Economic Issues

UMKM Disebut Bisa Tahan Hadapi Resesi 2023, Ini Syaratnya

UMKM Disebut Bisa Tahan Hadapi Resesi 2023, Ini Syaratnya
Kadin Kota Kediri bersama Pemerintah Kota Kediri dan BI Kediri melakukan kurasi produk UMKM di Kota Kediri dan sekitarnya untuk dipasarkan keluar negeri. (Foto: Bams Setioko/JatimTIMES)
Kadin Kota Kediri bersama Pemerintah Kota Kediri dan BI Kediri melakukan kurasi produk UMKM di Kota Kediri dan sekitarnya untuk dipasarkan keluar negeri. (Foto: Bams Setioko/JatimTIMES)

Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Produktivitas dan Daya Saing Eddy Satria memprediksi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) akan menjadi usaha yang dapat menyelamatkan Tanah Air dari ancaman resesi 2023.

Ia merujuk pada ketahanan UMKM saat terjadi pandemi Covid-19. Berkaca pada situasi itu, Eddy memprediksi sektor kuliner akan menjadi yang paling tahan menghadapi krisis global tahun depan. Terlebih, penduduk Indonesia memiliki daya konsumsi yang besar.

“Saya sangat optimistis dan harus tetap optimistis. Apalagi macet sudah terjadi di mana-mana. Orang itu daripada macet, pasti mampir isi perut atau cari hiburan ketemu temen. Itu kehidupan buat UMKM,” kata dia di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan pada Kamis, 27 Oktober 2022.

Meski resesi 2023 diprediksi akan membuat siklus impor terganggu dan menghambat beberapa bahan baku yang dibutuhkan pelaku UMKM, ia yakin bahan lokal dapat menjadi alternatif. Ia berjanji kerja sama antar pihak akan terus dilakukan pemerintah agar kontribusi antarpulau bisa maksimal.

Di sisi lain, ia mengakui bahwa UMKM yang bergantung pada komoditas impor akan terganggu. Namun ia yakin tetap akan bisa bertahan. Kementerian Koperasi dan UKM menyatakan akan membantu pelaku UMKM untuk mendapatkan kemudaham perizinan, sertifikat halal, dan pelatihan-pelatihan agar bisa meningkatkan daya jualnya.

Ia berujar pemanfaatan platform digital juga akan terus menjadi misi yang disampaikan Kemenkop UKM pada pelaku usaha. Program kredit usaha rakyat atau KUR juga akan dioptimalkan untuk membantu pelaku UMKM yang membutuhkan tambahan modal.

Assistant Vice President of External Affairs Shipper, Even Alex Chandra, sebelumnya menyatakan yakin sektor UMKM bisa bertahap menghadapi ancaman resesi. Ia pun telah menyiapkan sejumlah program edukasi untuk UKM seperti festival produk, live shooping, dan rebranding. “Kalau usahanya semakin besar akan kembali lagi kepada kami juga,” ujarnya.

Ancaman resesi juga diperkirakan tak akan begitu berpengaruh untuk iklim bisnis di Indonesia. Sebab, hingga jelang akhir 2022 ini gudang Shipper yang berjumlah 300 tersebar di berbagai kota juga tak pernah kosong. “Mungkin harus waspada, tapi saya optimistis,” katanya. “Indonesia sudah pengalaman menghadapi krisis, 1998, 2008, dan 2018.”

Sebagai perusahaan di bidang pergudangan bersama yang melayani konsumen mulai dari pengemasan, penyimpanan, hingga pengiriman, menurut Alex beban ekonomi tertinggi ada pada logistik. “Bisa makan 27 persen dari GDP karena Indonesia kepulauan,” kata Alex.

Apalagi, kata dia, di daerah luar Jawa sering terjadi antrean untuk mendapatkan bahan bakar minyak menyebabkan kendaraan ekspedisi tak bisa berjalan. “Di daerah, truk nunggu BBM bisa sampai tiga hari. Pengusaha tiga hari dihitung sebagai hari bisnis.

Selain pelaku UKM, konsumen Shipper juga bidang usaha lain yang membutuhkan gudang. Shipper bekerja sama dengan market place dan jasa ekspedisi sehingga UKM tinggal menyediakan produk saja. Urusan pengemasan, penyimpanan, dan pengiriman dikerjakan Shipper bersama vendor.

Adapun Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan pun yakin pemerintah dapat menjadikan resesi 2023 sebagai peluang ekspor, khususnya untuk produk-produk UMKM. Ia menyatakan kementeriannya akan menyasar pasar ekspor yang sebelumnya kurang terjamah oleh pemerintah Indonesia, seperti Asia Selatan, Asia Tengah, Eropa Timur, hingga Timur Tengah.

Zulkifli yakin strategi itu bisa berhasil lantaran negara di kawasan tersebut dinilai kuat menghadapi krisis global, misalnya Timur Tengah yang memiliki kekuatan di bidang energi.

Ia juga memprediksi sektor tekstil dan kuliner merupakan yang paling berpeluang untuk berkembang pada masa resesi 2023. Ia bahkan optimis langkah tersebut dapat membuat target Indonesia menjadi negara maju pada 2045 dapat tercapai.

“Jadi kita punya potensi produk, gimana kitanya saja yang mengembangkan dan pemerintah yang membantu. Visi 2045 kita ingin menjadi negara maju,” kata pria yang akrab disapa Zulhas tersebut.

Sandiaga menilai belum semua pelaku UMKM mendapat perhatian dan perlindungan sepenuhnya dari pemerintah. Oleh karena itu, ujar dia pemberdayaan dan pendampingan serta konsolidasi pelaku UMKM sangat diperlukan untuk menjaga produktivitasnya di tengah kelesuan ekonomi global.

Pemberdayaan yang disasar, kata Sandiaga, merujuk pada digitalisasi pelaku UMKM itu.”Kami menargetkan 30 juta UMKM yang akan bertransformasi ke ekosistem digital pada tahun 2024 nanti, semua diarahkan ke ekonomi digital,” kata Sandiaga.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved