Total kontribusi klaim dan manfaat yang dibayarkan asuransi jiwa per Q3/2019 sebesar Rp 104,30 triliun dari realisasi Q3/2018 sebesar Rp 88,82 triliun. Peningkatan nilai ini menunjukkan bahwa industri asuransi jiwa terus berkomitmen dalam memenuhi kewajiban kepada nasabah.

Total manfaat asuransi meninggal dunia yang dibayarkan pada Q3/2019 mencapai Rp 7,2 triliun dari realisasi periode 9 bulan tahun 2018 yaitu Rp 6,86 triliun. Rata-rata nilai uang pertanggungan yakni Rp 120 juta/polis. Dengan angka tersebut, terdapat kurang lebih 60 ribu keluarga yang terbantu dalam kurun waktu 9 bulan hingga Q3/2019.

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa, Budi Tampubolon, menyebutkan dengan perhitungan demikian, diperkirakan sepanjang 2019, ada kurang lebih 75 ribu keluarga yang terbantu. “Data Q4 belum keluar, kira-kira dua minggu. Nanti kita lihat saja,” ujarnya saat workshop AAJI di Sentul, Bogor, pekan lalu.

Rincian lain yang dibayarkan juga mencakup nilai tebus (surrender) dan partial withdrawal. Tren surrender pada Q3/2018 dan Q3/2019 meningkat sebesar 14,3%, sementara partial withdrawal meningkat 21,8% dalam periode yang sama.

Peningkatan tren surrender dan partial withdrawal ini, menurut Budi, tidak bisa serta-merta dikaitkan dengan kasus yang terjadi baru-baru ini. “Kasus tersebut naik ke publik pada akhir 2018. Jika demikian, seharusnya sepanjang 2019 sudah kejadian secara masif. Artinya, data Q3 2019 ini seharusnya sudah cukup merepresentasikan. Tapi terlihat di data tersebut, tidak ada kenaikan secara signifikan,” jelasnya.

Menurut Budi, masing-masing perusahaan asuransi jiwa sudah memodelkan surrender beserta berapa total yang harus dibayarkan, sehingga dananya sudah disiapkan sesuai portfolio dan rencana kerja masing-masing.

“Bagaimanapun surrender itu kejadian dan tidak mesti membuat kita panik. Perusahaan asuransi jiwa sudah mengasumsikan kok berapa yang surrender setiap tahun,” ujar Budi.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id