Management Trends zkumparan

Inilah Potensi Bisnis 6 Kabupaten Perbatasan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bertugas mengentaskan daerah tertinggal dan kawasan perbatasan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi nasional.

Untuk itu, Kemendes PDTT mendorong 6 bupati di daerah perbatasan untuk memasarkan potensi wilayahnya kepada calon investor. Melalui diskusi panel forum bisnis, Bupati dari Nunukan, Kapuas Hulu, Belu, Rote Ndao, Morotai dan Maluku Tenggara Barat bergantian menyampaikan paparannya di Hotel Garden Palace, Surabaya (11/12/2017).

“Kami berharap, melalui exposur masing-masing bupati, dapat menggugah investor untuk mengembangkan daerah perbatasan sesuai potensinya masing-masing,” ujar Maks Yoltuwu, Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu Kemendes PDTT saat sambutannya sekaligus membuka Forum Bisnis ini.

Selain mengundang para calon investor, para peserta forum bisnis juga mendapatkan pembekalan-pembekalan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN).

BKPM menyampaikan kebijakan-kebijakan dalam rangka mendukung insentif investasi khusus di Kabupaten Daerah Perbatasan. Sedangkan KADIN menyampaikan perannya dalam meningkatkan investasi sektor riil di Kabupaten Daerah Perbatasn. Dukungan juga datang dari PT Mitra Bumdes Nusantara untuk meningkatkan investasi ekonomi di desa dan kawasan pedesaan berbasi Bumdes. Rangkain Forum Bisnis ini juga akan dilengkapi dengan seminar dan talkshow.

“Besok, Forum Bisnis akan dilanjutkan dengan talkshow tentang peningkatan nilai tambah komoditi di daerah perbatasan dengan mengundang tokoh pemberdayaan dan praktisi,” imbuh Maks. Forum ini merupakan kelanjutan dari Border and Invesment Summit 2015, dan Forum Bisnis dan Investasi Daerah Perbatasan 2016 (Border Business and Invesment Forum 2016) di Jakarta.

Menurut Johozua Yoltuwu, kabupaten ini memiliki potensi yang baik untuk investasi di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata, dan pertambangan. Produksi ubi jalar mencapai 1.284 ton per tahun, dan ubi kayu 8.516 ton. Produksi perkebunan kelapa sawit 17.751 ton, dan karet 15.822 ton per tahun.

Produksi peternakan mencapai 10.519 ekor sapi setiap tahun, dan 16.472 babi. Perikanan laut juga sangat potensial di Kapuas Hulu, mencapai produksi 2.098 ton per tahun. Sedangkan potensi tambang, terbuka lebar untuk berbisnis pertambangan batubara dan emas. Sejumlah perwakilan dari kabupaten Kapuas akan hadir di dalam event ini, untuk menjelaskan dan menjalin komitmen bisnis.

Nunukan: Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, yang berbatasan dengan Sabah, Malaysia, juga merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi menggiurkan untuk berbisnis dan mengembangkan usaha. Terutama di sektor perikanan laut.

Nunukan sedang mencari investasi Rp 57 miliar, baik dari pemerintah maupun swasta, untuk mengembangkan taman laut (marine technopark) seluas 50 hektar. Juga akan membuat area budidaya rumput laut seluas 3.300 hektar yang membutuhkan investasi hingga Rp 146 miliar. Untuk perikanan tangkap, Nunukan membutuhkan suntikan investasi hingga Rp 95 miliar, guna meningkatkan produksi. Sedang perikanan budidaya butuh Rp 46 miliar. Investasi itu diperlukan untuk membeli kapal, alat tangkap, gudang penyimpanan, biaya operasional dan tenaga kerja.

Belu: Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, yang berbatasan dengan Timor Leste, selama ini sudah terkenal sebagai sentra usaha peternakan jenis Sapi Bali hingga produksi 56.493 ekor per tahun. Di kabupaten ini juga tersedia lahan budidaya jagung hingga 8.133 hektar dengan produksi jagung dua kali panen per tahun, dengan produksi hingga 20.205 ton per tahun. Potensi ini telah membuat Belu berniat untuk semakin meningkatkan usaha pertanian dan peternakannya, guna mencukupi tidak saja untuk kebutuhan nasional, tetapi juga untuk negara tetangga Timor Leste. Kini Belu membutuhkan investasi sekitar Rp 5 miliar untuk menambah lahan jagung 100 hektar, dan investasi Rp 85 miliar untuk menambah lahan budidaya Sapi Bali sekitar 100 hektar.

Rote Ndao: Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, yang berbatasan dengan Australia, kini sedang merencanakan untuk menjawab kebutuhan nasional akan produksi garam. Kabupaten ini telah terkenal sebagai salah satu sentra industri garam dengan merek Cap Ikan Terbang. Kini sedang mencari investor untuk meningkatkan produksinya dari 2860 ton per tahun saat ini, di lahan sekitar 77 hektar. Selain itu, Rote Ndao juga sentra peternakan besar dengan produksi 40.000 sapi dan kerbau per tahun, juga sentra peternakan kecil dengan produksi 35.000 kambing dan babi. Perairan laut Rote Ndao juga terkenal sebagai pusat produksi teripang dan rumput laut.

Morotai: Kabupaten Morotai, Maluku Utara, telah ditunjuk sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata unggulan Indonesia. Selain sebagai salah satu dari kabupaten pusat pertumbuhan ekonomi perbatasan (PSKN), Morotai juga telah ditunjuk sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK). Untuk itu Morotai kini sedang mencari investor untuk mengembangkan pariwisatanya. Ada banyak pulau kecil yang menarik dikembangkan sebagai destinasi wisata di kabupaten ini, dengan gugusan terumbu karang subur yang sangat diminati wisatawan.

Dibutuhkan investasi senilai Rp 30 miliar untuk mengembangkan resort-resort wisata di sekitar Morotai. Selain itu, Kabupaten Morotai juga tengah mencari investasi senilai Rp 2 miliar per kapal tangkap dan operasionalnya, untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap ikan tuna. Morotai adalah salah satu kabupaten lumbung ikan nasional yang sangat menjanjikan untung untuk usaha perikanan tangkap nelayan.

Maluku Tenggara Barat: Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku, berbatasan dengan Samudera Pasifik dan Timor Leste. Kabupaten ini tengah mencari investasi senilai sekitar Rp 3 triliun untuk mengembangkan perikanan tangkap, budidaya rumput laut, dan pariwisata di puluhan pulau kecil di sekitarnya. Juga sektor perkebunan kelapa, dan produksi kayu langka, Kayu Torem dan Kayu Linggau.

www.Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved