Marketing Trends

IFMAC dan WOODMAC 2017 Dorong Kebangkitan Ekspor Mebel Indonesia

IFMAC dan WOODMAC 2017 Dorong Kebangkitan Ekspor Mebel Indonesia

Ketua Koperasi Industri Mebel Indonesia, Ade Firman, mengatakan, sejak era tahun 2000-an ekspor mebel negara kita terus melandai.

Penyebab penurunan ekspor itu, lanjut Ade, setidaknya dipicu oleh tiga faktor. Pertama, regulasi yang tidak mendukung daya saing ekspor. Kedua, harga bahan baku kayu terus meningkat. Ketiga, sumber daya alam kayu mulai berkurang. “Sebaliknya, masa jaya industri ekspor mebel Indonesia pada 1970 hingga tahun 1990-an,” jelas Ade.

Penurunan ekspor mebel Indonesia setidaknya direfleksikan dari pencapaian tahun 2016. Tahun lalu, ekspor mebel Indonesia tercatat hanya US$ 2 miliar. Bandingkan dengan Vietnam mencapai US$6 miliar dan China US$40 miliar.

Untuk kembali menggairahkan potensi industri mebel Indonesia, maka pengrajin dan pengusaha furnitur di Indonesia didorong untuk mengikuti atau datang ke pameran mebel berskala internasional yang ada di JI Expo Kemayoran. Ada dua pameran penting: The International Furniture Manufacturing Components Exhibition (IFMAC) dan Woodworking Machinery Exhibition (WOODMAC).

Menjelang penyelanggaraan pameran furniture terbesar ke-6, IFMAC dan WOODMAC menargetkan 12.000 pengunjung yang akan berinvestasi pada teknologi-teknologi baru untuk bisnis furnitur dan permesinan kayu.

Dari tahun ke tahun, pameran tersebut mengalami peningkatan dan berhasil mengangkat industri furnitur Indonesia ke pasar dunia. Dengan mempertemukan pengusaha dalam negeri dengan mitra yang tepat yang memiliki teknologi kelas dunia dan keunggulan layanan tinggi untuk melayani pasar dalam negeri, IFMAC WOODMAC difokuskan untuk membantu pelaku industri mengoptimalkan kondisi pasar yang menguntungkan yang dapat mendorong bisnis furnitur Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.

Mengambil tema ‘Global Technologies to Boost Indonesia’s Furniture Industry’, IFMAC dan WOODMAC 2017 siap memperkuat kemampuan manufaktur, pemprosesan dan teknologi dari industri pembuatan furnitur Indonesia.

“Minat dari perusahaan-perusahaan luar negeri senantiasa tinggi di sepanjang tahun, kami menerima banyak peserta internasional yang merupakan kali pertama mereka berpartisipasi seperti Fagus Grecon Greten Gmbh & Co. Kg, Cabinet Vision South East Asia, Pollmeier Massivholz GmbH & Co. Kg, Shenzhen Dehuai Technology Co., Ltd, Kusuma Kemindo Sentosa,” ujar Rini Sumardi, Direktur PT Wahana Kemalaniaga Makmur (WAKENI) selaku penyelanggara pameran.

Diikuti oleh lebih dari 250 perusahaan, lebih dari 20 negara pada tahun ini, IFMAC & WOODMAC kembali menarik perusahaan-perusahaan yang merupakan pemimpin di pasar pembuatan dan permesinan furnitur. Produsen dan penyedia solusi serta eksportir mesin pembuatan furnitur dan peralatan pemrosesan kerajinan kayu dari Jerman, Italia, Cina, Jepang, dan Amerika Serikat dari berbagai penjuru dunia akan hadir. Begitupun produsen-produsen dari negara-negara lain seperti, Taiwan, Austria, Spanyol, Korea Selatan dan Turki juga akan mengambil bagian pada pameran itu.

Teknologi Tercanggih

Menurut Abdul Sobur, Wakil Ketua HIMKI, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia, mesin dari Eropa, khususnya Jerman diakui di seluruh dunia akan standar kualitas mereka dan daya tahan dalam hal investasi waktu dan sumber daya. Dikembangkan dengan teknologi ‘Industry 4.0’, yang didorong oleh produsen-produsen Jerman, mesin-mesin Eropa menawarkan proses pembuatan, terintegrasi dengan sistem operasi berbasis digital untuk menjadikan pabrik pembuatan furnitur yang cerdas.

Seiring produsen mesin Asia berusaha memperbesar pangsa pasarnya di dunia dan meningkatkan nilai ekspor mereka ke pasar produksi furnitur yang berkembang pesat seperti Indonesia, Cina, Jepang, dan Taiwan kemudian menciptakan keunggulan kompetitif dengan menghadirkan mesin yang lebih murah dengan standar kualitas yang sebanding dengan yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan negara Barat.

Secara keseluruhan, mesin-mesin yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan ternama dari negara-negara produsen teratas juga tercipta dari riset dan pengembangan yang cukup lama panjang, teknologi tingkat tinggi, aplikasi engineering serta keahlian teknis untuk menghasilkan volume produksi yang optimal, efisiensi biaya dan kualitas tinggi bagi produsen.

Sobur menambahkan, “Yang Indonesia perlu lakukan untuk meningkatkan jumlah produksi, meningkatkan kualitas produk furniturnya, para produsen produk-akhir dalam negeri perlu berinvestasi dan mengimplementasi teknologi dunia pada system produksi mereka.”

Sebagai sarana yang paling diminati untuk mendapatkan info terkini pada teknologi dunia, IFMAC & WOODMAC kembali menghadirkan produk dari para pelaku industri terkemuka yang mewakili pasar manufaktur furnitur, yang siap menjadi mitra perusahaan Indonesia dalam mengembangkan kemampuan Indonesia sebagai eksportir furnitur untuk pembeli internasional.

Di tahun ini, IFMAC & WOODMAC digelar bersamaan dengan pameran Kitchen & Bathroom Indonesia yang fokus menghadirkan produk dan solusi terkini untuk keperluan rumah dan bangunan. Bersama-sama, kedua pameran tersebut akan memamerkan produk dan teknologi yang lengkap untuk keseluruhan produksi furnitur dan rantai nilai produksi. WAKENI berkeyakinan bahwa lokasi pameran yang strategis akan memberikan dampak bisnis yang lebih besar dan pengalaman yang serba lengkap bagi para pengunjung dan pelaku industri.

Dalam pameran yang diselenggarakan selama 4 hari, distributor lokal, supplier dan importir atau eksportir akan menemukan mesin berkualitas dan produk terkini dari produsen Indonesia dan berbagai penjuru dunia. Beberapa perusahaan ternama dari Indonesia dan dunia akan hadir kembali dengan teknologi canggih dan solusi-solusi terbaru yang sedang dibutuhkan oleh industri, antara lain AKS Tools, Biesse, Felder, Homag, dan Alpha Utama Mandiri.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved