Trends

Ekonomi Bali Triwulan III 2021 Tumbuh Terendah

Ekonomi Bali Triwulan III 2021 Tumbuh Terendah
Trisno Nugroho, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Bali (Foto: Dok)

Setelah tumbuh positif 2,88% (year on year) pada triwulan sebelumnya, Badan Pusat Statistik Propinsi Bali mencatat perekonomian Bali pada triwulan III 2021 terkontraksi -2,91% (yoy). Kinerja ini merupakan yang terendah dibanding provinsi lainnya di Indonesia.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho lewat keterangan tertulis, Sabtu (6/11) menyatakan, secara triwulanan perekonomian Bali terkontraksi sebesar -4,08%. Kebijakan pembatasan mobilitas seiring dengan peningkatan kasus Covid-19 pada triwulan III 2021 makin menekan kinerja ekonomi Bali. Pemberlakuan PPKM Darurat 1- 20 Juli 2021 yang berlanjut dengan PPKM Level 4 dengan pengetatan persyaratan penerbangan dan penyeberangan pelabuhan sehingga berdampak pada tertundanya beberapa program pemulihan ekonomi Bali seperti program Work From Bali dan rencana pembukaan pariwisata mancanegara, telah menahan kinerja sektor pariwisata dan sektor terkait lainnya.

Tertahannya pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran menurut Trisno terutama bersumber dari tertahannya kinerja konsumsi rumah tangga (RT), konsumsi pemerintah, ekspor luar negeri, serta meningkatnya impor luar negeri. ‘’Namun kinerja investasi membaik dibanding triwulan sebelumnya yang didorong oleh berlanjutnya proyek-proyek strategis di tengah PPKM Darurat”.

Dari sisi lapangan usaha (LU), kinerja LU Akmamin, LU Perdagangan, dan LU Transportasi terkontraksi karena pembatasan jam operasional dan kapasitas layanan restoran dan pusat perdagangan, serta pengetatan persyaratan penerbangan dan penyeberangan. Sedangkan kinerja LU Pertanian tertahan disebabkan oleh adanya gagal panen dan kematian ternak (babi) akibat virus ASF (African Swine Fever). Dari 17 lapangan usaha (LU), 11 LU mengalami pertumbuhan negatif dengan pertumbuhan terendah pada LU Transportasi -16,03% (yoy) dan LU Akmamin -8,47% (yoy), LU Pertanian -0,18% (yoy) dan LU Perdagangan (-1,00% (yoy).

Kebijakan pelonggaran mobilitas di tengah semakin terkendalinya kasus Covid-19 yang diikuti pelonggaran jam operasional dan kapasitas pelayanan restoran dan pusat perdagangan serta pelonggaran persyaratan penerbangan dan pelabuhan ke/dari Bali berpotensi mendorong kunjungan wisatawan domestik ke Bali. Selain itu, kebijakan pembukaan penerbangan langsung internasional ke Bandara I Gusti Ngurah Rai per 14 Oktober 2021, yang direspons positif wisatawan, pelaku usaha, dan maskapai, juga berpotensi mendorong kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali. “Dengan berbagai faktor pendorong tersebut, perbaikan pertumbuhan diperkirakan terjadi pada lapangan usaha yang berkaitan langsung dengan aktivitas pariwisata (LU Akmamin, LU Transportasi dan LU Perdagangan),” tuturnya.

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali merekomendasikan untuk dilakukan 5 langkah strategis yaitu : (i). Menambah daftar negara-negara yang mendapat izin penerbangan internasional ke Bali dengan negara yang memiliki potensi devisa besar serta mempermudah prosedur atau persyaratan masuk ke Bali (terutama karantina); (ii). Kembali menyelenggarakan program Work From Bali dengan tetap memperkuat prokes Covid-19; (iii). Perluasan sertifikasi CHSE; (iv). Mendorong UMKM untuk on boarding sehingga memperluas pemasaran dan memperkuat pembiayaan; (v). mendorong digitalisasi pada sektor pertanian baik di hulu (smart farming) maupun di hilir (pemanfaatan e-commerce, pembayaran nontunai termasuk QRIS).


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved