Technology Trends

IDeA Hadirkan Hybrid Learning untuk Pendidikan Hospitality and Creative Economy

Eko Desriyanto, Direktur Utama PT Idea Indonesia Akademi, Tbk.

Meski saat ini industri hospitality sedang turun drastis akibat pandemi, pengembangan SDM tetap harus dilakukan. Hal ini demi kesiapan industri setelah terbentuk herd immunity di Indonesia setelah target vaksinasi yang dicanangkan pemerintah tercapai. PT IDeA Indonesia Akademi Tbk (IDeA Indonesia), penyedia jasa pendidikan vokasi nonformal bidang hospitality, culinary, pastry–bakery, dan creative economy, mengingatkan hal ini pada para pelaku di bidang hospitality.

Perusahaan yang pernah meraih penghargaan “Lembaga Pelatihan Perhotelan Terbaik 1 Nasional” dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2019 ini meyakini, SDM yang andal dan siap yang akan mendorong pertumbuhan di bisnis ini. Eko Desriyanto, Direktur Utama PT Idea Indonesia Akademi, Tbk. mengungkapkan pengalaman dan fasilitas merupakan keunggulan IDeA.

“IDeA Indonesia merupakan satu-satunya perusahaan jasa pendidikan vokasi perhotelan yang mengoperasikan hotel bintang tiga milik sendiri, sehingga peserta pendidikan dapat belajar teori dan praktik dengan fasilitas berstandar industri, serta dibimbing langsung oleh praktisi dengan kurikulum sesuai kebutuhan industri hospitality,” ujarnya.

Memahami kondisi masih pandemi, IDeA melakukan penyesuaian dalam proses belajar mengajar. Mereka pun mengembangkan platform pembelajaran hybrid learning, yaitu kombinasi antara digital learning dengan field practical learning melalui hybrid.ideaindonesia.com.

IDeA mengklaim bahwa mereka satu-satunya yang menyelenggarakan Hybrid Internship, di mana peserta melakukan praktek magang jarak jauh dengan hotel-hotel internasional, sementara mereka tetap belajar di hotel milik IDeA Indonesia. Pada akhir masa pemagangan, managemen hotel tersebut akan datang untuk melakukan evaluasi dan assessment kepada para peserta. Tidak hanya itu, Peserta akan mendapat 2 Sertifikat Magang (On Job Training), yaitu Seritifikat Hybrid Internship dari hotel partner dan Sertifikat Direct Internship dari hotel milik IDeA Indonesia, Hotel Aidia Grande.

Menurut Eko, kurikulum yang diberikan pun berstandar industri. Artinya materi hard skill dan soft skill yang diberikan sesuai dengan kebutuhan industri pariwisata dan perhotelan. Ditambah lagi, fasilitas belajar dan praktik yang digunakan seluruhnya berstandar industri karena IDeA memiliki hotel bintang 3 sendiri. Keunggulan lain belajar di IDeA adalah seluruh peserta dijamin mendapat bantuan sampai penempatan kerja.

“Secara pengalaman juga kami sudah panjang, IDeA dipercaya secara luas oleh kalangan industri karena konsisten menjaga kualitas sejak berdiri tahun 2009. Bermula dari sebuah Lembaga Kursus dan Pelatihan, IDeA Indonesia telah bertransformasi menjadi perseroan penyedia jasa Pendidikan Vokasi paling terkemuka di Indonesia,” terangnya. IDeA Indonesia mengintegrasikan akademi dengan industri komersial dalam satu unit hotel Teaching Factory. Sejak berdiri, IDeA Indonesia telah meluluskan lebih dari 4.500 orang yang telah bekerja di industri hotel, restoran, coffee shop, bandara, kapal pesiar, dan berbagai perusahaan di Indonesia dan mancanegara.

IDeA Indonesia menargetkan sekurangnya memiliki 20 Cabang Akademi yang beroperasi pada Hotel Teaching Factory sampai 2030 mendatang. Dengan demikian, jumlah peserta pelatihan dapat melonjak antara 10.000-15.000 peserta pendidikan offline setiap tahun. IDeA Indonesia juga mengembangkan platform Hybrid Learning dengan target dapat menjaring 10.000-15.000 peserta pelatihan Hybrid setiap tahun.

Saat ini IDeA Indonesia telah bermitra dengan setidaknya 15 group hotel nasional dan internasional, seperti Aston Archipelago Group, Horison Hotel Group, The 1O1 PHM Group, Swissbell Internasional Group, Marriot Group, Harris Tauzia Group, Accor Hotel Group, dan banyak lainnya dengan total lebih dari 600 unit hotel yang tersebar di seluruh Indonesia dan mancanegara.

“Guna lebih mengembangkan Pendidikan Vokasi berkualitas di Indonesia, kami akan segera melaksanakan e-IPO (Electronic Initial Public Offering) atau penawaran umum perdana saham elektronik. Dana dari hasil IPO tersebut ditargetkan untuk percepatan pengembangan cabang bisnis, memperbesar kapasitas asrama dan penyertaan modal pada entitas anak untuk menambah jumlah kamar hotel,” papar Eko sambil menyebut kode saham perusahaan adalah IDEA.

PT Idea Indonesia Akademi Tbk menawarkan sebanyak-banyaknya 212.487.500 lembar saham biasa yang merupakan saham baru dari portepel. Jumlah saham yang ditawarkan tersebut sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Masyarakat bisa mendapatkan saham perdana IDeA Indonesia pada kisaran harga antara Rp120 – Rp155 per saham melalui website ww.e-ipo.co.id/id/ipo/45/idea-pt-idea-indonesia-akademi-tbk selama masa periode Book Building pada tanggal 13-24 Agustus 2021. Sementara, Penawaran Umum akan dilaksanakan pada awal bulan September 2021 mendatang dengan total dana yang ditargetkan dari IPO mencapai Rp 32,93 miliar.

Penggunaan dana hasil IPO tersebut antara lainnya adalah sekitar Rp 5 miliar sebagai penyelesaian pembangunan asrama, Rp 11 miliar untuk penyertaan saham di entitas anak perusahaan yaitu PT AIP, lalu untuk menambah kapasitas kamar dan fasilitas hotel, dan modal kerja pengembangan cabang sebesar Rp 4 miliar. Kemudian sisanya akan digunakan untuk modal kerja dan ekspansi perusahaan. Lalu terkait rencana pengembangan hotel dan asrama akan dilaksanakan paling lambat tiga bulan setelah IPO. “Sisa dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja sehubungan dengan rencana ekspansi perseroan di berbagai kota di Indonesia,” kata Eko.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved