Management Trends zkumparan

Filosofi Menajamkan Besi Menginspirasi Kepemimpinan Michael Wanandi

Filosofi Menajamkan Besi Menginspirasi Kepemimpinan Michael Wanandi

Besi menajamkan besi, manusia mengajar sesama manusia. Filosofi inilah yang menginspirasi Michael Wanandi dalam hal membangun sumber daya manusia di Combiphar. Presiden Direktur Combiphar itu mengungkapkan bahwa dirinya sangat terkesan dengan filosifi tersebut dan diimplementasikan di dalam Combiphar khususnya di Human Capital Departement.

Menurutnya, faham manusia mengajarkan sesama ini sangat tepat untuk didefenisikan sebagai kewajiban perusahaan atau organisasi bisnis untuk memberikan kesempatan belajar dan berkembang kepada seluruh karyawannya. “Jadi ini adalah mengenai bagaimana perusahaan menyiapkan talentnya,” jelasnya saat menjadi panelis dalam Webinar Leadership Resillience and Agility in The Wave of Digital Transformation yang diselenggarakan oleh Majalah SWA beberapa waktu lalu.

Dalam webinar itu, Michael juga membagikan rumusnya membangun sukses perusahaan. Lulusan Master of Science bidang sistem informasi manajemen dari Carnegie Melton University, Amerika Serikat itu mengatakan bahwa, sukses sebuah perusahaan adalah hasil perkalian dari strategi dikalikan organisasi dikalikan attitude. Mengapa ia menggunakan rumus perkalian? Karena dalam perkalian, angka berapa pun jika dikalikan nol (kosong) hasilnya nol. Menurutnya, sama halnya dalam membangun sukses, jika salah satu dari tiga komponen tersebut (strategi, organisasi dan attitude) tidak ada, maka sukses tidak bisa tercapai alias nol.

Menurut putra dari Dr. Biantoro Wanandi, Pendiri Combiphar itu, penting bagi seorang leader untuk terjun langsung dalam membangun tiga komponen sukses tersebut. Pertama, organisasi. Dalam perusahaan, sering terjadi seorang leader yaitu CEO jarang terlibat langsung dengan tata kelola organisasi karena dianggap sebagai ranahnya departemen human capital. “Tetapi bagi saya, ini adalah bagian yang sangat penting dan butuh waktu dan komitmen seluruh perusahaan untuk membentuk sebuah organisasi bisnis yang baik,” ungkapnya. “Apalagi untuk kami di Combiphar, selam lima tahun terakhir ada upaya melakukan transformasi dan itu butuh komitmen semua untuk bisa berhasil.” lanjutnya.

Kedua, strategi. Untuk membangun strategi, Michael terinspirasi filosofi pisau. Menurutnya, strategi yang tajam ibarat pisau yang akan sangat memudahkan pekerjaan memotong. Sebaliknya, jika menggunakan pisau yang tumpul maka akan memakan banyak waktu dan tenaga, demikian halnya dengan strategi perusahaan yang tumpul maka akan memakan banyak tenaga, waktu dan modal sehingga membuat bisnis berjalan melambat.

Kemudian yang ketiga adalah attitude. “Dulu, saya pernah memformulasikan bahwa sukses perusahaan itu hanya terdiri dari strategi yang tajam dan organisasi yang baik. Tetapi ternyata juga dibutuhkan attitude.” ungkapnya. Attitude yang dimaksudkannya adalah attitude pemimpin perusahaan. Menurut Michael, seorang leader yang memotivasi orang-orangnya hanya untuk mengejar target kuantitasnya saja maka perlahan bisnisnya akan rapuh. Leader yang baik, semestinya memotivasi orang-orangnya untuk melihat diri mereka sendiri sebagai bagian penting dari purpose perusahaan. “Jadi di sini saya melihat bahwa karakter dan attitude seorang leader itu menentukan sekali sukses dan sustainability-nya sebuah perusahaan.” ujar Michael.

Dalam webinar itu juga, sekilas Michael menjelaskan kinerja bisnis Combiphar yang grafiknya terus menanjak dalam 10 tahun terakhir. Terlihat, grafik dari 2020 ke 2021 menanjak tajam, sementara pada sepanjang 2016-2020 nampak melandai. Mengenai ini, Michael menjelaskan bahwa dalam kurun waktu tersebut, Combiphar memang sedang fokus bertransformasi di dalam. “Tampak di luar kinerja kami dalam kurun waktu lima tahun itu seperti melandai grafiknya, tetapi sebenarnya itu karena kami sedang fokus ke dalam, ibarat kepompong yang sedang bersiap jadi kupu-kupu, hasilnya terbukti di 2021 bisa melejit,” jelasnya.

Ia mengatakan, transformasi itu sebenarnya sudah dibangun sejak 2012 dan mulai fokus sepanjang 2016-2019. “Jadi sejak tahun 2012 Combiphar sudah mulai bertransformasi. Kami berubah dari perusahaan farmasi menjadi perusahaan healthcare. Kami fokus ke produk yang sifatnya preventif atau memelihara kesehatan,” ujarnya. Dalam dua tahun terakhir ini, pandemi Covid-19 telah mendorong masyarakat menjadi sangat peduli dengan upaya memelihara kesehatan sehingga kebutuhan akan produk-produk preventif meningkat. “Menghadapi kondisi ini, Combiphar sudah siap, karena sejak 2012 purpose kami adalah championing a healthy tommorow.” jelas Michael.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved