Management Trends

Jatuh Bangun Nanang Bisnis Ayam Goreng Nelongso dengan 70 Cabang

Keberhasilan sebuah bisnis butuh perjuangan. Selain dibutuhkan keberanian untuk mengambil risiko, juga butuh rencana matang dan perhitungan untung-rugi. Namun kenyataan di lapangan, justru banyak sekali ditemui orang yang dengan mudahnya menggelontorkan banyak modal di awal, namun keteteran di tengah jalan.

Lain halnya yang dialami oleh Nanang Suherman, pemilik merek Ayam Goreng Nelongso, yang kini viral video mengenai perjalanan pasang surut bisnisnya di Channel Youtube Pecah Telur. Nanang memulai bisnis tanpa modal uang yang banyak, hingga akhirnya berhasil mengembangkan bisnis kuliner di Malang hingga 70 cabang. Sebelumnya, dia pernah jatuh dari usaha yang menyisakan banyak hutang.

Banyak lika-liku yang dilaluinya dalam usaha kuliner, dari menemukan resep bebek goreng yang empuk dan enak, mengolah ayam goreng crispy sampai terbakarnya ruko Ayam Goreng Nelongso. Berasal dari keluarga yang kurang mampu, Nanang merupakan anak tunggal dari kedua orang tuanya, sehingga sulit menutup hutang-hutangnya.

Awal perjalanan bisnis diawali menjadi loper koran pada tahun 2005 saat kuliah semester satu, untuk memenuhi kehidupan dan biaya kuliah di Malang. “Awal bisnis jadi loper koran, di lampu merah di kawsan Dinoyo. Bahkan saudara saya saat itu melihat saya jual koran di lampu merah merasa malu,” ujar Nanang mengenang. Berawal dari menjadi asongan koran dan pengepul besi tua, hingga kemudian usahanya lancar dan membuatnya menjadi seorang pengekspor biji plastik.

Pebinis yang aktif berbagi kisah di Instagram ini mengaku sejatinya dia sempat sukses. Namun, usaha biji plastik yang dijalankan akhirnya merugi dan gulung tikar. Lalu, tanpa putus asa, Nanang memulai terjun ke bisnis kuliner. Dia mengatakan bahwa bisnis kuliner dijalani karena sudah tidak ada modal dan pilihan lainnya. “ Saat bisnis bangkrut hanya menyisakan uang Rp 500 ribu saya pilih kuliner. Sebab, sudah tidak ada pilihan bisnis lagi dengan uang terbatas,” jelas Nanang dengan nada pilu.

“Usaha warung makan ini simple, tidak ribet. Karena saya tidak bisa masak makanya saya cuma jual lalapan ayam sama sambal. Yang kedua konsep rumah makan ini saya bikin murah karena saya menyasar mahasiswa-mahasiswa yang suka makan murah namun tidak murahan,” jelas Nanang tentang konsep usaha Ayam Goreng Nelongso tersebut.

Kini, siap sangka usaha ayam goreng Nanang berkembang pesat dan banyak pelanggan. Nama “Nelongso” dalam Bahasa Jawa berarti menyedihkan atau prihatin. Sementara karyawan di rekrut orang-orang yang berkarakter baik. “Karyawan yang saya rekrut bisa dipastikan orang baik dan saya didik agar pintar mengelola usaha ayam goreng,” jelas ayah 6 anak ini yang enggan membeberkan nilai omzetnya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved