Trends Economic Issues zkumparan

Harga Biodiesel Naik, Produsen CPO Optimistis Tingkatkan Kinerja Bisnis

Aktivitas Petani di Perkebunan Sawit.(Foto : Istimewa).

Perusahan kelapa sawit optimistis program biodiesel akan menyerap produksi kelapa sawit domestik. Hal ini disampaikan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia dan produsen kelapa sawit yang menyuarakan keyakinan terhadap laju bisnis kelapa sawit (crude palm oil/CPO) nasional kendati industri ini terdampak pandemi virus corona (Covid-19). Keyakinan ini tecermin dari peningkatan harga biodiesel di Juli 2020.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan Harga Indeks Pasar (HIP) untuk jenis bahan bakar nabati (BBN) biodiesel pada Juli 2020 sebesar Rp 7.321 per liter, naik 5,47% dari Rp 6.941 per liter di Juni lalu. “Harga tersebut berlaku pada bahan bakar nabati jenis biodiesel yang dicampurkan ke dalam bahan bakar minyak pada masa kedaruratan kesehatan masyarakat dan bencana non-alam nasional Covid-19 selama sebulan ke depan,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi pada siaran pers di Jakarta, pada Rabu (8/7/2020).

Pertimbangan penetapan HIP Biodiesel ini diambil berdasarkan hasil keputusan rapat Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDKS) dan Keputusan Menteri ESDM Nomor 105 K/12/MEM/2020. Ketentuan ini berlaku dalam pelaksanaan program mandatori B30 (campuran 30% biodiesel dalam minyak solar). Besaran HIP biodiesel tersebut belum termasuk ongkos angkut yang mengikuti ketentuan Keputusan Menteri ESDM Nomor 148 K/10/DJE/2019.

Harga pasar biodesel pada Juli ini menyesuaikan dengan kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO). Rerata harga CPO Kharisma Pemasaran Bersama (KPB) pada 25 Mei-25 Juni 2020 tercatat sebesar Rp 7.272 per kg, lebih tinggi dari harga CPO KPB di periode sebelumnya sebesar Rp 6.773 per kg. Secara rinci, perhitungan harga biodiesel tersebut didapat dari formula HIP = (rata-rata CPO KPB + 100 US$/ton) x 870 kg/m3 + ongkos angkut.

Biodiesel. (Foto : Kementerian ESDM)

Pada kesempatan terpisah, Kanya Lakshmi Sidarta, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), kinerja industri sawit nasional diyakini masih berkontribusi besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kendati pandemi Covid-19 mempengaruhi sebagian besar sektor bisnis. “Untuk itu, Gapki mendorong produsen kelapa sawit berinovasi dan beradaptasi melakukan berbagai strategi bisnis, perusahaan kelapa sawit memperkuat pasar domestik seiring dengan adanya mandatori program biodiesel,” ujar Kanya.

Berdasarkan catatan Gapki, kinerja ekspor CPO Indonesia terkontraksi karena negara tujuan utama memberlakukan lockdown untuk menangkal penyebaran covid-19. Produksi CPO nasional, menurut Kanya, cenderung stabil meski permintaan ekspor menurun. Ekspor kelapa sawit pada April 2020, misalnya, turun menjadi 2,65 juta ton dari 2,73 juta ton pada Maret 2020. “Namun, peluang perusahaan sawit meningkatkan laju bisnisnya terbuka lebar dengan menggarap pasar domestik karena harga biodiesel di Juli ini sudah naik sebesar 5,47%, Gapki mendorong produsen sawit melakukan bauran pemasaran untuk menangkap peluang di dalam negeri dan ekspor,” tutur Kanya.

PT Pradiksi Gunatama Tbk, emiten perkebunan dan pengolahan kelapa sawit terpadu, meyakini meski kondisi ekonomi saat ini masih kurang baik ditengah pandemi Covid-19, potensi bisnis perseroan masih baik. “Terutama permintaan dalam negeri masih cukup baik. Hal ini disebabkan permintaan dalam negeri yang diperkirakan akan meningkat seiring dengan penggunaan 30% komposisi minyak sawit atau Fatty Acid Methyl Ester (FAME) pada solar (B30) yang diterapkan pada awal tahun 2020 dan mandatori dari pemerintah,” tutur Tamlikho, Direktur Keuangan dan Administrasi Pradiksi Gunatama. Perseroan telah merampungkan pabrik minyak kelapa sawit (MKS) yang beroperasi sejak Agustus 2019. Saat ini, kapasitas produksi pabrik MKS sebanyak 60 ton per jam dan masih dapat ditingkatkan ke depannya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved