Trends Economic Issues

Kemenperin Pacu Substitusi Impor di Industri Pengolahan Karet

Peresmian Pabrik Lead Rubber Bearing (LRB), Bearing, Expansion Joint dan Fasilitas Uji Seismik Isolator PT Magdatama Multi Industri di Karawang, Jawa Barat (Foto: Kemenko Perekonomian)

Pemerintah RI bertekad untuk terus mewujudkan kemandirian industri dalam negeri dengan upaya aktif meningkatkan investasi dan mendorong program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN). Langkah strategis ini akan membawa Indonesia menjadi tuan di negeri sendiri, bukan sebagai target pasar saja.

Salah satu yang sektor yang dipacu adalah industri pengolahan karet, karena memberikan kontribusi yang signfikan bagi perekonomian nasional. Sektor ini memiliki andil terhadap pertumbuhan PDB nasional sebesar Rp69,07 triliun pada tahun 2021.

Airlangga Hartanto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengungkapkan, industri karet khususnya di sektor industri karet, barang dari karet, dan plastik, mampu mencatat pertumbuhan mencapai 1,08 persen apabila dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 68,34 triliun. Sementara itu, nilai ekspor pada periode Januari hingga September 2022 mencapai US$ 5124.9 juta.

Menko Airlangga mengemukakan, pabrik MMI mempunyai kapasitas cukup besar dan akan memenuhi kebutuhan untuk bantalan jalan maupun jembatan. “Bahan bakunya juga hampir seluruhnya local content, baik baja dan karetnya, dan produk yang dihasilkan juga memenuhi SNI. Tentu ini sangat dibutuhkan, dan sangat sesuai dengan arahan Bapak Presiden bahwa dalam pembangunan menggunakan produk dalam negeri,” paparnya saat peresmian Pabrik Lead Rubber Bearing (LRB), Bearing, Expansion Joint dan Fasilitas Uji Seismik Isolator PT Magdatama Multi Industri (MMI) di Karawang, Jawa Barat.

Perusahaan MMI memproduksi Magda LRB yang telah memenuhi ketentuan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang cukup tinggi hingga mencapai 78,75 persen. Sedangkan tipe bearing lainnya, yaitu Magda Pot Bearing memiliki TKDN mencapai 57,71%. Selain itu, bearing tersebut juga sangat bermanfaat bagi negara yang cukup rawan terhadap gempa bumi seperti Indonesia.

“Di tengah Indonesia yang rawan gempa, pabrik bearing ini menjadi penting, dan saya bicara dengan Menteri PUPR bahwa ini harus dipersiapkan tak hanya untuk jembatan dan jalan tol, tetapi juga untuk bangunan. Di beberapa negara pemakaian LRB diwajibkan karena menahan gempa sampai 8 skala richter, dan jika ini diwajibkan juga untuk di Jakarta atau beberapa di Pulau Jawa lainnya, akan membuat gedung lentur terhadap bencana,” jelas Menko Airlangga.

Pada kesempatan yang sama, Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian menyatakan bahwa keberhasilan kebijakan substitusi impor pada produk LBR, bearing, maupun expansion joint ini merupakan wujud kerja bersama antara pemerintah dan pelaku industri. “Atas pencapaian ini kita semakin yakin bahwa kita telah berada di jalur yang tepat dalam hal substitusi impor dan penguasaan teknologi. Diharapkan ke depan, produk industri lain dalam proyek infrastruktur di Kementerian PUPR dapat terus bersinergi dan berlanjut,” tutur Agus dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa (31/01/2023).

MMI sudah berpengalaman selama 30 tahun dengan berkontribusi pada banyak projek strategis infrastruktur di Indonesia. Hingga saat ini produk bantalan jembatan atau bearing yang tahan terhadap gempa yakni LRB Magdatama telah dipasang pada beberapa proyek infrastruktur strategis di Indonesia, di antaranya yaitu Jembatan Kretek di Yogyakarta.

Di samping itu, ketahanan umur LRB yang dikelola PT MMI bisa mencapai 60 tahun, lebih lama dari produk impor yang diklaim hanya bertahan 25-30 tahun. Bahakn, pabrik tersebut pun telah membuka lapangan pekerjaan untuk 200 tenaga kerja dan berpotensi lebih besar ke depannya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved