Technology Strategy Trends zkumparan

Era Banjir Informasi, Pemanfaatan Data Harus Selaras dengan Fokus Bisnis

Pelaku bisnis di sejumlah bidang menegaskan pentingnya memahami nilai-nilai yang menjadi fokus perusahaan sebelum melakukan pengolahan data. Dengan demikian, pemilihan data yang akan diolah untuk kepentingan bisnis menjadi lebih efisien dan terarah.

Deloitte mencatat, aktivitas manusia saat ini menghasilkan sekitar 2,50 triliun byte data per hari. Sumbernya tidak lagi didominasi komputer maupun laptop, kini bergeser ke ponsel pintar yang tersambung dengan jaringan internet.

Data Analytics Deloitte, Tantiny Tanjung menjelaskan bahwa ada begitu banyak data yang tersedia. Tapi, tidak semua data perlu diolah agar dapat bermanfaat bagi perkembangan organisasi bisnis. Data juga tidak terbatas pada angka dan huruf saja melainkan pula gambar, suara, dan lain-lain.

“Poin pentingnya, bagaimana menemukan value inti suatu perusahaan. Sebelum data diolah, ketahui dulu apa fokus perusahaan,” katanya dalam diskusi The Power of Data yang digagas Katadata Indonesia.

Tantiny mengutarakan lebih lanjut, saat ini kita berada pada era banjir informasi lantaran ada begitu banyak data yang dihasilkan setiap individu per hari. Dalam bisnis, banyaknya data yang tersedia menuntut suatu organisasi bisnis bisa mengetahui dengan pasti value yang hendak ditonjolkan, kemudian pengolahan data menyesuaikan terhadap hal itu.

Tidak semua data yang ada perlu dipakai. Jika sudah memastikan fokus perusahaan barulah masuk ke tahap pengolahan data guna menjadi bekal dalam menyusun strategi bisnis. Setelah itu, faktor lain seperti SDM dan teknologi ikut berperan.

Deloitte mencatat pula bahwa sektor telekomunikasi adalah penghasil data terbanyak, contohnya Telkom Indonesia. Head of Data Telkom Komang B. Aryasa mengutarakan pandangan senada dengan Tantiny bahwa sebetulnya data tersebar pada banyak sendi kehidupan masyarakat.

“Terkait pemanfaatan data untuk bisnis, kita harus mampu terlebih dulu menemukan masalah bisnis apa yang ingin dipecahkan melalui pengolahan data yang ada,” tutur Komang. Setelah itu, imbuhnya, perlu dilakukan integrasi data, baik yang bersumber dari internal perusahaan maupun eksternal.

Setelah tahapan itu dijalankan, selanjutnya perusahaan bisa mulai membuat keputusan sekaligus menyusun strategi bisnis secara lebih baik karena bertolak dari data riil. Level selanjutnya ialah monetisasi data demi peningkatan efiensi dan produktivitas usaha.

“Bagi kami, data adalah perangkat untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan layanan, menyempurnakan proses analisis, serta memperkaya pengalaman para pengguna,” ujar Komang.

Pendapat senada datang juga dari Gojek melalui VP of Data Science Gojek Syafri Bahar. Dia menjelaskan, pemanfaatan data di dalam aktivitas bisnis bukan tanpa kendala. Tantangan utama terkait keterampilan SDM.

Sejauh ini, Gojek tidak hanya terpaku untuk meningkatkan kompetensi SDM dari internal organisasi saja. Perusahaan teknologi digital ini juga mencari talent dari luar. Bagaimanapun, imbuh Syafri, keberadaan data tanpa SDM terampil untuk mengolahnya sama saja percuma.

“Salah satu kendala, adalah mencari talent terbaik yang bisa mengikuti kompleksitas perkembangan organisasi. Mencari orang yang tidak masalah untuk membuat kemajuan kecil daripada hanya berorientasi kepada solusi-solusi sempurna,” kata Syafri.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved