Trends

Ini Beberapa Indikator Perbaikan Ekonomi Nasional

Ilustrasi indikator perbaikan ekonomi nasional. (Ubaidillah/SWA)

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan sejumlah indikator perbaikan ekonomi nasional saat ini. Di antaranya, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 diperkirakan berada pada urutan kedua setelah India dengan proyeksi pertumbuhan 5%. Selain itu, realisasi investasi 2022 mencapai 100,6 persen dengan realisasi Rp 1.207,2 triliun, dari target Rp 1.200 triliun.

Menariknya, kata Erick, realisasi investasi yang tadinya didominasi oleh Pulau Jawa sekarang sudah shifting banyak yang di luar Pulau Jawa sampai 53%, sementara Pulau Jawa sebesar Rp 46,9%. Hal lain yakni kontribusi BUMN terhadap ekonomi nasional juga terus meningkat dalam tiga tahun terakhir, mencapai Rp 1.198 triliun atau naik dibandingkan periode 2017 hingga 2019 yang sebesar Rp 1.130 triliun.

Meningkatnya kontribusi BUMN terhadap perekonomian nasional tidak terlepas dari transformasi BUMN yang dilakukan Erick dengan mengedepankan perbaikan manajemen dan sistem, juga penegakan hukum atas kasus-kasus korupsi. Erick mengatakan, program bersih-bersih ini tidak mudah lantaran sudah terjadi sejak zaman dahulu.

Erick meyakini pemilihan pemimpin berdasarkan leadership yang baik dan sistem yang dibangun ini yang akan bisa mengurangi korupsi. “Tidak mungkin yang namanya perubahan itu berdasarkan hanya leadership, tanpa ada sistem yang dibangun, maupun sebaliknya,” kata Erick dalam diskusi rilis hasil riset Lembaga Survey LSI (22/1/2023).

Rasio utang BUMN dibanding modal juga terus menurun dari 38,6% pada 2020, menjadi 36,2% pada 2021, dan turun lagi menjadi 34% pada akhir kuartal ketiga 2022. “Kalau di dunia usaha, biasanya hutangnya itu 70% dan modal sendiri 30%. Ini kenapa Bapak Presiden mendorong penciptaan pengusaha baru melalui program-program seperti Kredit Usaha Rakyat,” ujar Erick menambahkan.

Erick melanjutkan, untuk penyaluran KUR, bank-bank BUMN yang terhimpun dalam Himbara kontribusinya mencapai 90%. Di mana telah menyalurkan KUR sebanyak Rp 328,2 triliun disalurkan kepada 7,2 juta nasabah hingga Desember 2022.

Selain itu, di level pedesaan, dilakukan penyaluran kredit PNM Mekaar dengan realisasi pencairan Rp 61,4 triliun hingga Desember 2022. Menjangkau 13,54 juta nasabah aktif dengan persentase kredit macet (NPL) hanya 0,16 persen. “Realisasi ini tentu merupakan hal yang menggembirakan mengingat Indonesia tengah mengalami dampak pandemi,” ujarnya.

Dari sisi pengelolaan sumberdaya alam, kata Erick, Presiden Joko Widodo terus mendorong hilirisasi produksi, yakni nilai tambah jika sumber daya alam diolah di dalam negeri daripada diekspor dalam bentuk bahan mentah. Meskipun, karena kebijakan itu, Indonesia digugat oleh Uni Eropa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) karena larangan mengekspor kekayaan alam seperti bijih nikel hingga bauksit.

“Surplus perdagangan kita besar sekali. Ekspor kita terus meningkat, ini yang ditakutkan pesaing kita. Mereka sudah, istilahnya, jangan cepat kaya lah Indonesia,” ujarnya.

Karena itu, Erick mengajak semua pihak menjaga keberlangsungan perbaikan ekonomi nasional. “Ayolah kita sama-sama buka hati-buka pikiran bahwa bangsa kita ini perlu solusi, bukan hanya ngomong-ngomong aja, konsep-konsep aja, kita perlu solusi. Dan kalau sudah ada solusi dari pemimpin sebelumnya, ayo lah diteruskan, jangan karena suka dan tidak suka,” dia menguraikan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved