya bisa bertumbuh sebesar 2,02 persen, masih di bawah capaian sebelum pandemi yakni sebesar 5 persen.

“Digitalisasi membantu UMKM untuk terus bergerak di tengah pemulihan ekonomi nasional. Masyarakat dapat dengan mudah berbelanja di UMKM berkat adanya platform digital. Pemerintah Indonesia perlu terus mendorong investasi skala kecil menengah sebagai upaya menciptakan lapangan pekerjaan. Hal ini bisa dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat hingga UMKM dapat terus bergerak dan naik kelas,” tutur Hendri.

Sebagai contoh nyata manfaat digitalisasi bagi UMKM, Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi memaparkan bagaimana ekosistem Grab dan OVO telah menjadi penggerak utama transformasi digital kepada jutaan UMKM dan mitra, yang setelah bergabung dengan Grab dan OVO, mulai dapat mengakses pasar digital.

“Kami percaya melalui pemanfaatan teknologi dan peningkatan soft-skill, serta didukung jaringan ekosistem Grab yang luas, para pelaku UMKM dapat meningkatkan produktivitas mereka untuk berkembang dan bersaing di era ekonomi digital. Dengan bekal keterampilan digital, kami berharap para mitra UMKM dapat membangun ketahanan bisnis yang baik serta mendapatkan peluang pendapatan baru berkat akses ke pasar yang lebih luas,” ungkap Neneng.

Menyambung topik tersebut, Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra menyampaikan bahwa bergabungnya UMKM dalam ekosistem digital OVO telah membawa berbagai peluang. Dalam survei yang dilakukan CORE Indonesia bersama OVO terhadap 2.001 pelaku UMKM mitra OVO ditemukan bahwa mereka mencatat peningkatan pendapatan bulanan hingga 27 persen dan pendapatan harian mencapai 30 persen.

“Data-data tersebut menggarisbawahi potensi besar ekosistem digital dalam mendorong demokratisasi ekonomi nasional di sektor UMKM. Selain memberi manfaat besar bagi pengguna, kehadiran OVO telah terbukti memiliki dampak yang besar bagi para merchant. Saat ini, OVO sudah memiliki lebih dari 1,3 juta merchant yang terhubung dengan standar koder QR Nasional (QRIS), di mana 95 persen lebih merupakan UMKM. Survei CORE tersebut, memetakan dampak positif ekosistem digital terhadap inklusi keuangan pelaku UMKM, di mana 85 persen pelaku mulai mengenal layanan perbankan sejak menerima OVO, dan 68 persen memiliki akses lebih luas terhadap layanan keuangan.”

Dekan FEB UGM, Didi Achjari menjelaskan Indonesia adalah pasar terbesar transaksi online di Asia Tenggara, hal tersebut disebabkan oleh tingginya penggunaan telepon seluler dan generasi millenial yang cerdas dan akrab di dunia digital. Selain itu, semakin banyaknya keterlibatan pengusaha atau UKM dalam perdagangan daring, investasi dalam perdagangan daring serta dukungan kebijakan pemerintah.

“Era digital menumbuhkan dan memeratakan ekonomi Jawa dan non-Jawa. Saat ini kita dapat melihat bagaimana seorang Ibu Rumah Tangga tetap bisa mendapat penghasilan walau hanya di rumah berkat platform digital. Untuk itu, sumber daya manusia (SDM) menjadi sangat krusial agar masyarakat dan UKM Indonesia mendapatkan manfaat maksimal dari hadirnya berbagai perusahaan teknologi. Kurikulum UGM terus beradaptasi agar dapat mencetak SDM-SDM untuk menjadi pelaku di era digital,” Didi mengakhiri.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved