Marketing Technology Trends

Idealisme Stephallen untuk Bisnis Instrumen Gitar

Idealisme Stephallen untuk Bisnis Instrumen Gitar

Julius Salaka mulai membuat instrumen musik sejak tahun 1997 dan brand Stephallen karyanya resmi diluncurkan November 2000. Stephallen adalah brand gitar asal Sidoarjo, Jawa Timur yang menyasar pada peminat musik secara khusus. Kelas profesional yang telah teredukasi dan memahami arti sebuah alat musik menjadi target Stephallen. Secara konseptual produk Stephaller Guitar sesuai dengan kaidah dan unsur pembuatan gitar. Namun di luar itu, Stephallen sendiri mempertahankan sisi konseptual di samping sisi material yang digunakan dan concern terhadap playbility yang nyaman. Kelebihan itu yang dijumpai di semua produk Stephallen dari berbagai varian model.

CEO Stephallen, Julius Salaka. (source pic: kabarinews.com)

Konsistensi dalam menjalankan bisnis instrumen gitar ini dilakukan oleh Julius dalam membangun usahanya. Inovasi juga dilakukan untuk menciptakan terobosan atau desain untuk konsep-konsep baru. Pencipta sekaligus CEO Stephallen Guitar itu menganggap pemasaran secara digital tidak bisa dihindari. “Meskipun banyak tansaksi online, namun sekitar 70% lebih orang masih menyukai pembelian secara offline untuk sebuah instrument musik. Mereka bisa datang ke toko mencobanya dan mendapatkan feel. Hal ini tidak terlalu berpengaruh ke sisi marketing untuk instrumen musik di era digital,” ungkapnya.

Keberadaan merek asing yang beredar dirasa Julius masih kisaran produk mainstream di ranah harga murah. Untuk kelas profesional seperti Stephallen mempunyai pasar tersendiri. Cerita di balik proses pembuatan instrumen gitar yang menciptakan karakter kuat pada pembelinya. Sense of belonging merek dengan pembelilah yang memberikan nilai tersendiri pada Stephallen. “Pasar Stephallen ada dan jelas, kebanyakan level profesional, yang memahami proses, mengerti nilai dan dangat mengapresiasi karya dan harga bukan menjadi batasan,” ungkapnya. Menurutnya setiap produk instrumen gitar akan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

Inovasi senantiasa dilakukan Stephallen setiap tahun, sejak 2012. Setiap tahun Julius mengikuti ajang pameran musik international NAMM di Amerika Serikat, yang menjadi barometer musik dunia. Melalui pameran tersebut Stephallen dapat belajar, melihat, melatih kemampuan untuk terus mengikuti pergerakan tren atau jenis karakter musik yg sedang berlangsung atau yang akan datang. “Disitu kita dapat mengkaji, menggali potensi untuk terus berkarya menjadi yang terbaik,” ujarnya. Dari segi promosi, Stephallen melakukannya melalui kompetisi dan show, selain dengan cara konvesional seperti iklan. Stephallen berusaha untuk merambah segmen pasar yang lain dan menyelaraskan kebutuhan market yang telah ada.

Pendistribusian Stephallen direncanakan terbuka ke negara lain, mengingat pasar tidak lagi dibatasi negara. Karena itu Stephallen berusaha menjalin komitmen dengan pihak terkait untuk dapat terus bekerja sama. Produksi gitar Stephallen per tahun dapat mencapai 250-300 buah dengan pertumbuhan penjualan per tahunnya mencapai sekitar 10-15%. “Market share dari kelompok segmen terbatas di Indonesia bisa mencapai 70% untuk empat merek yang dimiliki. “Sedangkan di segmen mainstream, market-nya di kisaran 20% dari belasan merek yang ada dipasaran,” ungkap Julius.

Beberapa negara menjadi tujuan ekspor Stephallen seperti Amerika, Eropa (Jerman, Belanda, Itali, Perancis), UK , Colombia, Malaysia, Singapura, dan Australia. Ekspor berkontribusi cukup besar bagi penjualan gitar Stephallen mencapai 60%. Stephallen senantiasa membangun brand miliknya dengan baik dan concern pada kualitas. “Sehebat apapun, sebanyak apapun modal yang ditanam kalau dalam perjalanannya tidak ada proses jiwa yang menghidupi untuk mencapai standar kualitas yang maksimal semua akan sia-sia,” ujarnya.

Idealisme sangat diperlukan untuk menjaga konsistensi kualitas produk dan bisnis. Tanpa bisnis, lambat laun idealisme akan menjadi suatu sejarah masa lampau. Keduanya sangat dibutuhkan dalam membangun Stephallen. Namun bagi Julius Salaka, ketika orientasi dalam membangun usaha sudah mengutamakan bisnis diatas segala-galanya kehancuran produk itu akan tinggal menunggu waktu. “Stephallen berusaha menjalankan keduanya secara seimbang agar mendapat hasil yang baik pula. Jadi keseimbangan antara bisnis dan idealisme diperlukan untuk terus bertahan di pasar global,” ungkapnya. Kedepannya, Stephallen menargetkan untuk memiliki distributor international di beberapa negara tujuan ekspor dan berencana mengikuti pameran internasional untuk mewujudkan target tersebut.

Reportase: Akbar Kiemas


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved