Trends Economic Issues

Empat Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Masa Depan

Empat Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Masa Depan
Bambang Brojonegoro mengungkapkan empat sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.

Dalam acara puncak Indonesia Development Forum (IDF) 2022 yang digelar di Bali, mantan Kepala Bappenas dan mantan Menteri Keuangan RI Bambang Brodjonegoro menjelaskan ada empat sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Sumber ini diharapkan mampu membawa Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045 mendatang.

Sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan yang pertama adalah manufacturing atau industri manufaktur. Menurut Bambang, Indonesia pada tahun 90-an pernah berhasil melakukan transformasi ekonomi. Saat itu sumber ekonomi beralih dari sektor primer (pertanian dan pertambangan) ke sektor sekunder (manufacturing).

“Ini dibuktikan dengan proporsi manufacturing pada PDB hampir menyentuh 30 persen dari PDB pada waktu itu. Bahkan waktu itu Indonesia hampir menjadi negara industri baru. Sayangnya pada tahun 1998 ada krisis ekonomi yang menghentikan semua impian dan harapan yang kita sudah tunggu,” kata Bambang dalam pidatonya, Senin (21/11).

Saat ini proporsi manufacturing pada PDB sudah di bawah 20 persen. Jika melihat kembali tahun 90-an, terjadi transformasi ekonomi yang sangat berdampak pada kondisi ekonomi Indonesia. Di mana saat itu Indonesia naik kelas, dari low income country menjadi middle income country.

“Itu pencapaian yang luar biasa, bagaimana Indonesia merangkak dari negara termiskin di Asia sampai bisa keluar, dari low income country masuk menjadi middle income country. Hari ini kita masih di middle, meskipun sudah naik sedikit dari lower middle ke upper middle,” katanya.

Berarti, lanjut Bambang untuk mencapai visi 2045 menjadi negara berpenghasilan tinggi atau maju, Indonesia butuh transformasi ekonomi jilid dua. Industri Indonesia tidak maju seperti negara tetangga, karena Indonesia berhenti di garmen. Sedang negara lain melaju dengan industri lain, seperti elektronik.

“Kunci keberhasilan industrialisasi suatu negara adalah kalau negara itu berhasil membangun industri yang komplek, bukan industri yang gampang, juga bagus dalam branding dan product development. Kita sudah tidak bisa lagi menjadi negara perakit, tapi harus menjadi negara yang membuat produk. Produsen, bukan hanya pabriknya yang ada di Indonesia, tapi juga kita harus menguasai teknologinya,” tegas pria yang saat ini menjabat sebagai Komisaris di PT Telkom Indonesia ini.

Sumber kedua adalah layanan ekspor atau ekspor sektor jasa. Neraca pembayaran Indonesia saat ini fokus pada trade balance atau neraca barang, ekspor impor barang. Bambang menilai, Indonesia tidak pernah memberikan perhatian khusus kepada ekspor impor jasa.

Padahal yang terjadi di neraca pembayaran Indonesia, punya surplus yang besar di neraca perdagangan, tapi biasanya kita selalu defisit di neraca jasa. Negara yang sukses dengan sektor jasa adalah Korea Selatan. Sektor jasa Korea Selatan juga kuat, karena ada K-Pop, ada drama Korea.

“Mungkin bagi kita cuma hiburan, tapi itu ekspor utama. Itu menjadi sumber penting neraca ekspor, sebagai sumber pertumbuhan. Jadi jangan pernah memandang sebelah mata pentingnya ekspor jasa,” tegasnya.

Salah satu ekspor jasa Indonesia yang paling potensial adalah pariwisata. Ini menjadi satu sektor jasa Indonesia yang masih surplus. Tetapi semakin banyak orang Indonesia yang ke luar negeri, lama-lama (pariwisata) bisa defisit jika tidak menjaga dengan menambah jumlah orang datang ke Indonesia.

Sumber pertumbuhan ekonomi yang ketiga adalah ekonomi digital. Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang luar biasa. Indonesia memiliki startup atau bisnis rintisan digital yang cukup banyak. Indonesia sekarang sudah diakui sebagai 10 negara di dunia dengan startup terbesar. Agar Indonesia menjadi negara dengan ekonomi digital yang tinggi, maka broadband connection atau koneksi internet harus cepat, karena itu bisnis digital tetap hidup.

“Kalau hari ini ada berita negatif ada PHK di startup atau perusahaan-perusahaan digital, itu adalah bagian dari proses. Artinya dalam bisnis, tidak ada yang 100 persen untung terus selama hidup. Pasti ada up and down,” jelasnya.

Sumber pertumbuhan ekonomi keempat adalah green economy (ekonomi hijau). Green Economy memiliki konsep berkelanjutan. Untuk hal ini, Indonesia tidak dapat lari dari komitmen global untuk menciptakan net zero emissions di masa yang akan datang.

Salah satu wujud green economy adalah mengubah pembangkit listrik dari yang menggunakan batubara atau minyak bumi, ke energi terbarukan seperti contoh matahari atau angin.

“Kalau Indonesia mau serius masuk green economy, maka jangan hanya jadi konsumen yang baik, jangan hanya jadi importir yang baik, tapi jadilah produsen yang kompeten, yang nantinya bisa menunjukkan bahwa Indonesia bisa buat berbagai macam jenis pembangkit atau teknologi yang terkait dengan green economy,” kata Bambang.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved