Trends Economic Issues zkumparan

Kemenperin Gaungkan Kolaborasi Startup dengan IKM

Kemenperin Gaungkan Kolaborasi Startup dengan IKM
Dunia industri memanggil para akademisi, peneliti, startup, science techno park, untuk bersama-sama membangun IKM melalui program startup 4 industry.

Guna mendorong transformasi industri kecil dan menengah (IKM), Kementerian Perindustrian melakukan gerakan kolaborasi antara IKM dengan tech startup sebagai penyedia teknologi. Peta jalan Making Indonesia 4.0 telah menyebutkan salah satu langkah aksi yaitu memberdayakan IKM melalui teknologi.

“IKM diharapkan membuka diri dan berkolaborasi untuk memulai proses transformasi digital dengan bantuan startup sebagai technology provider atau problem solver, di mana inovasi teknologi digital yang dihasilkan merupakan tools yang dapat menjawab kebutuhan industri,” kata Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian RI, di Jakarta, (30/8/2019).

Konektivitas menjadi pondasi utama di era industri 4.0. Oleh karena itu, kolaborasi antar berbagai pihak diperlukan untuk mengubah tantangan menjadi peluang. Transformasi digital pun menjadi sorotan utama karena jumlah IKM di Indonesia sebagaimana disebutkan dalam data BPS berjumlah lebih dari 4,4 juta unit usaha yang setara dengan 99% dari seluruh unit usaha industri di Indonesia.

Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi lndonesia (MIKTI) melaporkan dalam Mapping & Database Startup Indonesia 2018, bahwa jumlah startup di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 992 startup; 52,6% diantaranya atau 522 startup berada di wilayah Jabodetabek.

“Saya yakin, tidak sedikit dari startup tersebut merupakan technology provider yang dapat menghasilkan teknologi digital yang aplikatif dan solutif bagi IKM untuk dimanfaatkan di lini manajerial, produksi, maupun pemasaran,” imbuh Airlangga. Sehingga, keberadaan startup menjadi hal penting dalam akselerasi transformasi digital IKM melalui penerapan teknologi digital hasil inovasi startup teknologi.

Melalui kebijakan serta pelaksanaan program pembinaan, Kementerian Perindustrian akan mendukung IKM dalam menyiapkan diri untuk melakukan transformasi digital, serta mendorong startup teknologi untuk lebih banyak lagi hadir dalam memberikan inovasi teknologi yang tepat kepada IKM. Dunia industri memanggil para akademisi, peneliti, startup, science techno park, untuk bersama-sama membangun industri kecil dan menengah lebih berkelas melalui program startup 4 industry.

Gati Wibawaningsih, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, menyampaikan, seminar nasional “Startup, Tech Provider 4 IKM” merupakan langkah dalam mewujudkan Making Indonesia 4.0 Startup 2019. Acara ini digelar dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan kesiapan IKM untuk melakukan transformasl digital menuju Industri 4.0 dan menguatkan keberadaan dan peran startup teknologi sebagai technology provider bagi IKM.

Selain itu. memunculkan dan membagi kisah sukses implementasi teknologi digital di IKM agar menjadi stimulan bagi IKM lainnya, dan yang tidak kalah penting yaitu pemerintah, dalam hal ini Ditjen IKMA. mendapat masukan terkait kebutuhan pembinaan startup di bidang teknologi industri 4.0 ke depan.

Adapun rangkaian program “Startup 4 Industry 2019” dimulai pada publikasi dan registrasi yang dilakukan pada tanggal 20 Agustus 20 Oktober 2019. Kemudian, Tech Link atau business matching antara IKM dengan startup yang akan dilaksanakan di Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Makassar, Medan, Tangerang dan Bekasi pada rentang 31 Agustus 18 September 2019.

“Adapula sosialisasi kompetisi Hack Industry dan Comptech di kota Bandung, Malang, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Makassar, Medan, Batam, dan Bali pada 31 Agustus 19 September 2019,” papar Gati. Program Startup 4 Industry ini diharapkan dapat mengkatalisator proses transformasi digital di IKM yang berbasis pada pemecahan masalah yang dihadapi, demi terwujudnya IKM unggul untuk masa depan industri Indonesia yang lebih baik.

Menperin menambahkan, peluang dari adanya digital economy hingga tahun 2025 adalah mencapai US$ 150 miliar, hampir semua sektor telah terkena disrupsi. “Kita perlu mengantisipasi. Ada pekerjaan baru yang diciptakan, namun masih juga ada pekerjaan lama yang harus ditransformasikan, Maka dari itu pemerintah melakukan program re-training, re-skilling, hingga kartu pra-kerja agar mereka yang terkena disrupsi dapat memperoleh skill baru,” tegas Airlangga.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved