Trends Economic Issues zkumparan

Kebijakan Makroprudensial Penting untuk Pemulihan Ekonomi Nasional

Kebijakan makroprudensial semakin penting di tengah pandemi covid-19 saat ini. Hal tersebut dikarenakan, kebijakan ini dipercaya bisa menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pemulihan ekonomi.

“Bersama dengan kebijakan moneter, kebijakan fiskal, regulasi mikroprudensial bisa menjag sistem keuangan dan mendorong pemulihan ekonomi kita,” kata Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia di Jakarta (28/5/2021). Kebijakan makroprudensial, menurutnya, bisa mengelola ketidakseimbangan keuangan secara keseluruhan di sektor-sektor. Kebijakan ini dipandang dapat mendorong akselerasi ekonomi, seperti sektor properti, otomotif, dan UMKM, maupun sektor prioritas lain yang berorientasi ekspor.

Adapun kebijakan makroprudensial yang telah diimplementasikan oleh BI untuk mempercepat pemulihan nasional adalah kebijakan Loan to Value, penurunan uang muka bagi kredit perumahan serta kepemilikan kendaraan, penyesuaian kebijakan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dengan mengubah target RIM (84%-94%), menambahkan komponen wesel ekspor untuk mendorong kredit perbankan.

“Kami juga akan meluncurkan kebijakan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) dalam rangka mendorong kredit perbankan kepada sektor pembiayaan inklusif dan UMKM,” kata dia menambahkan. Ke depan BI akan merumuskan dan mensinergikan kebijakan makroprudensial secara inovatif untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional dengan tetap menjaga ketahanan stabilitas sistem keuangan.

Selain mengeluarkan kebijakan makroprudensial, BI juga memperkuat transparansi suku bunga kredit perbankan untuk mempercepat transmisi kebijakan moneter kepada suku bunga kredit perbankan dan meningkatkan kredit atau pembiayaan kepada dunia usaha. Penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan telah diikuti dengan penurunan suku bunga kredit baru. “Penurunan SBDK sebesar 174 bps selama periode Maret 2020 hingga Maret 2021 hanya diikuti dengan penurunan suku bunga kredit baru sebesar 59 bps,” ujarnya.

Dia berharap transmisi suku bunga kebijakan yang lebih baik ke suku bunga kredit dalam bentuk penurunan suku bunga kredit yang sepadan akan mampu meningkatkan permintaan kredit sehingga membantu pemulihan ekonomi. Sejak Februari 2021, BI telah mempublikasikan Asesmen Transmisi Suku Bunga Kebijakan Kepada Suku Bunga Dasar Kredit Perbankan. Langkah ini ditujukan untuk mendukung percepatan transmisi kebijakan moneter serta memperluas diseminasi informasi kepada konsumen baik korporasi maupun individu guna meningkatkan tata kelola, disiplin pasar, dan kompetisi di pasar kredit perbankan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved