Management Trends zkumparan

Indonesia Living Legend: Tigaraksa Berpegang pada Core Values

Indonesia Living Legend: Tigaraksa Berpegang pada Core Values
Tigaraksa
Syahrizal Sabir, Head of Legal & Corporate Secretary PT Tigaraksa Satria Tbk.

Sebagian orang mungkin merasa asing dengan nama Tigaraksa (PT Tigaraksa Satria Tbk). Namun jika kita sebut SGM, Nutrilon Royal, Yupi Jelly, Nutrisari, HUKI, Caladine, Blue Gas, rasanya hampir semua orang tahu merek-merek tersebut. Ya, semua merek itu didistribusikan kepada konsumen oleh Tigaraksa.

Berdiri sejak 1919, awalnya PT Tigaraksa (holding) bergerak sebagai trading company untuk komoditas karet. Pada 1988 melakukan spin-off dari holding menjadi perusahaan terpisah yaitu PT Tigaraksa Satria yang bergerak dalam bisnis distribusi sebagai core bisnisnya.

Hanya dalam waktu 2 tahun 4 bulan sejak mulai beroperasi, Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 21 April 1990 dengan kode TGKA. Setelah menjadi perusahaan terbuka, perseroan mengalami perkembangan secara signifikan.

Saat ini, melalui unit-unit usaha dan entitas anak, perseroan telah mengembangkan 4 unit bisnis lainnya, yaitu penjualan dan pemasaran produk smart family; layanan produksi dan pengemasan produk bubuk; pengisian ulang gas dan produk kebutuhan rumah tangga, produksi dan penjualan produk kitchen appliances; serta penjualan dan distribusi produk melalui platform digital.

Diakui Syahrizal Sabir, Head of Legal & Corporate Secretary PT Tigaraksa Satria Tbk, upaya agar perusahaan eksis puluhan tahun dan tetap relevan dengan zaman tentu tidak mudah. Untuk itu, dalam menjalankan bisnisnya TGKA berpegang pada core values sehingga menciptakan nilai tambah bagi semua stakeholder.

“Kami selalu berpijak pada tiga core values sebagai filosofi perusahaan yaitu 3i Values, Integrity: menepati janji dan komitmen kami. Independence: memastikan tidak membeda-bedakan setiap customer internal dan eksternal dan Innovation: selalu berinovasi supaya tetap relevan dengan kebutuhan,” jelasnya dalam webinar Inspiring Lessons from Respectful Legends yang diselenggarakan SWA, (20/10/2022).

Integrity diwujudkan dalam bentuk SLA terhadap pendistribusian produk ke outlet. Sementara Innovation diwujudkan dalam Work Program Corporate, Work Program Division, sampai kepada improvement di level individu yang juga dikompetisikan.

Adapun Independen artinya TGKA berdiri secara indenpenden, tidak ada dibawah prinsipal tertentu atau berafiliasi dengan prinsipal tertentu, sehingga treatment kepada semua prinsipal dapat dilakukan secara adil dan profesional.

Menurut Syahrizal, core values ini disosialisasikan di setiap kesempatan. Mulai dari meeting awal tahun oleh BoD kepada seluruh karyawan, saat training, sharing session, dan event lainnya.

Di sisi lain, setiap aktivitas dari proses bisnis maupun proses penunjang Perseroan telah dibuat dan didokumentasikan dalam bentuk format Supplier Input Process Output Customer (SIPOC). SIPOC meliputi siapa yang menjadi customer; output apa yang diharapkan oleh customer; input apa yang diperlukan, dan supplier mana yang dipilih agar bisa menjalankan proses untuk menghasilkan output.

“Dulu sebelum menggunakan SIPOC, kami selalu mulai dari proses tanpa tahu ini kerjanya untuk siapa dan outputnya apa. Jadi sekadar bekerja. Dengan SIPOC ini ada suatu perubahan pola pekerjaan, di mana kami mulai dari customer, output, input, supplier, baru kita bisa terjemahkan prosesnya,” terang dia.

TGKA juga menyadari bahwa Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset bagi perusahaan, serta memiliki peran yang sangat strategis dalam mewujudkan visi dan misi Perseroan. Beberapa inisiatif yang dijalankan untuk meningkatkan kompetensi dan pengelolaan SDM yang lebih efektif di antaranya Successor Development. Leader create leaders merupakan mindset yang terus ditanamkan dalam setiap pemimpin di Perseroan.

Serangkaian kegiatan yang diinisiasi untuk mendukung hal tersebut, antara lain pemberian training untuk meningkatkan pengetahuan dan skill sesuai kebutuhan masing-masing individu, pelaksanaan Leadership Development Program secara sistematis, pelaksanaan coaching session secara berkala, serta penugasan (assignment) untuk mendukung implementasi dari hasil pembelajaran yang diperoleh.

“Filosofi kami adalah berupaya membawa dan membantu karyawan dari level bawah untuk terus tumbuh mencapai level yang lebih tinggi di perusahaan. Hampir 90% karyawan kami adalah orang-orang lama. Bahkan BoD kami juga mulai dari level manajer,” ujar Syahrizal.

Inisiatif lain yang dilakukan adalah Sales Coordinator Program (SALAM). Syahrizal mengatakan, Sales Coordinator memiliki peranan penting yakni sebagai salah satu key position. Karenanya Perseroan berupaya untuk terus memampukan para Sales Coordinator, khususnya karyawan baru melalui program onboarding dan pendampingan selama masa enam bulan pertama, melalui buddies system, orientasi umum dan teknikal, serta assignment.

Tidak hanya di level Coordinator, para tenaga penjual di lini terdepan pun menjadi sasaran utama dalam aspek pengembangan. Melalui program Collaborative Practice & Training (CleoPaTra) yang berkesinambungan, diharapkan pengetahuan dan kemampuan para salesforce dapat terus terasah dari waktu ke waktu. “Creating leaders from within ini menjadi salah satu kunci perusahaan tetap bertahan dan relevan hingga saat ini,” imbuhnya.

Strategi yang dijalankan Tigaraksa untuk tetap bertahan nampaknya sudah berada di jalur yang tepat. Terbukti Perseroan berhasil mendapatkan penghargaan Indonesia Living Legend Companies 2022 dari Majalah SWA.

Survei dan assessment Respectful Legends-Companies & Brands 2022 diikuti perusahaan swasta dan BUMN, serta merek-merek yang sebagian besar menjadi pemimpin pasar. Mereka adalah para legenda hidup yang di usianya yang semakin tua justru semakin perkasa, sehat, dan agile.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved