Technology Trends zkumparan

Format Baru Akselerator Digitaraya Tahun 2019

Format Baru Akselerator Digitaraya Tahun 2019
Nicole Yap, VP Strategy of Digitaraya

Indonesia merupakan salah satu lahan yang subur bagi para perusahaan rintisan berbasis digital untuk dapat berkembang di dalamnya. Pasalnya, menurut Google, populasi pengguna internet tahun 2018 di Indonesia mencapai 148 juta, 94 persennya terkoneksi melalui smartphone.

Randy Jusuf, Managing Director Google Indonesia, menjelaskan, ada beberapa penyebabnya. Pertama, harga gadget dan data intenet semakin terjangkau. Kedua, banyak konten yang dapat diakses oleh masyarakat dengan internet, misalnya melalui WhatsApp dan YouTube.

Tak ayal, Indonesia menjadi pasar terbesar dan tercepat pertumbuhannya di regional dengan Gross Merchandise Value (GMV) tahun 2018 sebesar US$27 juta, naik 49 persen dari tahun 2015 yang hanya sebesar US$8 juta. Angka pertumbuhan tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara lain yang hanya berkisar 16-35 persen.

Adapun pertumbuhan tersebut didorong oleh sektor e-commerce sebesar US$ 12 juta, disusul oleh penyedia transportasi online sebesar US$3,7 juta, dan media online US$2,7 juta. “Ke depan, sektor e-commerce masih akan berlanjut, fintech masih dapat menarik investor, tapi akan ada sektor potensial yang masuk, seperti edukasi dan healthcare,” ungkap Nicole Yap, VP Strategy Digitaraya di Jakarta, Rabu (30/1/2019).

Digitaraya bekerja sama dengan Google Developer Launchpad, pada tahun 2018 mengadakan program akselerator untuk startup yang fokus pada fase product-market fit. Sebanyak tujuh startup berhasil diluluskan oleh Digitaraya pada batch pertama tersebut. Para perusahaan rintisan terpilih kemudian dihubungkan dengan para ekspert lokal dan global dari jaringan Google.

Tahun ini, batch 2 dari program tersebut hadir dengan format baru. Nicole menjelaskan, “Kami dengan senang hati memperkenalkan format baru dari program akselerator Digitaraya batch kedua ini. Harapan kami ke depannya, Digitaraya dapat menjangkau lebih banyak lagi startup yang memiliki potensi tinggi serta dapat membuka koneksi mereka dengan para investor dan partner yang tepat untuk tujuan meningkatkan dampak yang lebih baik bagi Indonesia.”

Sementara itu, Marcus Foon, Developer Relations & Ecosystem Google turut menyampaikan, “Kami sangat terbuka untuk menyambut startup di Indonesia yang memiliki tujuan untuk membawa ekosistem startup di Indonesia ke tahap selanjutnya dengan membantu mereka memperluas bisnis dan membuka peluang untuk mengajak para investor bergabung dengan mereka untuk mencapai tujuan ini.

Ia menambahkan, perubahan batch kedua ini berada pada bentuk format yang awalnya berjalan selama tiga bulan menjadi program satu bulan. Jumlah peserta pada setiap bootcamp berubah dari 8 menjadi 5 startup. “Dengan dijalankannya perubahan format ini, ke depannya kami ingin menjangkau lebih banyak lagi startup dan meningkatkan dampak yang lebih besar lagi untuk Indonesia dengan memberikan hasil terbaik untuk para startup dan mitra kami,”ungkap dia.

Pada kesempatan yang sama, Digitaraya dan Google Developers Launchpad memperkenalkan kelima startup yang bergabung pada batch kedua ini. Pertama, Wahyoo, sebuah layanan bisnis online to offline (O2O) yang memoderenisasi warung nasi tradisional Indonesia.

Kedua, Medi-Call, location based service yang menghubungkan pasien dengan penyedia layanan terdekat dan tercepat . Saat ini Medi-Call memiliki 1.376 mitra praktisi medis.

Ketiga, SmartTernak, layanan Internet of Things (IoT) untuk mempermudah kerja peternak sapi dengan teknologi. Keempat, Alamat.com, layanan O2O berfokus pada kebutuhan gaya hidup konsumen lokal.

Terakhir, Shipper, sebuah perusahaan rintisan di bidang logistic. Saat ini, Shipper telah beroperasi di 50 kota and melayani 8200 pedagang di Indonesia.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved