Business Research Trends Economic Issues zkumparan

WWF: Kinerja Keuangan Perbankan Indonesia Meningkat

WWF: Kinerja Keuangan Perbankan Indonesia Meningkat

WWF merilis sebuah laporan bertajuk WWF’s 2019 Sustainable Banking Assessment (SUSBA), yang berisi hasil penilaian terhadap kinerja 35 bank di 6 negara anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam tiga aspek, yaitu lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environment, Social and Governance/ESG).

Laporan ini menjelaskan sejauh mana bank-bank itu mengintegrasikan ketiga aspek tersebut ke dalam kerangka kerja perusahaan yang meliputi enam pilar yakni Tujuan, Kebijakan, Proses, Sumber Daya Manusia, Produk, dan Portofolio.

Berdasarkan laporan ini, kinerja perbankan Indonesia meningkat dari tahun sebelumnya dan termasuk negara unggul setelah Singapura, sejajar dengan Thailand dan Malaysia. Namun, kinerja ini belum merata penerapannya di seluruh bank nasional. Dalam hasil SUSBA 2019 terlihat pemenuhan kriteria cukup timpang antara bank dengan pemenuhan kriteria tertinggi dan terendah. Bank yang tertinggi memenuhi 31 kriteria dan yang terendah hanya memenuhi tiga kriteria.

WWF pun menyerukan agar seluruh bank di Indonesia segera meningkatkan kinerja yang setara. Hal ini dinilai penting, mengingat ASEAN khususnya Indonesia menghadapi ancaman nyata perubahan iklim dan penurunan kualitas lingkungan yang berpotensi menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan terganggunya kehidupan sosial. Terlebih, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 51 tentang keuangan berkelanjutan sudah efektif berjalan mulai tahun ini.

“Otoritas Jasa Keuangan menyambut baik diluncurkannya laporan perbankan berkelanjutan di tingkat ASEAN ini. Temuan ini akan membantu bank-bank nasional melakukan pengukuran dan perbandingan sejauh mana kinerja lembaganya, juga membantu perancangan Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan yang lebih terarah berikut implementasinya. Laporan tahunan WWF ini juga membantu lembaga jasa keuangan memahami perkembangan yang terjadi di tingkat regional ASEAN dan kaitannya terhadap perekonomian nasional di Indonesia,” kata Imansyah, Deputi Komisioner bidang Internasional dan Riset OJK.

Dari total 35 bank yang dinilai SUSBA, hanya empat bank (di Singapura dan Thailand) yang telah memenuhi setidaknya 50% dari 70 kriteria penilaian. Sedangkan untuk Indonesia, dari delapan bank nasional yang dilakukan penilaian yaitu BRI, Mandiri, BCA, BNI, Panin, Permata, BJB dan Muamalat, lima bank mencapai lebih dari 35% kriteria penilaian yakni Mandiri, BRI, BJB, BNI dan Muamalat. Laporan ini juga menilai bahwa Mandiri menunjukkan kemajuan yang paling baik dengan berhasil memenuhi 44% kriteria dan mengalami peningkatan 10 kriteria dalam rentang setahun ini.

Sementara, penerapan ESG pada industri perbankan di Indonesia ditunjukkan oleh BRI lewat diluncurkannya Sustainability Bond sebagai bentuk inovasi produk keuangan berkelanjutan. Hal ini selaras dengan DBS, OCBC, dan UOB yang telah mengambil sikap dengan tidak lagi memberikan pendanaan terhadap pembangkit listrik tenaga batubara dan menerapkan komitmen anti pembukaan hutan alam. Empat bank di Indonesia (Mandiri, BRI, BNI, dan Muamalat) juga telah mengungkapkan kebijakan sektoral pembiayaan sawit, meminta sekaligus mendorong agar nasabahnya mendapatkan sertifikasi ISPO dan RSPO.

Namun demikian, kata Kepala Keuangan Berkelanjutan WWF Asia, Jeanne Stampe, kemampuan perbankan di Indonesia yang belum merata dalam mengelola aspek ESG ini, masih membuka kemungkinan tetap akan terjadi pembiayaan-pembiayaan terhadap kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip keberlanjutan. Bank-bank di ASEAN pun diprediksi akan mengalami penurunan laba jika tidak secara aktif mendukung transisi ke arah ekonomi yang rendah karbon dan berkelanjutan.

“Ekonomi ASEAN sangat terkait satu sama lain, sehingga potensi terjadinya dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan lebih besar. Untuk memastikan terciptanya dunia usaha yang tangguh dan menjamin masa depan, maka perbankan di ASEAN harus mampu mengelola risiko perubahan iklim serta lingkungan di dalam portfolionya,” jelasnya.

Editor Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved