Trends Economic Issues zkumparan

Tantangan dan Rumusan Respons BI terhadap Pemulihan Ekonomi

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan 4 tantangan BI dalam menghadapi perekonomian baru akibat pandemi Covid-19 dalam Konferensi Internasional Bulletin of Monetary Economics and Banking (BMEB) ke-15 dan Call for Papers dengan tema “Stimulating Economic Recovery, Promoting Sustainable-Inclusive Growth in the Digital Era: Challenges and Opportunities“, pada Kamis (2/9) secara virtual.

“Pertama, resiliensi, yaitu kemampuan untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan mendorong perekonomian lebih kuat. Kedua, digitalisasi. Ekonomi dan keuangan digital akan menjadi game-changer selama pandemi, bersamaan dengan digitalisasi di berbagai bidang lainnya,” tuturnya.

Ketiga, inklusi, dalam artian akselerasi inklusi ekonomi dan keuangan, khususnya pada UMKM dan sektor pertanian melalui klasterisasi, kewirausahaan, akses pembiayaan, dan digitalisasi. Keempat, ekonomi hijau (green economy). Saat ini, ramah lingkungan menjadi tekanan tinggi perekonomian dunia dan perlu direspons melalui kebijakan reformasi struktural maupun digitalisasi.

Lebih lanjut Perry menyampaikan respons BI terhadap masing-masing tantangan tersebut. Pertama, implementasi bauran kebijakan bank sentral (Central Bank Policy mix) akan terus berlanjut, tidak hanya terkait kebijakan suku bunga , tetapi juga untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Kedua, BI terus mendorong digitalisasi ekonomi dan keuangan dengan terus mendukung akselerasi digital banking, fintech, ecommerce, dan industri sistem pembayaran. Ketiga, berkoordinasi dengan Pemerintah dalam memperkuat pemulihan ekonomi, antara lain mendukung dan mempromosikan UMKM. Untuk mendukung hal tersebut, BI tidak hanya melakukan pengembangan UMKM tapi juga program onboarding untuk mendukung UMKM Go Digital. Keempat, green economy and finance, melalui dukungan kebijakan makroprudensial yang ramah terhadap lingkungan, antara lain kebijakan pembiayaan berwawasan lingkungan (green financing).

Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Institute (BINS), Solikin M. Juhro, menyampaikan BI melalui BINS akan terus memperluas dan meningkatkan kerja sama strategis dengan mitra dalam dan luar negeri lainnya guna menciptakan ekosistem riset atau penelitian yang kuat di Indonesia. Perluasan dan peningkatan kemitraan strategis dilakukan dengan berbagai institusi antara lain Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), berbagai perguruan tinggi, akademisi, lembaga penelitian di Indonesia, dan mitra strategis lainnya.

Konferensi internasional BMEB dan call for papers yang diselenggarakan pada tanggal 2-3 September 2021 menjadi ajang bertemunya para peneliti berbakat dari berbagai belahan dunia. Konferensi internasional BMEB dan call for papers tahun ini mempresentasikan 53 dari 200 karya tulis ilmiah terbaik di bidang ekonomi, moneter dan keuangan baik dari dalam maupun luar negeri. Karya tulis terbaik tersebut berasal dari 12 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Qatar, Turkey, Singapura, Australia, Pakistan, China, Amerika Serikat , India dan Kanada.

Penyelenggaraan konferensi internasional BMEB dan call for papers tahun ini merupakan hasil kerjasama Bank Indonesia dengan berbagai pihak terkait, yaitu Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), The Asia-Pacific Applied Economics Association (APAEA), dan 6 (enam) Perguruan Tinggi di Indonesia (Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran dan Sampoerna University). Penyelenggaraan konferensi internasional dan call for papers ini selain sebagai wadah refleksi, juga selaras dengan aspirasi BI untuk memberi sumbangsih yang nyata pada perekonomian, melalui peningkatan kualitas riset akademis dan kebijakan, serta pengembangan sumber daya manusia yang unggul di bidang riset ekonomi.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved