Business Research Trends

Kaum Muda Indonesia Perlu Tingkatkan Keterampilan Digital

Kaum Muda Indonesia Perlu Tingkatkan Keterampilan Digital

Pekerja muda di ASEAN sangat terdampak oleh pandemi. Terhitung sebanyak 6,2% generasi muda kehilangan pekerjaan, angka ini lebih besar jika dibandingkan dengan orang dewasa yang berada di angka 2,8%. Tren ini diperkirakan akan semakin menempatkan generasi muda yang kurang terlayani (underserved youth), seperti perempuan dan difabel, dalam posisi yang kurang menguntungkan.

Berupaya mendalami isu dan menghadapi tantangan ini dengan pendekatan yang efektif, ASEAN Foundation berkolaborasi dengan Plan International meluncurkan laporan penelitian berjudul ‘Mind the Gap: Mapping Youth Skills for the Future in ASEAN’ dengan dukungan Google.org.

Penelitian mendalam ini berfokus pada kaum muda dari kelompok minoritas, perempuan, difabel, pengangguran dan pekerja dengan pendapatan di bawah minimum. Secara total terdapat 1.080 responden dan 320 peserta FGD yang wawancara dari sepuluh negara ASEAN yang terlibat.

Menurut penelitian ini, mayoritas kaum muda Indonesia tidak mempunyai cukup keterampilan di bidang digital, baik pada level dasar maupun lanjutan. Sebanyak 25% responden tidak menguasai keterampilan digital lanjutan, sementara 48% hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak menguasai keterampilan digital lanjutan, dan 32% memiliki sedikit atau tidak menguasai keterampilan digital di tingkat dasar.

Sekitar 64% kaum muda Indonesia merasa bahwa keterampilan di bidang self-leadership atau kepemimpinan diri paling membantu dalam mendapatkan pekerjaan. Keterampilan dalam bidang ini di antaranya manajemen waktu, kewirausahaan, inisiatif, sifat dapat dipercaya, dan kemampuan bekerja di bawah tekanan. Pada posisi kedua, keterampilan interpersonal seperti kepemimpinan atau kerja tim dianggap mendukung dalam mendapatkan pekerjaan oleh 42% responden.

“Dengan dunia mulai bergerak memasuki era pasca-Covid, dampak pandemi masih terasa. Perubahan drastis di dunia kerja saat ini mewajibkan kaum muda untuk beradaptasi lebih cepat, baik itu melatih kembali atau meningkatkan keterampilan mereka dengan mandiri,” ujar Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Yang Mee Eng.

Dalam bersaing mendapatkan pekerjaan yang layak, kaum muda Indonesia masih termotivasi meningkatkan kemampuan pada ragam bidang meski telah relatif menguasai bidang-bidang tersebut. Adapun ragam bidang yang dimaksud, yakni kepemimpinan diri sebesar 56%, interpersonal 46%, dan keterampilan kognitif 35%. Prioritas untuk meningkatkan dan melatih kembali keterampilan sejalan dengan upaya yang membantu dalam mendapatkan pekerjaan.

Sementara itu, kebutuhan untuk peningkatan keterampilan digital dasar mencapai 40%. Kemudian walaupun terdapat peningkatan terhadap permintaan akan keterampilan digital lanjutan di dunia kerja, hanya 35% kaum muda yang percaya bahwa peningkatan keterampilan ini diperlukan.

Pengusaha dari sektor swasta yang terlibat dalam penelitian ini juga mengungkapkan bahwa perpaduan keterampilan digital dasar dan keterampilan interpersonal adalah yang paling banyak mereka butuhkan. Sejalan dengan hal tersebut, sekitar 40% kaum muda Indonesia merasa penting untuk meningkatkan keterampilan digital dasar mereka.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa 1 dari 2 kaum muda Indonesia yakni sekitar 48% bercita-cita bekerja di sektor pemerintahan. Adapun 35% lainnya ingin menjadi wirausaha, atau bekerja di bidang media dan komunikasi 29% dan di bidang keuangan sebesar 27%. Sementara itu, sebagian kecil, yakni sekitar 18% memilih bidang teknologi, pendidikan 11%, kesehatan 8%, transportasi 4%, organisasi nirlaba 4%, dan energi 2% untuk prospek karir mereka.

Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, mengatakan, dalam dua tahun terakhir, tim Bridges to the Future Indonesia dari Plan Indonesia telah intens bekerja sama dengan ASEAN Foundation dan juga perusahaan, berbagai sektor swasta, komunitas, dan lembaga pemerintah untuk menjalankan misi program.

“Selanjutnya, hingga 2022, tim Plan Indonesia telah melaksanakan pelatihan kapasitas kerja bagi lebih dari 3.000 anak muda di wilayah Jabodetabek. Sekitar 910 dari mereka menerima kesempatan kerja dari perusahaan mitra Plan Indonesia,” ucapnya.

Sebagai informasi, program Bridges to the Future: ASEAN Youth Employment bertujuan mendukung generasi muda ASEAN untuk tak hanya menguasai keterampilan terkini yang diperlukan untuk (kembali) memasuki dunia kerja, tapi juga membangun ekonomi pasca pandemi yang berkelanjutan.

Lebih lanjut, Dini menambahkan bahwa Bridges to the Future: ASEAN Youth Employment telah menebarkan manfaat bagi lebih dari 9.000 kaum muda Indonesia melalui kombinasi webinar online dan bursa kerja yang berlangsung di tengah pandemi. Selain itu, ia juga mengundang perusahaan, organisasi nirlaba, organisasi publik dan swasta untuk menggunakan ASEANJobs.org sebagai platform untuk menjangkau dan mempekerjakan lebih banyak kandidat muda. Dukungan dan kolaborasi antara sektor publik dan swasta tersebut akan mendorong keberhasilan dalam menjembatani kesenjangan pekerjaan di ASEAN.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved