Economic Issues zkumparan

RI-Singapura Perkuat Sinergi Lewat Tiga Sektor Prioritas

Indonesia-Singapura sepakat untuk memperkuat kerja sama di tiga sektor prioritas, yakni pasar modal, ekonomi digital, dan pariwisata serta infrastruktur pendukungnya.

Ini merupakan salah satu poin kesepakatan dalam 2nd Indonesia-Singapura Business Council Meeting yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama Kadin Indonesia bekerja sama dengan Economic Development Board (EDB) Singapura dan Singapore Business Federation (SBF).

Pertemuan semi annual ini merupakan salah satu tindak lanjut implementasi MoU ISBC yang telah ditanda tangani pada tanggal 28 Juli 2017. Berdasarkan MoU tersebut disepakati rapat anggota ISBC dilaksanakan setahun dua kali secara bergantian di Jakarta dan Singapura. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Lembong, menyampaikan bahwa tiga sektor tersebut dipilih untuk membuat kedua negara sama-sama dapat mengambil manfaat serta mengoptimalkan potensi yang ada. “Indonesia dapat mengambil keuntungan dari Singapura yang telah dikenal sebagai financial hub di kawasan Asia untuk mendapatkan pembiayaan dari proyek-proyek investasi di sektor pariwisata dan ekonomi digital,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media (5/3/2018).

Thomas menilai bahwa dalam first ISBC closed-door meeting yang diselenggarakan pada tanggal 7 September 2017 lalu di Singapura, disepakati bahwa dari enam sektor yang menjadi unggulan, hanya tiga sektor yang akan diprioritaskan dalam jangka menengah, yaitu pasar modal (capital markets), digital economy, dan pariwisata beserta infrastruktur pendukungnya. “Dari kegiatan ini, diharapkan delegasi dapat memperoleh informasi langsung tentang peluang proyek-proyek potensial pada sektor pariwisata dan infrastruktur,” jelas Tom.

Dari data yang dimiliki oleh BKPM realisasi investasi dari Singapura periode 2012-2017 mencapai angka US$ 39 miliar. Realisasi ini mencatatkan Singapura sebagai negara teratas kontributor investasi PMA di Indonesia. Angka realisasi investasi dari Singapura cukup fluktuatif, posisi 2016 yang mencapai US$ 9,1 miliar turun menjadi US$ 8,4 miliar di tahun 2017. Investor Singapura banyak menanamkan modal di sektor tranportasi, pergudangan dan telekomunikasi, tanaman dan perkebunan serta industri kertas. Sedangkan terkait lokasi, sebaran investasi Singapura cukup merata ditandai dengan 51% berada di luar Pulau Jawa dan 49% berada di Pulau Jawa.

Dalam rangkaian kegiatan 2nd Indonesia-Singapura Business Council Meeting juga, delegasi dari Singapura telah melakukan site visit ke Tanjung lesung, Tangerang Selatan, KPPIP dan proyek Jakarta Sewage Plant di Setiabudi yang telah di mulai dari tanggal 3 April lalu.

ISBC adalah suatu wadah kerja sama antara pelaku bisnis Indonesia dan Singapura di mana pembentukannya didukung oleh BKPM dan EDB yang berfungsi sebagai pengarah. Anggota ISBC adalah pengusaha papan atas 10 dari Indonesia dan 10 dari Singapura. Anggota ISBC Indonesia selain Kadin adalah Sintesa Group, PT Bank Mandiri, PT Jababeka Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT BCA, Rajawali Corp, PT Garuda Indonesia, PT Indonesia Air Asia, dan Traveloka.

Sedangkan dari Singapura anggota ISBC adalah EDB, SBF, Singapore Manufacturing Federation, Singapore Infocomm Technology Association, Singapore Precision Engineering and Technology Association, Hotel Propeties Limited, Keppel Corporation Limited, Capitaland, Surbana Jurong Private Limited, Temasek Holding , dan Government Investment Corporation.

Fungsi ISBC diharapkan tidak menduplikasi kegiatan promosi dan advisorial yang dilakukan oleh BKPM dan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Singapura. Tetapi, harus didorong untuk berperan sebagai katalis dan untuk membangun jaringan kedua negara yang inovatif dan bernilai tambah strategis.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved