Perusahaan layanan logistik DHL Express telah meresmikan fasilitas South Asia Hub baru di Bandara Changi, Singapura dengan investasi senilai Sin$ 140 juta atau Rp 1,3 triliun. Tujuan hub baru ini untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi operasional yang menghubungkan lebih dari 70 DHL Express gateway di kawasan Asia Pasifik, termasuk 6 gateway di Indonesia.

DHL Express South Asia Hub di Bandara Changi, Singapura (Dok. DHL Express)

Hub ini berlokasi di Pusat Pengiriman Barang Changi (CAC) dengan luas 23.600 meter persegi yang dilengkapi dengan sistem pengolahan dan penyortiran paket ekspres yang sepenuhnya terotomatisasi. Fasilitas baru ini 33 persen lebih besar dari hub sebelumnya di mana mampu mengoperasikan pengiriman barang sebanyak 628 ton per hari dari yang sebelumnya hanya 200-300 ton per hari. Dengan conveyor belt sepanjang 3 kilometer, proses pengiriman meningkat enam kali lebih cepat dibandingkan dengan operasi manual di hub sebelumnya.

Selain memungkinkan untuk menangani pertumbuhan volume pengiriman, beberapa pengiriman ekspor sekarang dapat dikirim langsung ke hub, melewati service center. Hal ini mempersingkat operasi secara keseluruhan dengan mengurangi perjalanan dan penanganan pengiriman waktu. Dengan hub yang terletak pada kawasan Free Trade Zone maka arus barang antara pesawat dan fasilitas memungkinkan kiriman dipindahmuatkan dalam waktu satu jam.

Menurut Ken Allen, CEO DHL Express selama bertahun-tahun, DHL Express telah berinvestasi secara signifikan untuk meningkatkan jaringan dan layanan di Asia Pasifik. “Investasi kami di DHL South Asia Hub adalah yang terbaru dalam serangkaian investasi jaringan global yang dibuat, dan merupakan investasi infrastruktur terbesar yang dibuat di Singapura. Singapura dipilih sebagai negara strategis tidak hanya karena meningkatkan kemampuan jaringan operasional, tetapi juga mendukung pertumbuhan perdagangan di wilayah ini,” ujar Allen di Singapura, (18/10).

Pada kesempatan yang sama menurut Ken Lee, CEO DHL Express Asia Pacific, South Asia Hub merupakan tonggak penting untuk meningkatkan strategi multi-hub DHL di wilayah ini. Dengan empat hub di Asia Pasifik yakni Hong Kong, Shanghai, Singapura, dan Bangkok maka konektivitas antar 70 gateway di seluruh wilayah semakin efisien. “Ini juga akan memungkinkan kami menambah penerbangan jaringan masuk dan keluar dari Singapura, seperti pengenalan terbaru dari penerbangan Phnom Penh-Bangkok yang menambah layanan Bangkok-Singapura karena perdagangan regional terus tumbuh,” ungkap Lee.

Peningkatan efisiensi dicapai dari kecepatan penyortiran dan akurasi dari sistem otomatis, pemindai multi dimensi yang mempercepat pembacaan kode batang, dan mesin X-ray otomatis yang memindai kiriman hingga tiga kali lebih cepat dari sistem sebelumnya. Selain itu, fasilitas ini sebagian didukung oleh tenaga matahari, yang memberikan sekitar 20 persen dari konsumsi energi di hub. Sistem otomatis ini juga meningkatkan produktivitas, memungkinkan karyawan untuk fokus pada tugas yang lebih penting seperti mitigasi risiko untuk mencegah penundaan kiriman yang dapat terjadi, manajemen isu dan inspeksi keamanan tambahan.

DHL mengalami pertumbuhan pengiriman barang dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di bagian selatan Asia Pasifik. Antara 2012 dan 2015, rata-rata pengiriman harian untuk Oceania tumbuh sekitar 50 persen, Asia Selatan sebesar 30 persen dan Asia Tenggara naik 25 persen.

Adapun market size layanan Time Definite International (TDI) secara global mencapai € 19,7 miliar di mana DHL sebagai market leader dengan menguasai share sebanyak 34%. Sedangkan untuk pemain logistik lain seperti FedEx memiliki market share sebesar 26% dan UPS 22%. Untuk pasar Asia Pasifik sendiri, DHL Express menguasai 44% market share saat ini dengan menyumbang revenue sebanyak 36% untuk DHL Express secara global.