Management Trends

Hexapharm Dukung Pengobatan yang Rasional dan Efektif

Hexapharm Dukung Pengobatan yang Rasional dan Efektif
Apoteker bisa mengambil peran mendukung pengobatan yang efektif dan rasional, guna menekan biaya pengobatan yang ditanggung JKN

Hexapharm, anak usaha Grup Kalbe dalam rangka Hari Apoteker Sedunia (World Pharmacist Day) yang diperingati setiap tanggal 25 September turut meningkatkan peran apoteker dalam menjamin pengobatan yang rasional dan efektif.

Pengobatan yang rasional dan efektif bukan saja meningkatkan kecepatan penyembuhan pasien, tapi juga menjaga ketahanan tubuh dari serangan penyakit yang sama atau lebih berat dan turut menekan biaya pengobatan yang dikeluarkan pasien.

Hal ini dibahas dalam diskusi yang diadakan di Tjikini Lima Jakarta, Optimalisasi Peran Apoteker untuk Menjamin Pengobatan Rasional dan Cost-Effective (24/09/2019). Sejalan dengan tema peringatan Hari Apoteker Sedunia tahun ini yaitu Safe and Effective Medicine for All yang menekankan bahwa pengobatan yang aman dan efektif adalah suatu keharusan.

Menurut Dra. R. Dettie Yuliati, Apt. Msi, Wakil Sekretaris Ikatan Apoteker Indonesia, meningkatkan peran apoteker dalam mengedukasi masyarakat akan kualitas obat, serta penggunaan obat yang aman, rasional, dan efektif sangatlah penting. “Untuk itu kami melakukan kegiatan dan sosialisasi yang disingkat DaGaSiBu. Dapat: mendapatkan obat di tempat yang resmi, Guna: gunakan obat dengan benar sesuai jenisnya, Simpan: bagaimana menyimpan obat di rumah, dan Buang: membuang sisa obat dan kemasannya dengan aman,” terangnya. Buang dengan aman agar sisa obat tidak disalahgunakan untuk dijual atau didaur ulang pihak tidak bertanggung jawab,” jelasnya.

Ada obat yang harus habis, misalnya antibiotik. Tanyakan ke dokter apakah dalam resep ada antibiotik. Antibiotik harus habis; tidak boleh ada sisa antibiotik, karena akan memicu resistensi. Antibiotik juga tidak boleh dibeli tanpa resep dokter, apapun jenisnya.

Secara umum, ada dua macam obat: paten dan generik. Ada salah kaprah, minum obat generik paten lebih cepat sembuh karena lebih ampuh. Obat generik adalah nama zat aktif obat. Begitu sebuah farmasi menemukan zat aktif baru untuk suatu penyakit, obat tersebut akan dipatenkan. Hak paten ini berlangsung selama 15-20 tahun. Setelah itu, perusahaan farmasi lain bisa membuat obat generik berdasarkan zat aktif tersebut.

“Masyarakat berhak meminta obat generik kepada pihak apotek”, tambah Dr. Nurifansyah, Asisten Deputi Bidang Pembiayaan Manfaat Kesehatan Primer BPJS Kesehatan. Meningat dengan menggunakan obat generik, biaya obat jauh lebih rendah dengan efektifitas sama dengan yang paten.

Ia menyebut saat ini peserta BPJS Kesehatan yang telah terdaftar kini sudah mencapai 230 juta orang. Salah satu permasalahan mendasar adalah bagaimana memenuhi kebutuhan masyarakat untuk bisa mengakses pelayanan kesehatan. “Obat mengambil porsi cukup besar dalam pelayanan JKN sekita 30-40% peserta yang membutuhkan pelayanan kesehatan, pulang membawa obat,” ungkapnya.

Tahun 2000-an, terjadi tren di mana pengidap penyakit kronis meningkat, membuat kebutuhan akan obat pun meningkat, terutama obat-obatan untuk penyakit kronis. Dari 230 juta peserta JKN, 11 juta merupakan penderita hipertensi, dan 9 juta penderita diabetes melitus (DM). Dua penyakit ini merupakan nenek moyang utama penyakit katastropik di Indonesia, yang membutuhkan biaya pengobatan yang mahal bila sudah terjadi komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Penyakit katastropik menyerap 30% pembiayaan BPJS Kesehatan.

Obat antihipertensi dan diabetes melitus paling banyak menyerap biaya obat di BPJS Kesehatan. Selain karena memang penderitanya banyak, pengobatannya berlangsung seumur hidup. Obat yang dibiayai BPJS Kesehatan ada di Formularium Nasional, sekitar 60% obat generik, dan 40% obat paten.

Mulia Lie Presidan Direktur PT Hexpharm Jaya mengatakan sebagai anak perusahaan Kalbe Group, pihaknya berkomitmen untuk memproduksi obat generik dengan harga yang lebih rendah, untuk mendukung program JKN. “Obat generik Hexpharm berkualitas, yang memenuhi persyaratan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dari BPOM, dan telah mendapat ISO 90001 (2015). Formulasi dari obat-obat generik yang diproduksi setara dengan obat paten, dan telah melewati uji BA/BE,” jelasnya.

Harga obat generik yang murah akan mengurangi pembiayaan yang harus ditanggung oleh BPJS Kesehatan, sehingga tidak terlalu berat. Terutama untuk penyakit degeneratif yang membutuhkan pengobatan seumur hidup. Untuk diketahui, Hexapharm fokus memproduksi obat-obat generik untuk penyakti degeneratif seperti hipertensi, hiperkolesterolemia, hingga diabetes melitus.

“Meski harga obat generik murah, tapi tidak murahan. Efikasinya tetap terjaga, setara dengan obat paten. Kemasan baru obat generik Hexpharm yang berwarna biru, membedakannya dengan obat generik lain. Tampilan kemasannya seperti obat paten menunjukan kualitas. Kemasan tak hanya berfungsi sebagai “baju”, tapi juga penting untuk melindungi obat dari kerusakan akibat sinar matahari, kelembapan, dan lain-lain,” jelas Mulia.

Editor: Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved