Trends Economic Issues

Ekspor Produk Kerajinan ke Jepang Tembus US$ 10,32 Juta

Kementerian Perdagangan terus berupaya meningkatkan ekspor produk kerajinan tangan ke pasar Jepang. Periode Januari–Mei 2021, ekspor kerajinan tangan ke negeri Sakura itu menembus angka US$ 10,32 juta. Di tengah pandemi, capaian ini memberi angin segar bagi pelaku usaha khususnya UKM Indonesia.

Demikian ditegaskan Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan Marolop Nainggolan di Jakarta, Selasa (6/7/2021). Menurutnya, produk kerajinan tangan Indonesia seperti topi renda dan penutup kepala lainnya (lace hats and other headgear) sangat digemari publik Jepang. Dalam periode Januari–Mei 2021, nilai ekspornya mencapai US$ 4,15 juta. Beberapa kerajinan juga cukup memberi optimisme, seperti bingkai kayu (wooden frame) sebesar US$ 2,18 juta, keranjang rotan (rattan basketwork) sebesar US$ 562 ribu, keranjang anyaman berbahan nabati (vegetable material basketwork) sebesar US$ 435 ribu; dan wig sintetis (synthetic wigs) sebesar US$ 423 ribu.

Untuk memperkuat kinerja ekspor kerajinan tangan ke Jepang, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) menggandeng Japan External Trade Oranization (JETRO) mengadakan seminar web (webinar) bertema “Mendorong Ekspor Produk Kerajinan Tangan ke Pasar Jepang” beberapa waktu lalu (30/6/2021). Hadir sebagai pembicara yaitu CEO dari PT Kasana International Kreatif, Yoshio Yokobori. Pembicara ini juga merupakan importir untuk produk kerajinan tangan Asia ke pasar Jepang.

“Kemendag dan JETRO berharap melalui kegiatan ini para pelaku usaha kerajinan tangan dapat menangkap informasi mengenai tren referensi konsumen, regulasi, serta standar produk. Para pelaku usaha dapat menggunakan informasi tersebut dalam menyusun strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran untuk memasuki pasar Jepang. Tentunya juga didukung dengan promosi yang baik,” kata Marolop.

Menurut Marolop, webinar ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas (capacity building) pelaku UKM kerajinan tangan Indonesia dalam merencanakan strategi pemasaran produk ke pasar Jepang, khususnya di saat pandemi seperti saat ini. “Pemerintah dan pelaku usaha perlu bekerja sama agar ekspor dapat terus meningkat dan surplus neraca perdagangan dapat terus ditingkatkan,” tambah Marolop.

Dalam webinar tersebut, terungkap banyak peluang produk ekspor ke Jepang seperti fesyen. Indonesia rutin mengekspor topi renda dan penutup kepala lainnya, wig sintetis (synthetic wigs dan wigs), janggut palsu (false beards), alis dan bulumata palsu dari rambut manusia (eyebrows and eyelashes of human hair).

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved