The Incubation Network, organisasi yang fokus untuk memerangi sampah plastik, menyuntikkan dana sebesar US$72 ribu atau sekitar Rp1 miliar untuk 5 start up di Asia Tenggara. Dua start up diantaranya berasal dari Indonesia yakni Bank Sampah Bersinar dan Kibumi. Pendanaan ini diberikan setelah 5 innovator itu menyelesaikan program Waste to Value Southeast Asia Challenge yang bertujuan untuk mendorong daur ulang dan upcycling sampah plastik.

“Dana hibah ini akan diinvestasikan pada truck pick-up sampah baru. Peluang ini membuat kami bisa mengumpulkan lebih banyak sampah dari bank sampah unit binaan kami,” kata Fei Febri, CEO Bank Sampah Bersinar.

Selama program berlangsung, kelima innovator tersebut mendapatkan pelatihan dari mentor, serta peluang untuk memperluas jejaring. Sebanyak sembilan pakar yang terdiri dari pemimpin bisnis, ahli keuangan, pakar pemasaran dan hubungan masyarakat, dan spesialis investasi bertindak sebagai mentor mereka.

Selain itu, para innovator dipersiapkan untuk mengembangkan bisnis melalui lokakarya yang fokus pada pengelolaan dan daur ulang sampah, hingga pemasaran. Program tersebut diakhiri dengan showcase virtual bersama UpLink, Global Plastic Action Partnership, dan Alliance to End Plastic Waste, pada akhir Februari 2023. Pada showcase ini, setiap innovator menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan mereka kepada para pemangku kepentingan, sehingga dapat mendorong lebih banyak kolaborasi.

“Kami mendukung startup agar dapat menunjukkan model bisnis yang layak secara teknis dan ekonomi, memposisikannya untuk investasi, penskalaan, dan replikasi,” ujar Nicholas Kolesch, Vice President Projects, The Alliance to End Plastic Waste. Dia menambahkan program The Incubation Network telah menjadi bagian untuk memfasilitasi kemajuan bisnis dan memecahkan tantangan sampah plastik.

Ketiga innovator lain yang mendapatkan dana hibah tersebut adalah Envirotech (Filipina), Plastic People (Vietnam), TerraCycle Foundation (Thailand). Pendanaan ini merupakan hasil gabungan dari Alliance to End Plastic Waste dan didukung oleh SecondMuse, The Circulate Initiative, Global Affairs Canada, serta Defra.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id