Trends

Keberanian Pertamina & Mitra Kolaborasi Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik

Oleh Editor
Keberanian Pertamina & Mitra Kolaborasi Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik
Presiden Jokowi, CEO Pertamina Nicke Widyawati, CEO Electrum Pandu Sjahrir, CEO PT Wika Industri Manufaktur (WIMA) Muhammad Samyarto, CEO Go-Jek Kevin Aluwi (Foto-foto: dari video Sekretariat Presiden)..

Presiden Jokowi memuji langkah berani CEO Pertamina Nicke Widyawati, bersama para CEO Electrum, Gojek, dan Gesits (PT Wijaya Karya/ WIKA), ”Saya sangat menghargai keberanian perusahaan tersebut dan para CEO-nya, masuk dari hulu sampai hilir untuk mulai membangun ekosistem kendaraan listrik,” ujar Presiden pada acara peluncuran ujicoba ekosistem kendaraan listrik di Jakarta, 22 Februari 2022. Pada acara tersebut, juga hadir CEO Grup GoTo Andre Soelistyo, CEO Electrum Pandu Sjahrir, CEO Go-Jek Kevin Aluwi, dan CEO PT Wika Industri Manufaktur (WIMA) Muhammad Samyarto.

Ikhtiar membangun ekosistem kendaraan listrik ini memang merupakan kolaborasi antara Pertamina, Electrum (patungan PT TBS Energi Utama Tbk/TOBA dan Go-Jek), PT Wijaya Karya/WIKA (melalui anak usahanya: WIMA), dan Gogoro. Secara garis besar, Pertamina antara lain berkontribusi dari sisi penyediaan stasiun pengisian dan penggantian baterai pada jaringan SPBU yang sudah dimiliki Pertamina dan peggunaan aplikasi MyPertamina. Electrum antara lain dari sisi produksi baterai. Wika memproduksi motor listrik Gesits bekerja sama dengan Gogoro, produsen motor listrik dari Taiwan – yang merupakan anak perusahaan HTC, salah satu produsen smartphone terbesar di dunia.

Presiden Jokowi menekankan, Pemerintah sangat serius masuk di bidang energi baru terbarukan. Termasuk di dalamnya industri kendaraan listrik. Program ini, tambah Jokowi, ”Terkait dengan target Pemerintah untuk dapat mewujudkan target emisi karbon mencapai 29% pada 2030, dan emisi nol atau net zero carbon pada 2060.”

Presiden Jokowi, Pengemudi Gojek Ismail, dan CEO Pertamina Nicke Widyawati,

Untuk dapat mewujudkan target penurunan emisi tersebut, peran kendaraan listrik yang ramah lingkungan ini memang sangat besar. Oleh karena itu, ikhtiar membangun ekosistem kendaraan listrik dari hulu sampai hilir ini menjadi sangat penting. Di sisi lain, ini juga merupakan peluang sangat besar bagi Indonesia menggarap ekosistem industri kendaraan listrik, dari hulu sampai hilir.”Kita harapkan Indonesia nanti betul-betul mampu merajai menjadi produsen kendaraan listrik,” kata Presiden.

Ditargetkan pada 2025, dua juta kendaraan listrik sudah bisa digunakan masyarakat Indonesia, dan selanjutnya kita juga akan mulai menggarap pasar ekspor, tambah Jokowi. Untuk itu, Presiden berharap pabrik baterai listrik bisa segera dibangun dalam kapasitas besar. Dari sisi kendaraannya, PT Wijaya Karya bekerja sama dengan Gogoro juga diharapkan dapat menyediakan kendaraannya, Gesits, yang juga akan ditingkatkan lagi kapasitas produksinya. Dengan demikian, ekosistem kendaraan listrik benar-benar dapat terbangun dan dan siap berkompetisi dengan negara-negara lain.

Sekarang ini, menurut Nicke, Pertamina sudah menyediakan 143 swapping station untuk isi ulang baterai. Prosesnya menurut Nicke sangat simpel. Baterai yang akan diisi ulang tinggal dimasukkan ke dalam rak-rak yang sudah disediakan, lalu pengemudi motor tinggal mengambil baterai lain yang sebelumnya sudah terisi penuh di rak lain. “Prosesnya bisa cepat, menggunakan aplikasi MyPertamina. Swap n go,” ujar Nicke. Prosesnya, seperti diperagakan salah satu pengemudi Go-Jek, Pak Ismail, hanya sekitar 5 menit. Langsung motor bisa jalan lagi dengan baterai penuh.

Tahun ini, tambah Nicke, jumlah swapping station akan ditingkatkan menjadi 1.000. Letak stasion isi ulang baterai ini di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum) Pertamina yang lokasinya tersebar di mana-mana. Jadi konsumen bisa dengan mudah menemukan lokasi untuk isi ulang baterai ini.

Menurut Kevin Aluwi, penggunaan motor listrik ini juga bisa lebih hemat dibandingkan menggunakan motor yang menggunakan BBM (bahan bakar minyak). Dalam sehari, kata Ismail, pengemudi Go-Jek, dia biasanya habis sekitar Rp 45 ribu untuk belanja BBM. Dengan menggunakan baterai, dia hanya mengeluarkan biaya sewa baterai Rp 30 ribu per hari, atau bisa berhemat Rp 15 ribu per hari. ”Selain itu, saya juga bisa berhemat dari belanja olie dan servis motor,” tutur Ismail. Karena motor listrik memang tidak memerlukan olie dan servis mesin motor.

Ke depan, papar Nicke kepada Presiden, rencananya ukuran dan spesifikasi baterai akan distandarisasi untuk beberapa jenis motor. Dengan demikian, maka skala produksi baterai bisa besar dan karena itu bisa efisien dalam proses produksinya di dalam negeri. Sekarang ini, tambah Nicke, ”standar baterai yang dipakai masih beda-beda.”

Presiden Jokowi melepas barisan pengemudi G0-Jek dengan motor listrik.

Yang juga menarik, ujar Nicke lagi, nanti kalau membeli motor tak perlu pakai baterai. Karena baterainya akan disediakan dan bisa diisi ulang di stasion Pertamina. Jadi harga motor listrik bisa lebih affordable. Harga motor bisa menjadi lebih terjangkau, “karena harga baterai itu sekitar separuh harga motor,” tambah Kevin. “Jadi standarisasi baterai dan skala produksi baterai ini menjadi sangat penting.”

Ke depan, ujar Nicke dan Pandu Sjahrir, bisa ditetapkan misalnya, jenis motor apa pun yang masuk Indonesia, standar baterai harus sesuai standar baterai yang sudah ditetapkan ekosistem. Ini supaya efisien dan sesuai dengan ekosistem yang sudah dibangun di sini. Dengan demikian, jika skala produksi sudah besar, peluang untuk bisa kompetitif di pasar ekspor juga akan terjadi.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved