
Memasuki usia ke- 7 tahun, Jenius berusaha menghadirkan inovasi melalui fitur terbarunya. Fitur-fitur ini dapat dimanfaatkan nasabah untuk nabung, bertransaksi di dalam dan luar negeri, mengelola cash flow, hingga berinvestasi dengan lebih simpel langsung dari aplikasi.
Di tahun 2023, Jenius telah meluncurkan dan melakukan pengembangan sederet fitur di antaranya , akses scan QRIS dari aplikasi Jenius yang lebih mudah, top up dan kelola mandiri e-money dari e-Wallet Center, penukaran Yay Points, perpanjangan jam operasional aktivasi dan tukar mata asing di Jenius, Jenius Paylater, dan program #FlexiRasaMaxi 2.
“Selain itu, dari sisi bisnis, Jenius juga terus tumbuh dan menjangkau lebih banyak segmen dari retail hingga korporasi,” ujar Irwan Tisnabudi, Digital Banking Head Bank BTPN.
Dia melihat, berdasarkan hasi survei bertajuk Jenius Study: 96% teman Jenius rutin menabung, meningkat dari 70% pada tahun sebelumnya. Sebanyak 73% dari semua teman Jenius yang sudah rutin menabung ini ternyata mengalokasikan dana untuk menabung lebih dari yang disarankan oleh perencana keuangan (10%-20% dari pendapatan). Menurut Jenius Study yang sama, 83% teman Jenius sudah menyadari pentingnya mencatat cash flow, naik dari 73% pada tahun sebelumnya.
Irwan mengungkapkan dengan fitur-fitur yang telah dihadirkan Jenius sudah bisa membantu nasabah untuk mengatur cash flow. Menuurtnya, tahun 2023, 55% nasabahnya sudah menggunakan Flexi Cash untuk membantu mengatur cash flow, antara lain untuk modal bisnis, renovasi rumah, beli barang impian, dan lainnya. “Fitur-fitur pada aplikasi Jenius juga membantu teman Jenius untuk bertransaksi dengan lebih simpel baik di dalam dan luar negeri,” tuturnya.
Dia mengatakan hal tersebut tentu menjadi pendorong kinerja yang positif, hasilnya hingga akhir Juni 2023, Jenius mencatatkan pertumbuhan pengguna (registered user) sebesar 19% secara tahun ke tahun menjadi 4,8 juta. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dikelola Jenius meningkat 43% secara tahun ke tahun menjadi Rp24,7 triliun, dan total produk pinjaman mencapai Rp1,3 triliun, tumbuh 119% secara tahun ke tahun.
Dari sisi persaingan, dia mengakui bahwa saat ini persaingan di bank digital semakin ketat, namun pihaknya tidak khawatir, pasalnya perusahaan terus memberikan user experience yang berbeda. “Produk itu gampang sekali dicopy, yang membedakan bagaimana kami memberikan user experience yang berbeda,” ungkapnya.
Editor : Eva Martha Rahayu
Swa.co.id