Technology Trends

Gubernur BI: Pentingnya Mendigitalisasi Layanan Keuangan di Indonesia

Gubernur BI: Pentingnya Mendigitalisasi Layanan Keuangan di Indonesia
Pery saat menyampaikan sambutannya dalam Indonesia Fintech Summit 2022 (foto: humas fintech summit)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pada perhelatan Indonesia Fintech Summit 2022 menyampaikan apresiasi kepada regulator, asosiasi terkait, dan industri terhadap implementasi berbagai inisiatif Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 yang begitu cepat mendigitalkan ekonomi Indonesia.

Atas pencapaian hal tersebut, dalam Presidensi G20 2022, dunia telah mengakui transformasi digital Indonesia. Dalam Presidensi tersebut, terdapat kesepakatan cross border payment, sehingga diperkirakan enam tahun ke depan pembayaran antar negara akan semakin erat, cepat, murah dan aman.

Selain itu, telah disepakati desain konseptual untuk Central Bank Digital Currency (CDBC) untuk mendorong transaksi cross border serta inklusi keuangan yang mendukung UMKM, kaum muda dan perempuan. “Hal yang terpenting dalam digitalisasi adalah aktivitas, risiko, dan regulasi serta supervisi.

Menurut Perry, ada lima langkah penting untuk mendigitalisasi layanan keuangan di Indonesia, yaitu; i) Satu bahasa layanan pembayaran dan jasa keuangan melalui QRIS yang telah mencapai 30 juta pengguna, Standar Nasional Open API (SNAP) dengan 87 jenis servis yang akan terus diperluas, dan pengaturan data yang mencakup data publik, data kontraktual, dan data privat; ii) Satu bangsa melalui pengaturan konsolidasi industri jasa pembayaran yang berbasis klaster sehingga terbangun kolaborasi dalam ekosistem pembayaran bank dan non bank untuk berkompetisi secara global.

Lalu iii) Satu nusa melalui 3i yaitu interkoneksi, interoperabilitas dan integrasi antara lain pada pasar uang dan operasi moneter, BI-FAST dengan RTGS dan GPN; iv) Pembentukan market conduct dan pricing policy untuk persaingan industri sehat;

Rupiah Digital akan mencakup penerbitan, pemusnahan dan transfer antar bank. Saat ini BI tengah menjajaki teknologi yang digunakan untuk Rupiah Digital. Ke depan Rupiah Digital dapat diimplementasikan pada Operasi Moneter (OM) dan Pasar Uang. Tidak menutup kemungkinanpelaku sistem pembayaran kritikal akan menjadi wholesaler untuk Rupiah Digital ini.

Pada kesempatan yang sama, Perry juga menargetkan dalam penambahan yang signifikan dari penggunaan layanan quick response code Indonesia standard (QRIS) bisa mencapai 45 juta pengguna pada pertengahan 2023. Dia meminta dukungan dari berbagai lembaga dan Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), QRIS yang diluncurkan sejak 2019 saat ini sudah digunakan oleh sekitar 30 juta pengguna.

“Setelah kita berhasil 30 juta QRIS, tahun depan yuk Aftech, kawan-kawan, let’s do it. Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia, bersama, 45 million at the middle next year,” kata Perry Warjiyo saat memberi sambutan di acara Closing Ceremony 4th Indonesia Fintech Summit & Bulan Fintech Nasional 2022 di Yogyakarta (12/12/2022).

Selain penggunaan di Indonesia, QRIS saat ini juga bisa digunakan di Thailand. BI dan Bank of Thailand (BoT) pada Agustus 2022 lalu telah meresmikan implementasi kerja sama pembayaran berbasis QR Code lintas negara (cross-border QR payment linkage) antara Indonesia dan Thailand.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved