IDMA Bidik Potensi Pasar Gandum Indonesia | SWA.co.id

IDMA Bidik Potensi Pasar Gandum Indonesia

Ketergantungan negara-negara di wilayah ASEAN pada produk berbasis biji-bijian sangat tinggi. Dengan populasi 700 juta di kawasan ini, kebutuhan pangan berbasis biji-bijian sebanyak 40% pada tahun 2050.

Laporan 'FAO-OECD Agricultural Outlook 2023-2032' yang dirilis pada awal Juli 2023 juga mengungkapkan bahwa negara-negara Asia akan memimpin peningkatan permintaan sereal. Menurut laporan tersebut, penggunaan biji-bijian secara global, yaitu 2,8 miliar ton, akan meningkat menjadi 3,1 miliar ton dalam 10 tahun dan hampir setengah dari peningkatan permintaan yang sudah diperhitungkan akan berasal dari Asia, khususnya daerah ASEAN.

Untuk itulah IDMA, perusahaan global yang berkantor pusat di Turki serius menggarap pasar ASEAN ini menargetkan menjadi pemimpin pasar produk gandum di kawasan ini. Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN menjadi tujuan pasar utama mereka.

IDMA yang aktif menggelar pameran internasional terbesar di dunia terutama di sektor teknologi produksi tepung, biji-bijian, dan pakan biji-bijian, mulai ekspansi strategis ke Asia Tenggara. Karena Asia Tenggara saat ini tengah mengalami lonjakan permintaan yang luar biasa akan produk-produk berbasis biji-bijian.

“Ketahanan pangan global yang berkelanjutan saat ini amat penting karena mengalami tantangan berat akibat dari berbagai faktor seperti perubahan iklim, pandemi COVID-19, dan konflik Rusia- Ukraina,” ujar Muhammad Ali Kalkan, CEO IDMA Internasional.

Lintasan pertumbuhan ini telah mendorong negara-negara ASEAN untuk mengadopsi pendekatan dua arah: meningkatkan produksi biji-bijian dan memanfaatkan inovasi teknologi dalam pengolahan makanan untuk meningkatkan produktivitas. Ali berpendapat bahwa dengan pertumbuhan populasi dan prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, kawasan Asia Tenggara menawarkan potensi yang tinggi untuk industri pengolahan biji-bijian.

Dalam menjawab tantangan ini, IDMA memilih Indonesia, negara terbesar di kawasan ASEAN untuk menjadi tuan rumah Pameran IDMA Indonesia untuk mewujudkan potensi tinggi tersebut. Ali menambahkan bahwa meskipun beras merupakan makanan pokok di wilayah ini, permintaan gandum dan jagung terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Ukuran pasar produk roti Asia Tenggara diperkirakan akan tumbuh menjadi US$ 15 miliar dalam 5 tahun.

Di Indonesia, yang populasinya diperkirakan akan tumbuh dari 274 juta menjadi 322 juta pada tahun 2050, urbanisasi dan pertumbuhan kelas menengah yang berkelanjutan akan meningkatkan konsumsi makanan berbasis gandum. Dengan pengunjung dari Indonesia dan negara-negara sahabat, peserta pameran akan menjangkau pasar yang luas yang membutuhkan kolaborasi strategis baru. Raksasa industri dari seluruh dunia akan bertemu di IDMA Indonesia untuk mengembangkan kemitraan yang berpotensi mengubah arah industri.

Dari mesin penggilingan mutakhir hingga teknologi biji-bijian dan pasta, IDMA Indonesia akan menjadi pameran komprehensif untuk solusi industri biji-bijian generasi mendatang, membuka jendela baru ke dunia produksi pangan yang terus berkembang.

Serangkaian presentasi, diskusi panel, dan workshop akan memungkinkan pengunjung untuk meningkatkan pengetahuan industri mereka dan belajar tentang tren dan teknologi terkini di dunia biji-bijian. IDMA akan mengikutsertakan seluruh audiensnya di Jakarta bersama-sama pada 4-6 Oktober 2023, bekerja sama dengan pemerintah dan industri di Indonesia. IDMA Indonesia akan membangun platform yang memungkinkan peserta pameran dan pengunjung untuk mengeksplorasi teknologi inovatif, membina kemitraan strategis, dan memanfaatkan peluang di pasar regional.

Kapasitas produksi tepung terigu diperkirakan akan meningkat sebesar 3 juta ton pada tahun 2025 karena konsumsi tepung terigu yang meningkat pesat. Dalam industri pakan nasional, 110 pabrik modern menghasilkan lebih dari 30 juta ton per tahun, dan ada kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas produksi setiap tahun seiring dengan meningkatnya permintaan. Situasi serupa terjadi di negara-negara regional Malaysia, Vietnam, Australia, Filipina, Selandia Baru, Thailand, India, Cina, Nugini, dan Myanmar.

Di gelaran yang didukung oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia ( KADIN) ini juga diharapkan bisa dihadiri asosiasi-asosiasi dari berbagai negara seperti APTINDO dari Indonesia, ATMA, AEGIC dan Grains Australia dari Australia, IPGA, RFMFI dan AIFPA dari India, NZFMA dari Selandia Baru, dan TABADER dari Turki.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)