Technology Trends

Erwin Sukiato, Cloudera Fokus Mempercepat Transformasi Digital Pelanggan

Erwin Sukiato, Cloudera Fokus Mempercepat Transformasi Digital Pelanggan
Erwin Sukiato, Country Manager Cloudera Indonesia

Di industri teknologi informasi (TI), sosok Erwin Sukiato tidak asing lagi. Jam terbang karier pria yang hobi golf, mengoleksi dan memperbaiki sound system jadul tersebut sudah puluhan tahun. Bahkan, ketika bidang TI belum popular, dia sudah menekuninya sejak tahun 1990-an setelah menamatkan kuliah S1 Manajemen di Selandia Baru.

Ketika pulang liburan ke Indonesia, Erwin muda ditawari pekerjaan sebagai project manager di perusahaan Australia bernama Mincom. Lalu, tahun 1992 dia balik ke Negeri Kiwi dan bekerja sebagai programmer. Kala itu, banyak perusahaan yang sedang menerapkan Enterprise Resource Planning (ERP) seperti SAP, Oracle, Mincom, dan lainnya untuk memperbaiki proses bisnis.

“Latarbelakang kuliah saya memang manajemen, tapi passion dan kerjanya di bidang TI. Terus terang tidak ada planning ke dunia TI sebelumnya. Waktu itu saya pikir mungkin akan bekerja di bank, tapi mengalir saja kesempatannya di programmer yang banyak dibutuhkan perusahaan saat itu,” Erwin bercerita kilas balik perjalanan kariernya.

Dalam perkembangannya, meski berprofesi sebagai programmer, Erwin juga mempelajari dan menjalankan tugas sales. Keduanya dilakoni dengan semangat dan terus belajar, sehingga dia memiliki skill yang lengkap. Tak pelak, mudah baginya bekerja di perusahaan-perusahaan bonafid. Dia pun berpindah-pindah pekerjaan di perusahaan mapan multinasional, seperti di IBM dan Oracle.

Namun, terhitung Januari 2022, Erwin justru bergabung dengan ‘perusahaan baru’ yaitu Cloudera sebagai Country Manager Cloudera Indonesia. “Cloudera adalah satu-satunya perusahaan muda (13 tahun) yang pernah saya bekerja. Meski begitu, relevansinya lebih tinggi daripada perusahaan legacy. Itu yang bikin saya tertarik,” ungkap Erwin.

Menurut Erwin, sekarang banyak perusahaan TI yang masih berdiri dengan baik, tapi ada yang relevan, ada pula yang kurang relevan. Pelanggan mereka masih melihat mereka itu sebagai core, tapi apakah relevan untuk transformasi? Dia mencontohkan transformasi ke digital big data. “Perusahaan yang legacy belum tentu memiliki solusi untuk itu. Sedangkan Cloudera, yes we have that, relevansi. Cloudera adalah perusahaan paling established di zaman transformasi digital,” tegasnya.

Ada tiga hal yang membuat Erwin tertarik di bidang TI. Pertama, curiosity. Sampai sekarang dia mengaku masih curious lantaran perkembangan bidang TI sangat dinamis. Kedua, relevansi, being relevant. Jika kita relevan, maka pembicaraan akan relevan ke current situation. Ketiga, it’s all not about learning, bisa belajar kombinasi antara bisnis dan teknologi. Apalagi sekarang, saat bisnis dan teknologi itu bisa digabungkan. “Jadi, no business without technology. Saat ini kata-kata yang sering dipakai itu adalah business outcome with technology,” kata Erwin.

Bagi Erwin, yang membedakan Cloudera dengan IT company lain banyak faktor. Pertama, Cloudera memberikan analitik yang mudah digunakan untuk praktisi TI dan pengguna lini bisnis. Kedua, memberi pelanggan akses aman ke data mereka dari mana saja, mulai dari lokal hingga cloud hybrid dan beberapa cloud publik.

Ketiga, Cloudera pun membantu organisasi mengubah masa depan dan menggunakan solusi real-time berbasis data untuk mengatasi tempat kerja yang sulit dan tantangan sosial yang memengaruhi karyawan dan pelanggan.

Keempat, Cloudera termasuk kategori perusahaan yang fokus, bergerak di solusi deliver management. Jadi, memiliki kemampuan memberikan solusi data related research. Sebab, perusahaan ini memiliki end-to-end solution untuk data management, data streaming, solusi untuk manage data dan bagaimana storing the data atau data flow.

Cloudera juga mempunyai hybrid cloud. Solusi on premise dan solusi cloud, sehingga memiliki banyak pelanggan. Sebut saja klien sektor perbankan, karena bank itu sementara masih on premise, seperti Bank Mandiri. Untuk Indonesia, bank itu masih residensi, data software-nya itu masih harus di Indonesia, sehingga Cloudera punya solusi yang sudah ada di Indonesia.

Sebagai pimpinan tertinggi Cloudera di Indonesia, tanggung jawab Erwin adalah menumbuhkan perusahaan. “Saya memimpin tim yang luar biasa. Kami fokus dalam mengedukasi pelanggan dan mitra tentang bagaimana hybrid cloud dan analitik data dapat mengubah bisnis mereka menjadi lebih baik,” tuturnya.

Hingga kini, Cloudera bekerja sama dengan banyak customer di berbagai sektor industri, termasuk telekomunikasi, lembaga pemerintah dan lainnya. Cloudera membekali klien untuk mengatasi tantangan yang perusahaan sering dihadapi ketika berhubungan dengan data.

Selain Bank Mandiri, solusi Cloudera telah diadopsi oleh Bank Danamon, dan Telkomsel untuk mempercepat kemampuan data dalam mendukung business roadmap dalam inovasi teknologi, meningkatkan pendapatan, meningkatkan layanan pelanggan, mendeteksi penipuan, dan mengurangi biaya kepatuhan di era digital saat ini.

Cloudera menawarkan banyak solusi untuk membantu perusahaan menjawab pertanyaan dengan mengumpulkan, memperkaya, menganalisis, memprediksi, dan menyajikan data dalam jumlah besar. Solusi Cloudera dapat digunakan secara hybrid: secara on-premise atau di cloud.

Saat ini, Cloudera sudah menyediakan yang tadinya ke data warehouse, menjadi satu data di data lake, dari sana di-enhancement. Misalnya kita perlu tahu data-data pelanggan tidak lagi pakai human saja. Sekarang sudah pakai machine learning, yaitu Cloudera CML. “Jadi, dari joining data masuk ke data learning, ditambah dengan data flow. Sekarang, ada satu customer butuh implan beberapa devices itu saya perlu kumpulkan, Internet of Things ,” dia menambahkan.

“Solusi kami memberi kemudahan dalam deployment, pengelolaan dan penggunaannya. Platform ini menyediakan self-service analytic, dari edge hingga cloud untuk lingkungan publik, private, bare metal, hybrid, serta multicloud. Dengan kata lain, solusi kami bisa berfungsi untuk cloud apapun,” ucap Erwin mengklaim.

Melalui platform hybrid data cloud bernama Cloudera Data Platform (CDP), perusahaan dapat membangun masa depan berbasis data mereka dengan mendapatkan data, di mana pun berada, ke genggaman yang membutuhkannya.

CDP sepenuhnya terbuka – open source, open compute, open storage, dan terbuka untuk integrasi. CDP juga merupakan platform multifungsi – pengalaman layanan mandirinya mencakup data engineering, data warehouse, operational database, flow and streaming, dan machine learning. Di atas semua itu, CDP aman dan private, berkat teknologi SDX (Shared Data Experience) yang konon memungkinkan platform untuk menghasilkan data lake yang aman hanya dalam beberapa jam.

Apa rencana untuk mengembangkan bisnis Cloudera di Indonesia? “Kami berharap pengembangan bisnis Cloudera di Indonesia akan mengalami pertumbuhan memuaskan. Maka yang pertama dilakukan adalah kami akan memastikan pelanggan mengadopsi solusi Cloudera dan merasakan kepuasan atas service serta value bagi outcome bisnis mereka, “Erwin menguraikan.

Mulai tahun ini, Cloudera menetapkan customer service manager yang dedicated bertujuan membuat pelanggan happy dalam menggunakan solusi Cloudera serta make sure bahwa pelanggan menggunakan apa yang mereka beli. Memastikan juga bahwa customer akan mendapat kepuasan dari pemakaian solusi Cloudera. Terakhir, listening resources yang dikembangkan Cloudera.

Beberapa sektor bisnis potensial yang akan digarap Cloudera adalah healthcare. Saat ini sudah ada dua pelanggan dari bidang kesehatan. Menurutnya, sektor kesehatan itu cukup menjanjikan karena adanya data siloed. Jika kita ke rumah sakit satu, kemudian pindah ke rumah sakit lain yang berbeda, tidak masalah dengan solusi data terintegrasi. Bahkan kini, integrasi data rumah sakit tidak hanya di Indonesia, tapi juga ke Singapura. Sektor kedua yang menjanjikan adalah kantor pemerintahan/public sector, karena butuh integrasi data. Potensi ketiga adalah sektor manfaktur, seperti kebutuhan internet of things (IoT), mesin-mesin itu sudah generate data.

Ke depan, Cloudera akan berfokus membantu pelanggan di Indonesia untuk mempercepat upaya transformasi digital mereka, pengembangan pengadopsian cloud khususnya hybrid dan multicloud. “Kami mendedikasikan sumber daya yang cukup besar untuk mendukung tim penjualan, teknologi, dan pelanggan dengan lebih baik, dan inisiatif untuk memungkinkan pelanggan berhasil melakukan perjalanan cloud mereka,” ungkap Erwin. Dengan kantor pusat di Jakarta, Cloudera bekerja sama dengan banyak mitra bisnis di daerah untuk menjangkau pelanggan, seperti Bandung, Surabaya dan Bali.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved